Indonesia.go.id - Legenda Drumband Prajurit "Suara Merdu dari Surga"

Legenda Drumband Prajurit "Suara Merdu dari Surga"

  • Administrator
  • Jumat, 31 Januari 2025 | 10:03 WIB
AKADEMI MILITER
  Kontingen Patriot Indonesia melakukan defile saat parade Peringatan Ke-76 Hari Republik India di New Delhi, India, Minggu (26/1/2025). Kontingen Patriot Indonesia yang terdiri dari 189 taruna Akademi Militer TNI dan 152 Prajurit TNI berpartisipasi dalam parade Peringatan Ke-76 Hari Republik India sebagai kontingen kehormatan. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Korps drumband Canka Lokananta bukan saja legenda bagi lulusan Akmil, namun juga dicintai masyarakat Magelang. Akmil sudah menjadi ikon Kota Magelang, Jawa Tengah.

Irama lagu Maju Tak Gentar membahana di dari Istana Kepresidenan Rashtrapati Bhavan sepanjang Kartavya Path, New Delhi. Wilayah di jantung ibu kota India itu menjadi pusat Peringatan 76 Tahun Hari Republik India, Minggu (26/1/2025). Para tamu undangan dan ribuan warga India yang menyaksikan langsung antusias memberikan tepuk tangan. Lagu nasional bernada mars itu dimainkan oleh 189 taruna dari Akademi Militer TNI, yang tergabung dalam grup drumband Genderang Suling Canka Lokananta Akademi Militer (Akmil). Grup ini berada di barisan depan saat defile berlangsung, kemudian diikuti oleh 152 prajurit TNI yang berasal dari tiga matra TNI.

Gagah dan membanggakan. Ratusan taruna taruni drumband Genderang Suling Canka Lokananta itu memakai seragam upacara resmi Akmil biru putih, termasuk seragam loreng berbalut kulit serta kepala "Macan Tidar" untuk pemain bass drum. Adapun defile gabungan matra TNI memakai seragam upacara merah putih. Atraksi drum band Akmil merupakan penampil utama sebelum defile lengkap pasukan India.

Sebanyak 352 prajurit TNI itu tergabung dalam Kontingen Patriot. Kontingen ini dipimpin langsung oleh Wakil Gubernur Akmil Brigjen Kristomei Sianturi. Sejak empat hari sebelumnya mereka sudah menyiapkan diri di New Delhi.

Kontingen Patriot Indonesia berparade di hadapan pemimpin India, Presiden India Droupadi Murmu, Perdana Menteri Narendra Modi, dan Presiden RI Prabowo Subianto serta sejumlah menteri Kabinet Merah Putih di Kartavya Path.

Momentum 76 Tahun Hari Republik India memang istimewa. Sebab, Presiden RI Prabowo Subianto menjadi satu-satunya negara sahabat India yang diundang sebagai tamu kehormatan (chief guest).

Tidak hanya itu, pemerintah India juga mengundang koprs drum band Genderang Suling Canka Lokananta untuk tampil dalam parade hari kemerdekaan India tersebut. Untuk pertama kalinya kontingen marching band Indonesia berpartisipasi dalam parade hari nasional di luar negeri.

“Kami sangat gembira dan ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada pemerintah India karena telah mengundang kami ke acara ini. Bagi sebagian besar dari kami, ini adalah pertama kalinya kami di India. Kami berharap dapat memperkenalkan diri di hadapan pemerintah India, rakyat India, dan Presiden kami,” ungkap Brigjen Kristomei Sianturi.

Korps drumband Canka Lokananta bukan saja legenda bagi lulusan Akmil, namun juga dicintai masyarakat Magelang. Akmil sudah menjadi ikon Kota Magelang, Jawa Tengah. Mereka tidak hanya tampil di Peringatan HUT TNI (sebelumnya ABRI) setiap tanggal 5 Oktober serta kegiatan TNI lainnya, tapi juga perhelatan nasional dan internasional. Drumband ini pernah tampil antara lain pada pembukaan Asian Games IV (1962), Pembukaan Ganefo 1 (1963), serta Peringatan HUT RI 17 Agustus 1964 di Istana Merdeka Jakarta, di hadapan Presiden Sukarno dan Tamu Negara Raja Kamboja Pangeran Sihanouk dan Ratu Sirikit.

