Indonesia.go.id - Peran Polisi Adat Bali di Perhelatan Akbar KTT G20

Peran Polisi Adat Bali di Perhelatan Akbar KTT G20

  • Administrator
  • Selasa, 8 November 2022 | 12:04 WIB
G20
  Pecalang atau satuan pengamanan desa adat di Bali mengikuti apel gelar pasukan Operasi Puri Agung 2022 dalam rangka pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Denpasar, Bali, Senin (7/11/2022). ANTARA FOTO/ Nyoman Hendra Wibowo
Keterlibatan pecalang tak lepas dari peran mereka dalam Sistem Pengamanan Lingkungan Terpadu Berbasis Desa Adat.

Ratusan pecalang atau polisi adat Bali turut dalam Apel Gelar Pasukan Operasi Puri Agung 2022, dalam Rangka Pengamanan KTT G20, di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala, Denpasar, Bali, Senin (7/11/22).

Operasi Puri Agung yang digelar pada 8--17 November 2022 tersebut melibatkan 9.700 personel Polri dan 3.669 pasukan cadangan dari Brimob yang disiagakan untuk mengamankan pelaksanaan KTT G20 di Bali. Perhelatan akbar tersebut akan digelar di kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung, 15-16 November 2022.

Saat memimpin apel akbar itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta seluruh jajarannya yang terlibat dalam pengamanan KTT G20 bekerja profesional dan penuh tanggung jawab demi menjaga kredibilitas bangsa di mata dunia.

Ia pun menegaskan, pihaknya akan mengedepankan pendekatan humanis. Tapi, tetap tegas dalam menghadapi segala situasi yang muncul.

Dalam operasi KTT G20 nanti, Kapolri mengatakan, polisi akan bertanggung jawab terhadap keamanan berlapis di ring tiga. “Khusus ring tiga adalah lapisan terluar yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Polri dituntut untuk menampilkan sosok pengamanan yang humanis, ramah, namun tegas ketika dibutuhkan, sehingga mampu mereduksi potensi ancaman keamanan yang mengganggu jalannya KTT G20,” tegas Kapolri Listyo.

Dalam pengamanan KTT G20, Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono menambahkan, pihaknya akan berkolaborasi dan berkoordinasi serta bersinergi dengan TNI, kementerian, lembaga, pemerintah daerah, termasuk unsur masyarakat, seperti pecalang.

Wakapolri pun berharap dengan persiapan yang matang dan baik, maka segala potensi kerawanan yang sudah dipetakan dapat diminimalkan. Dengan demikian pelaksanaan puncak Presidensi G20 Indonesia 2022 berjalan aman dan lancar baik pada side event maupun main event pada 15-16 November mendatang.

Keterlibatan pecalang tak lepas dari peran mereka dalam Sistem Pengamanan Lingkungan Terpadu Berbasis Desa Adat atau Sipandu Beradat. Mereka adalah ujung tombak dalam penanganan keamanan dan ketertiban masyarakat di tingkat desa.

Sebagai salah satu komponen penting Sipandu Beradat, para pecalang akan dilibatkan dalam pengamanan kegiatan G20 secara langsung. Mereka bersiaga di beberapa lokasi pelaksanaan KTT, perlintasan yang dilewati delegasi, maupun tempat wisata sekitar Bali.

Sosok pecalang amat khas--karena hanya diperuntukkan untuk laki-laki dewasa--dengan udeng di kepala, memakai baju putih atau hitam, mengenakan rompi serta bawahan kain sarung kotak-kotak.

Peran pecalang di Pulau Dewata memang istimewa. Mereka dipilih karena berintegritas tinggi serta memiliki kemampuan lebih dalam mengawasi dan mencium potensi kerawanan sosial. Mereka kerap menjaga setiap kegiatan publik seperti upacara adat Ngaben, kegiatan adat Kuningan dan Galungan, festival budaya, konser musik, konferensi internasional, hingga mengamankan umat muslim yang menunaikan salat Jumat.

Selama KTT G20 berlangsung, Polri memanfaatkan Forum Sipandu Beradat ini untuk mengantisipasi potensi gangguan sekecil apapun. Forum yang hanya ada di Bali itu merupakan bentuk kemitraan polisi dengan masyarakat berbasis community policing, yang melibatkan bankamda, pecalang, linmas, satpam, dan komponen keamanan lainnya di bawah binaan bhabinkamtibmas dan babinsa di tingkat desa adat.

Kelompok pecalang tersebut akan bergerak di lapangan bersama aparat kepolisian dan TNI juga stakeholder lainnya, seperti dinas perhubungan, tim SAR, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Pada kesempatan berbeda, Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet mengatakan, sejumlah desa adat terlibat aktif dalam pengamanan KTT G20. “Ada sekitar 25 desa adat sudah di-briefing, sering kita sosialisasikan. Desa adat dan pecalang-pecalang siap mengamankan dan menyukseskan G20,” tukasnya.

Keamanan VVIP

Pemerintah sendiri menyiapkan sekitar 18.000 pasukan gabungan TNI/Polri yang akan terlibat dalam pengamanan KTT G20. Mengingat ada lebih dari 50 kepala negara dan pimpinan pemerintahan serta lembaga internasional yang bakal hadir ke Bali.

Kekuatan pasukan juga ditambahkan dengan 13 kapal KRI yang bersiaga di perairan sekitar Hotel Apurva Kempinski dan kawasan Nusa Dua. Selain itu, sebanyak 15 helikopter, dua pesawat tempur F16, dua pesawat Sukhoi (Sukhoi 27 dan 30) juga telah bersiap.

Sedangkan satgas darat sendiri mengerahkan kendaraan lapis baja jenis panser Anoa. Kendaraan ini disiagakan untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada para delegasi. Ketika menggelar Apel Pasukan Pengamanan VVIP KTT G20 di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala, Renon, Denpasar, Senin (7/11/2022), TNI/Polri tampak mengerahkan 3.700 personel.

Apel tersebut dipimpin oleh Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan dihadiri oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan. Mereka tergabung dalam satgas Badan Intelijen Strategis (Bais), satgas pengamanan wilayah (pamwil), satgas VVIP, satgas pasukan khusus, satgas laut, satgas udara, satgas bandara/pelabuhan/instalasi, satgas medis, satgas komunikasi elektronik, satgas penerangan, satgas evakuasi, satgas VVIP, satgas VIP, satgas korps musik, dan satgas satuan setingkat kompi.

Adapun alutsista yang digelar di lapangan dan melibatkan tiga angkatan TNI serta tim gabungan lainnya, antara lain, kendaraan Jammer, mobil Chamber, kendaraan operasional Basarnas, smart hunter satgas udara, J-Force Passus, Jihandak Paspampres, Baracuda Polri, kendaraan satwa paspampres, kendaraan taktis Anoa Paspampres, mobil siaga BPBD Bali, sepeda motor listrik, serta  mobil listrik.

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari