Indonesia.go.id - Capaian Konkret KTT G20 Bali

Capaian Konkret KTT G20 Bali

  • Administrator
  • Kamis, 17 November 2022 | 09:00 WIB
G20
  Presiden Joko WIdodo menutup secara resmi KTT G20 Indonesia 2022 di Nusa Dua, Bali, Rabu (16/11/2022). ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Zabur Karuru
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Tahun 2022 di Bali telah menghasilkan capaian konkret, antara lain, terbentuknya Dana Pandemi yang sampai saat ini telah terkumpul komitmen hingga USD1,5 miliar.

Tok! Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) akhinya secara resmi menutup Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Tahun 2022 yang digelar di Bali selama dua hari pada 15-16 November 2022.

Presidensi G20 Indonesia sendiri telah menyelenggarakan sekitar 437 acara sejak Desember 2021 untuk working group dan engagement group di 25 kota di tanah air.

Dalam sesi penutup KTT G20 yang digelar di Candi Room, The Apurva Kempinski Hotel, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Rabu (16/11/2022), Kepala Negara mengaku merasa terhormat telah memimpin G20 selama setahun terakhir demi mewujudkan pemulihan dunia yang inklusif dari pandemi.

Sebagai Presidensi G20, Indonesia telah mengupayakan berbagai solusi terbaik selama satu tahun kepemimpinan di tengah berbagai tantangan baru yang muncul. Presiden bersyukur bahwa G20 Indonesia telah menghasilkan sebuah dokumen berupa Deklarasi Para Pemimpin G20 Bali.

Alhamdulillah hari ini kita dapat mengadopsi dan mengesahkan G20 Bali Leaders' Declaration. Ini adalah deklarasi pertama yang dapat diwujudkan sejak Februari 2022. Saya menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua yang hadir yang telah memberikan fleksibilitasnya sehingga deklarasi dapat disepakati dan disahkan,” ujar Presiden Jokowi.

Selain deklarasi bersama, termasuk mengecam invasi Rusia ke Ukraina, KTT G20 juga menghasilkan sejumlah capaian konkret. Capaian tersebut, antara lain, terbentuknya Dana Pandemi yang sampai saat ini telah terkumpul komitmen dana hingga USD1,5 miliar. Hasil lainnya adalah pembentukan dan operasionalisasi resilience and sustainability trust (RST) di bawah Dana Moneter Internasional (IMF) sejumlah USD81,6 untuk membantu negara-negara yang menghadapi krisis. Kemudian terkait energy transition mechanism di mana Indonesia memperoleh komitmen dari just energy transition partnership (JETP) sebesar USD20 miliar.

Disepakati pula komitmen bersama pemimpin G20 setidaknya melindungi 30 persen dari daratan dunia dan 30 persen lautan dunia di tahun 2030. Sekaligus melanjutkan komitmen mengurangi degradasi tanah sampai 50 persen tahun 2040 secara sukarela.

Adapun seluruh Leaders' Declaration KTT G20 Bali tersebut berisikan 52 paragraf yang dirangkum dari 24 dokumen komunike, rekomendasi, dan masukan dari hasil pembahasan Kelompok Kerja dan Pertemuan Tingkat Menteri G20. Ditambah dengan lampiran Agenda Aksi Pemulihan Inklusif yang Kuat. Total dokumen deklarasi beserta lampiran ada 1.186 halaman.

Indonesia, selaku pengampu Presidensi G20 tahun ini, mengusung tiga agenda prioritas, yaitu Arsitektur Kesehatan Global, Tranformasi Digital, dan Transisi Energi. Ketiga isu tersebut dinilai penting dalam menggandeng seluruh komunitas global untuk kembali bangkit dari pandemi Covid-19.

Berikut ini sejumlah hasil yang tertuang dalam dokumen Kelompok Kerja dan Pertemuan Tingkat Menteri/Gubernur Bank Sentral G20.

Transformasi Digital

Mengenai transformasi digital, Kelompok Kerja Ekonomi Digital (DEWG) G20 mengangkat konektivitas digital pascapandemi Covid-19. Para anggota DEWG menyepakati mengenai perlunya penguatan konektivitas digital yang bersifat people centered. Selain itu, disepakati pula bahwa konektivitas tersebut mencakup keamanan data digital.

Kemudian pada prioritas kedua terkait kecakapan digital dan literasi digital, anggota G20 DEWG sepakat untuk membuat kerangka untuk mengukur keterampilan dan literasi digital.

Selanjutnya pada prioritas ketiga terkait isu data free flow with trust and crossborder data flow, menjadi salah satu hal yang paling mendapatkan perhatian dari anggota DEWG. Sejatinya, Indonesia menempatkan prinsip keadilan, transparan, dan keabsahan dalam isu itu.

Arsitektur Kesehatan Global

Terkait arsitektur global kesehatan, tidak hanya dibahas dalam Kelompok Kerja Kesehatan (HWG) G20 tapi juga dalam Pertemuan Gabungan Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan (JFHMM) G20 serta Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20. 

Ada lima rekomendasi dan agenda aksi untuk memperkuat arsitektur kesehatan global. Salah satunya, pembentukan Dana Perantara Keuangan Pencegahan Pandemi, Kesiapsiagaan, dan Respons (PPR FIF) atau Dana Pandemi.

“Pembentukan FIF adalah salah satu terobosan bersejarah Presidensi G20 Indonesia bidang kesehatan. FIF akan bermanfaat untuk meningkatkan kapasitas global untuk pencegahan, persiapan dan respons terhadap pandemi di masa yang akan datang,” ujar Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin.

Sebagai contoh dana FIF tersebut dapat digunakan untuk riset dan produksi vaksin dan obat serta perlengkapan kesehatan.

Kemudian, harmonisasi standar protokol kesehatan global. Untuk membuat mobilitas lintas batas aman dan mempercepat pemulihan ekonomi,

Kelima, negara-negara G20 menyadari pentingnya memperluas penelitian dan kapasitas produksi untuk alat vaksin, terapi, dan diagnostik (VTD).

G20 Development Working Group (DWG) Meeting dan G20 Development Ministerial Meeting yang diampu Kementerian PPN/Bappenas menghasilkam tiga Outcome Documents, yakni G20 Roadmap for Stronger Recovery and Resilience in Developing Countries, including Least Developed Countries and Small Island Developing States; G20 Principles to Scale up Blended Finance in Developing Countries, including Least Developed Countries and Small Island Developing States; dan G20 Chair's Summary on Multilateralism for Sustainable Development Goals.

“Dalam dokumen tersebut, kami memprioritaskan transisi yang adil dan inklusif menuju ekonomi yang lebih hijau dan biru, memastikan perlindungan sosial adaptif bagi mereka yang paling rentan, sambil membangun UMKM yang produktif, kompetitif, yang tetap tangguh saat terjadi krisis,” ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa selaku Chair DWG, Senin (14/11/2022).

Satu hal, hasil dari deklarasi ingin memastikan G20 bermanfaat tidak saja untuk anggotanya, namun juga bagi dunia, dan utamanya negara-negara berkembang. “Let us recover together, recover stronger,” tukas Presiden seraya menutup KTT G20 di Nusa Dua, Bali.

Sampai jumpa di Presidensi G20 berikutnya di India!

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Elvira Inda Sari