Drumband ini bahkan kerap diundang dalam konser publik, komunitas masyarakat Magelang/Jawa Tengah, acara-acara sosial maupun siaran radio dan televisi. Mereka tidak hanya piawai memainkan lagu-lagu korps dan komando militer, tapi juga lagu-lagu nasional maupun internasional dengan pelbagai irama pop, jazz, klasik, keroncong, tradisional hingga rock.

Pada tahun 1964, drumband Genderang Seruling Canka Lokanta memproduksi  lagu-lagu mereka di Studio Lokananta, Surakarta. Kala itu Gubernur Akademi Militer Nasional (AMN), Brigjen Soerono, bersama Wakil Gubernur AMN Kolonel Purbo S Soewondo dan Komandan Resimen Taruna AMN, Letkol Soesilo Soedarman, menginisiasi pembuatan rekaman piringan hitam lagu-lagu Drumband AMN Canka Lokananta. 

Rekaman dilakukan di Aula Ksatrian AMN, Magelang. Lagu-lagu Canka Lokananta yang dipiringanhitamkan antara lain lagu-lagu Maju Tak Gentar, Maju Sukarelawan, Taruna Jaya, Sio Tantina, dan Burung Kucica. Drumband Akmil ini menjadi satu-satunya drumband Indonesia yang merekam lagu mereka di piringan hitam Lokananta.

 

Sejarah Akademi Militer

Terbentuknya drumband Canka Lokananta yang berasal dari kata Sansekerta, "Suara merdu dari surga" ini lekat dengan sejarah Akademi Militer di Magelang. Drumband militer dan satuan musik upacara milik Akademi Militer ini muncul setelah dibukanya kembali Akademi Militer di Magelang pada 16 April 1959. Era akademi prajurit TNI itu dinamakan Akademi Militer Nasional, lalu diintegrasikan dengan Akademi Kepolisian menjadi AKABRI, hingga 1999 berubah menjadi Akademi TNI atau Akademi Militer (Akmil).

Anggota awal Canka Lokananta merupakan perwakilan musikal senior TNI Angkatan Darat (AD) yang mencontoh formasi serupa yang dipasang oleh Sekolah Militer Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger (KNIL) di Bandung, Gombong, dan Purworejo. Pelatih pertama drumband ini, yaitu Lettu Suhirno. Sementara Satuan Musik diawaki oleh personel militer aktif yang ditugaskan ke akademi dan merupakan lulusan dari Pusat Pendidikan Ajudan Jenderal Kodiklat TNI-AD. 

Drumband Canka Lokananta terdiri dari sekitar 182 alat terdiri genderang, seruling, bellyra, trombon, bass drum, simbal, dan terompet yang diawaki oleh taruna/taruni yang merupakan bagian dari Korps Taruna Akmil. Ciri khas barisan drumband ini dipimpin oleh seorang mayorette dengan tongkat komando panjangnya. Keunikan dari Canta Lokananta adalah atraksi liukan dari pemain bass drum berseragam loreng berbalutkan kulit dan kepala "Macan Tidar".

Ternyata sejumlah alumni pemain drumband Canka Lokananta akhirnya menjadi tokoh-tokoh nasional. Sebut saja Presiden RI ke-4 Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono yang memainkan genderang tenor, mantan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman yang memainkan genderang, serta KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak yang memainkan bass drum.

Kekuatan dari barisan drumband ini selain memainkan melodi harmonis dan gerakan yang sinkron sekaligus menanamkan disiplin, kerja sama tim, serta rasa tanggung jawab pada diri para taruna/taruni Akmil. Korps ini juga berfungsi sebagai wadah untuk memamerkan keunggulan lain akademi militer kepada public. Bravo Canka Lokananta!

 

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Taofiq Rauf