Indonesia.go.id - GWK, Ikon Kekuatan Masa Depan Bali

GWK, Ikon Kekuatan Masa Depan Bali

  • Administrator
  • Minggu, 13 November 2022 | 19:15 WIB
G20
  Pekerja beraktivitas di area Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park, Badung, Bali. Menjadi kawasan utama perhelatan G20. ANTARA FOTO
Presiden Joko Widodo mengundang para kepala negara anggota G20 dan peserta Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 untuk menikmati jamuan makan malam megah (gala dinner) di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK).

Bali adalah surganya wisata masyarakat dunia karena semua yang ingin dilihat ada di pulau ini. Seperti keindahan alam dengan cantiknya pantai-pantai selatan dan sejuknya udara pegunangan di utara, kekayaan budaya sampai kepada keramahan penduduknya.

Pulau dengan 86,8 persen penduduknya beragama Hindu ini juga dikenal sebagai daerah dengan banyak bangunan ikonik. Misalnya Pura Besakih, Pura Uluwatu, Pasar Sukawati, salah satunya adalah Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana atau dikenal juga sebagai GWK. Letaknya di bagian selatan pulau Bali, tepatnya di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Atau sekitar 40 kilometer arah selatan Denpasar, ibu kota Provinsi Bali.

Dalam kawasan perbukitan batu kapur seluas 240 hektare di ketinggian 263 meter dari permukaan laut itu berdiri patung Garuda Wisnu Kencana. Ia menggambarkan sosok Dewa Wisnu yang merupakan Dewa Pemelihara atau Sthiti sedang menunggang burung garuda dan menjadi simbol misi penyelamatan lingkungan dan dunia.

Ukuran patung sungguh menggetarkan karena sangat tidak biasa. Karena dimensi patung yang satu ini sungguh luar biasa. Patungnya saja menjulang capai 76 meter ditambah sebuah struktur penyangga setinggi 55 meter. Kemudian masih ada bentang sayap burung garuda sekitar 66 meter.

Ukuran itu mengalahkan patung kebanggaan rakyat Amerika Serikat, Liberty. Pasalnya, patung di muara Sungai Hudson, Kota New York itu hanya menjulang setinggi tak sampai 46 meter atau total 93 meter jika ditambah struktur penyangganya.

Karena tingginya tadi, patung Garuda Wisnu Kencana seberat sekitar 4.000 ton itu dapat terlihat secara jelas hingga jarak sekitar 40 kilometer. Seperti di Pantai Kuta, Pantai Sanur, Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, dan jalan tol laut Mandara yang melintasi Teluk Benoa.

Patung hijau berbahan campuran tembaga dan baja ini adalah karya maestro patung dunia asal Bali, I Nyoman Nuarta dibantu 200 pekerjanya. Namun, siapa sangka, patung hasil penggabungan 754 modul itu dapat mengalahkan Liberty, kendati sepenuhnya dikerjakan lewat teknik pengelasan dan peralatan sederhana.

The Straits Times menobatkan Garuda Wisnu Kencana sebagai patung tembaga terbesar di dunia. Ia juga menjadi tertinggi keempat setelah Patung Vallabhbhai Patel pemimpin pertama India (182 meter), Sang Buddha di Tiongkok (153 meter) dan Mynmar (130 meter).

Biasa disingkat sebagai GWK, patung ini bersama taman budayanya telah diresmikan Presiden Joko Widodo, 22 September 2018. Saat itu Indonesia sedang bersiap menjadi tuan rumah Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional, 8-14 Oktober 2018. Perhelatan itu dihadiri oleh sekitar 15.000 orang dari sekitar 189 negara. 

"Sebagai sebuah negara besar, kami tidak hanya punya warisan budaya seperti Candi Borobudur dan Prambanan saja dari kebesaran masa lampau. Kami dari tempat ini juga sedang membangun sebuah mahakarya budaya yang akan diakui oleh dunia," ujar Presiden ketika meresmikan GWK saat itu.

Ide membangun GWK telah muncul sejak 1989 ketika Nyoman Nuarta bertemu dua menteri era Presiden Soeharto, yaitu Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Joop Ave, Menteri Pertambangan dan Energi Ida Bagus Sujana, dan Gubernur Bali Ida Bagus Oka. Usulan itu disetujui Presiden Soeharto pada 1990 dan peletakan batu pertama tujuh tahun kemudian.

Hantaman krisis di 1997 membuat Nuarta menghentikan sementara pembuatan patung raksasanya dan dilanjutkan lagi pada 2013 sebelum akhirnya diresmikan Presiden pada 2018. Artinya, perlu waktu 28 tahun bagi Nuarta untuk mewujudkan mimpinya itu. Taman Budaya GWK tak melulu soal patung Dewa Wisnu saja, karena di dalam kawasan itu terdapat sejumlah tempat terbuka bernuansa eksotis.

 

Jamuan Makan

Misalnya saja Lotus Pond, alun-alun berbentuk seperti sebuah lembah seluas 4.000 meter persegi yang dikelilingi tebing kapur tegak lurus berbentuk seperti pilar-pilar raksasa bangunan rumah. Lotus Pond di salah satu sisinya ini dilatari oleh patung besar GWK. Seperti namanya yaitu bunga lotus atau teratai yang merepresentasikan keindahan, kemakmuran, dan kesuburan yang selalu dibawa di tangan Dewa Wisnu.

Lotus Pond mampu menampung hingga 8.000 orang dan sudah beberapa kali mengadakan kegiatan berskala internasional seperti pagelaran budaya dan konser musik. Pada kegiatan Presidensi G20 kali ini, Indonesia akan mengenalkan GWK sebagai ikon masa depan Bali ini kepada para pemimpin pemerintahan negara-negara kekuatan ekonomi dunia.

Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo berencana mengundang para kepala negara anggota G20 dan sejumlah negara undangan (invitees) peserta Konferensi Tingkat Tinggi G20 untuk menikmati jamuan makan malam megah (gala dinner) di Taman Budaya GWK. Lokasi yang dipilih tentu saja Lotus Pond.

Untuk keperluan itu, pihak pengelola menutup sementara Lotus Pond bagi masyarakat umum. "Kami menyiapkan kelayakan, keindahan, dan kerapian yang memang dituntut untuk menjadikan acara jamuan makan malam KTT G20 sempurna," ujar Direktur Operasional Taman Budaya GWK, Stefanus Yonathan Astayasa.

Menurut Koordinator Tim Asistensi dan Kemitraan Panitia Nasional Presidensi G20 Indonesia, Wishnutama Kusubandio, lokasi di GWK dipilih sendiri oleh Presiden karena karakternya yang kuat dan unik. Keputusan itu dicetuskan Presiden ketika mengunjunginya, 25 Maret 2022 lalu.

 

Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Elvira Inda Sari