KEK Sanur bukan kawasan biasa. Bayangkan sebuah kota kecil yang dibangun untuk kesehatan: rumah sakit berstandar internasional, hotel berbintang, pusat kebugaran, pusat estetika, dan village wellness yang menyatu dalam harmoni budaya Bali.
Sore itu, semilir angin pantai Sanur mengiringi langkah Presiden Prabowo Subianto saat meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur. Di balik senyumnya yang tenang, ada harapan besar: agar Indonesia tak lagi menjadi negara yang kehilangan devisa karena warganya lebih memilih berobat ke luar negeri.
“Kita membangun ini agar rakyat Indonesia bisa mendapatkan pelayanan kesehatan terbaik di tanah air sendiri,” ujar Presiden Prabowo Subianto, Rabu (25/6/2025). Bali International Hospital (BIH) resmi berdiri di KEK Sanur bukan hanya sebagai rumah sakit, tetapi sebagai simbol harapan.
KEK Sanur bukan kawasan biasa. Bayangkan sebuah kota kecil yang dibangun untuk kesehatan: rumah sakit berstandar internasional, hotel berbintang, pusat kebugaran, pusat estetika, dan village wellness yang menyatu dalam harmoni budaya Bali. Di sinilah perawatan medis canggih dan ritual penyembuhan tradisional bertemu dalam satu napas.
Sejak 2022, KEK Sanur merupakan proyek strategis yang dikembangkan holding BUMN pariwisata PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney). Di kawasan seluas 41,26 hektare ini berdiri fasilitas canggih Bali International Hospital (BIH) yang telah mengadopsi teknologi medis mutakhir.
Bagi pengunjung yang menikmati fasilitas KEK Sanur, proses penyembuhan tidak selalu terjadi di ruang operasi. Bagi pasien BIH dapat menjalani terapi jantung di pagi hari, lalu menikmati teh jamu hangat di tepi pantai kala senja. Pasien bisa mengikuti sesi yoga di bawah sinar matahari Bali, dilanjutkan meditasi dengan pemandangan debur ombak yang menenangkan.
“Ini bukan sekadar pengobatan. Ini perjalanan menyeluruh untuk menyembuhkan tubuh, pikiran, dan jiwa,” tutur Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana yang turut mendampingi Presiden Prabowo ketika peresmian KEK Sanur.
Di Wellness Village, pengunjung bisa merasakan terapi Usada Bali, tradisi pengobatan berbasis manuskrip kuno yang diwariskan secara turun-temurun. Di sini, pengunjung akan ditemani oleh terapis lokal yang memadukan jamu, pijatan tradisional hingga ritual pembersihan diri melukat yang sudah terkenal di seluruh dunia.
Teknologi Terkini, Sentuhan Budaya yang Hangat
Bali International Hospital menjadi pusat layanan di KEK Sanur, menghadirkan 12 layanan unggulan seperti kardiologi, onkologi, saraf, ortopedi, dan layanan estetika (CONGO). Yang menarik, setiap kamar pasien dirancang dengan nuansa Bali yang meneduhkan. Di balik dindingnya yang elegan, teknologi canggih seperti pemantauan kesehatan berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan robotic surgery siap melayani pasien dengan standar tertinggi.
Di sini, teknologi mutakhir seperti robot bedah "Garuda IX" dan stem cell therapy dari Jerman hadir berdampingan dengan pengobatan tradisional Bali. Suatu kombinasi keilmuanTimur dan Barat yang harmonis.
Tentunya hal yang membanggakan, 65 persen tenaga medis di KEK Sanur adalah dokter-dokter Indonesia lulusan luar negeri. Mereka pulang membawa ilmu dan semangat untuk mengabdi. Seperti dr. Komang Ariawan, spesialis jantung yang sebelumnya berpraktik di Singapura. "Saya ingin membawa pulang standar terbaik dunia untuk bangsa saya sendiri," katanya.
Destinasi Kesehatan yang Memikat Wisatawan Dunia
Tidak hanya masyarakat Indonesia yang diharapkan berobat di sini. KEK Sanur dirancang sebagai destinasi wisata medis kelas dunia yang mampu menarik wisatawan mancanegara. Dengan keberadaan hotel bintang lima dan gedung konvensi di kawasan ini, pasien dan keluarga dapat menikmati Bali dengan fasilitas lengkap tanpa harus keluar kawasan.
Menpar Widiyanti Putri optimistis tren wellness and health tourism (wisata kebugaran dan kesehatan) yang tengah naik daun secara global akan menjadikan Sanur sebagai salah satu tujuan favorit wisatawan Asia Pasifik. “Kami ingin membuat pengalaman berobat menjadi sesuatu yang menyenangkan, bukan menegangkan,” ujarnya.
Bahkan, Presiden Prabowo sempat bercanda dalam pidatonya saat meresmikan KEK Sanur. "Siapa tahu saya juga diam-diam akan ke sini, untuk perbaikan gigi saya," katanya yang disambut tawa hangat para undangan.
Candaan itu mengalir begitu saja, memperlihatkan bahwa KEK Sanur bukan tempat yang kaku. Ia adalah ruang yang menghidupkan harapan akan pelayanan kesehatan yang hangat, ramah, dan berkualitas.
