Presiden Prabowo menegaskan hanya solusi dua negara yang dapat membawa perdamaian berkelanjutan. Indonesia, katanya, berkomitmen mendorong pengakuan kenegaraan Palestina sekaligus jaminan keamanan bagi Israel.
"Damai. Damai sekarang. Damai segera. Kita membutuhkan damai. Terima kasih banyak," demikian Presiden RI Prabowo Subianto menutup pidatonya di hadapan ratusan perwakilan negara dan organisasi multilateral di Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat, Senin (22/9/2025) waktu setempat.
Pidato berdurasi enam menit lebih itu menandai panggung perdana Presiden Prabowo di forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Internasional untuk Penyelesaian Damai atas Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara, yang menjadi rangkaian Sidang Majelis Umum ke-80 PBB.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Prabowo menyampaikan penghargaan kepada Prancis dan Arab Saudi sebagai penggagas KTT tersebut. Ia mengungkapkan keprihatinan mendalam atas tragedi kemanusiaan di Gaza. "Ribuan nyawa tak berdosa, banyak di antaranya perempuan dan anak-anak, telah terbunuh. Kelaparan mengancam. Bencana kemanusiaan sedang terjadi di depan mata kita. Kami mengutuk semua tindakan kekerasan terhadap warga sipil tak berdosa," ucap Presiden, dikutip dari BPMI Setpres, Selasa (23/9/2025) pagi.
Presiden Prabowo menegaskan hanya solusi dua negara yang dapat membawa perdamaian berkelanjutan. Indonesia, katanya, berkomitmen mendorong pengakuan kenegaraan Palestina sekaligus jaminan keamanan bagi Israel."Kita harus menjamin kenegaraan Palestina. Tetapi Indonesia juga menyatakan bahwa setelah Israel mengakui kemerdekaan dan kenegaraan Palestina, Indonesia akan segera mengakui Negara Israel," tegasnya.
Dari podium, Presiden menilai Deklarasi New York yang disahkan pada 12 September 2025 menjadi jalur adil menuju perdamaian. Indonesia bersama 141 negara lain mendukung deklarasi itu, yang menuntut pengakuan penuh Palestina, gencatan senjata, pelucutan senjata, dan akses kemanusiaan ke Gaza.
Indonesia, lanjut Prabowo, siap berkontribusi aktif termasuk mengirimkan pasukan penjaga perdamaian di bawah mandat PBB. "Kita harus mengatasi kebencian, ketakutan, dan kecurigaan. Kita siap mengambil bagian dalam perjalanan menuju perdamaian ini," katanya.
Pada kesempatan itu, Presiden juga mengapresiasi negara-negara besar yang telah mengakui Palestina, seperti Prancis, Kanada, Australia, Inggris, dan Portugal. "Pengakuan Negara Palestina adalah langkah yang tepat di sisi sejarah yang benar. Bagi mereka yang belum bertindak, kami katakan sejarah tidak berhenti," ujarnya.
Dalam forum itu, Prabowo berbicara setelah para pemimpin dunia seperti Raja Jordania Abdullah II, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, dan Presiden Portugal Marcelo Rebelo de Sousa.
Adapun puncak kehadiran Prabowo di New York adalah agenda pidato pada sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum ke-80 PBB, Selasa (23/9/2025) pukul 09.00 waktu setempat.
Selama mengikuti sidang di PBB, Presiden didampingi oleh tim kecil terdiri dari Menteri Luar Negeri Sugiono, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani, Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai, dan Wakil Tetap Republik Indonesia untuk PBB Umar Hadi.
Konsistensi Dukungan Indonesia
Sikap tegas Prabowo Subianto terhadap Palestina bukanlah hal baru. Sejak menjabat Menteri Pertahanan (2019–2024), ia mendorong aksi nyata diplomasi, pendidikan, dan kemanusiaan.
Beberapa langkah konkret di antaranya pemberian beasiswa bagi mahasiswa Palestina, pengiriman kapal rumah sakit dan bantuan kemanusiaan, operasi airdrop bantuan bersama TNI dan Baznas, serta penyediaan 15.000 hektare lahan di Sumatera Selatan untuk memasok beras ke Palestina.
Saat berpidato di Parlemen Turki 10 April 2025, Prabowo mendapat standing ovation setelah menegaskan Indonesia dan Turki harus memimpin dunia menyuarakan keadilan bagi Palestina. Penegasan serupa ia sampaikan dalam pertemuan D8 di Kairo, Desember 2024.
Sebelumnya, dosen Hubungan Internasional Universitas Indonesia, Emir Chairullah, menilai pidato Presiden Prabowo di PBB memperkuat posisi Palestina di kancah global. "Ini menjadi pesan penting untuk menekan negara-negara besar agar mendorong AS tidak lagi memveto keputusan gencatan senjata Palestina-Israel," ujarnya.
Dari New York inilah, Indonesia kembali menegaskan konsistensi politik luar negeri yang berpihak pada kemerdekaan Palestina. Seruan Presiden Prabowo untuk mengakhiri perang di Gaza sekaligus menegakkan solusi dua negara menjadi gema kuat di forum dunia.
Sejarah kini menunggu: apakah masyarakat internasional berani mengukir langkah baru dengan mengakui sepenuhnya kedaulatan Palestina.
Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Untung S
Berita ini sudah terbit di infopublik.id: https://infopublik.id/kategori/sorot-politik-hukum/939009/saatnya-dunia-mengukir-sejarah-dengan-mengakui-kedaulatan-palestina