Menghentikan Arus Devisa ke Luar Negeri
Menteri BUMN Erick Thohir menilai kehadiran KEK Sanur dan BIH menjadi momentum penting dalam mengurangi potensi devisa yang selama ini hilang akibat sekitar dua juta warga Indonesia berobat ke luar negeri setiap tahun. Potensi devisa yang terbang ke luar negeri hampir Rp150 triliun per tahun.
“Ini adalah langkah strategis untuk menarik kembali perputaran uang yang selama ini dinikmati negara lain. Kita membangun layanan kesehatan premium agar masyarakat Indonesia tidak perlu lagi berobat ke luar negeri,” ujar Erick Thohir.
Data Kementerian Kesehatan mencatat bahwa Indonesia berpotensi menghemat devisa hingga Rp86 triliun per tahun dan mendapatkan tambahan devisa dari kunjungan wisatawan medis asing sebesar Rp19,6 triliun hingga 2045.
Perawatan Estetika Kelas Dunia di Denpasar
Sebelum meresmikan BIH di Sanur, Presiden Prabowo juga meresmikan Ngoerah Sun Wellness and Aesthetic Center (NSWAC) di Denpasar. NSWAC menjadi pusat layanan estetika modern hasil kerja sama Indonesia dan Korea Selatan. Fasilitas ini menawarkan layanan bedah plastik, dermatologi, perawatan gigi, dan medical check-up dengan teknologi tercanggih.
Presiden, bahkan menyebut fasilitas ini sebagai simbol kemajuan layanan kesehatan Indonesia yang sudah mampu menyaingi negara-negara maju. "Saya lihat kerja sama ini luar biasa. Fasilitasnya canggih, pelayanannya setara internasional, dan sudah mulai menarik pasien dari luar negeri," ungkap Presiden Prabowo dengan rasa bangga.
Dengan pendekatan yang humanis dan ramah, layanan kelas dunia di NSWAC mengutamakan kenyamanan pasien. Setiap ruangan dirancang modern, nyaman, dan mengedepankan privasi. Jadi tidak perlu merawat kecantikan diri sampai ke Thailand, Singapura, atau Korea Selatan.
NSWAC maupun fasilitas sejenis di KEK Sanur menawarkan itu semua. Di sini, pengobatan menjadi perjalanan yang menyembuhkan, bukan sekadar prosedur medis. Pantai Sanur yang tenang, udara segar Bali, ramuan herbal tradisional hingga keramahan masyarakat menjadi bagian dari proses penyembuhan.
“Di tempat ini, pasien tidak hanya mendapatkan perawatan terbaik. Mereka juga menemukan kedamaian dan kebahagiaan yang mempercepat pemulihan,” ujar Putu Winastra, kepala pengobatan tradisional di KEK Sanur.
Menuju Masa Depan Kesehatan yang Mandiri
Presiden Prabowo menegaskan KEK Sanur adalah awal dari upaya besar Indonesia untuk mewujudkan kemandirian di sektor kesehatan. Kepala Negara juga berjanji akan mengembangkan KEK kesehatan di kota-kota lain seperti Batam dan Manado.
Dengan target menarik hingga 240 ribu pasien per tahun pada 2030, KEK Sanur diharapkan menjadi ikon baru bagi wisata medis Indonesia yang mampu bersaing di tingkat Asia Pasifik.
Peluang tersebut amat besar. Mengingat tren wisata kebugaran dan kesehatan makin melesat secara global. Data Data Bridge Market Research (2024) memproyeksikan pasar wisata medis Indonesia akan tumbuh dari USD1,71 miliar pada 2024 menjadi USD21,67 miliar pada 2032 dengan tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan mencapai 33,2 persen.
Sementara itu, Global Wellness Institute mencatat ekonomi wellness Indonesia bernilai USD36,4 miliar pada 2020, dan terus meningkat sejalan dengan minat wisatawan dunia terhadap pengalaman kesehatan yang mengedepankan budaya lokal. Indonesia memiliki Bali, Lombok, Yogyakarta serta daerah lainnya dengan keindahan alam, suasana budaya yang ramah, keanekaragaman herbal. Hal itu dipadu dengan prioritas pemerintah meningkatkan fasilitas layanan kesehatan kelas dunia di sejumlah wilayah seperti Jakarta, Batam, Makassar dan KES Sanur.
Outlook Pariwisata 2024/2025 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga menempatkan wellness and health tourism sebagai tren terkuat, di samping cultural immersion dan eco-tourism. Wisatawan kini tidak hanya mencari destinasi, tetapi juga pengalaman menyeluruh yang mendukung kesehatan fisik dan mental.
Oleh karena itu, KEK Kesehatan Sanur menawarkan peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pemain utama wisata medis dan kebugaran di Asia Pasifik. Selain potensi devisa yang signifikan, KEK ini juga diharapkan menyerap hingga 43.647 tenaga kerja langsung dan tidak langsung.
Walhasil, KEK Sanur bukan hanya tentang rumah sakit, ini tentang membangun ekosistem kesehatan yang holistik, manusiawi, dan membanggakan.
Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Untung Sutomo