Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menegaskan bahwa Portal Perlinsos merupakan langkah maju dalam digitalisasi bantuan sosial. Ia optimistis sistem ini mampu meningkatkan ketepatan sasaran sekaligus transparansi anggaran.
Di sebuah rumah sederhana berukuran 6x9 meter dengan dinding gedek berwarna putih di Desa Kemiren, Banyuwangi, seorang perempuan lanjut usia menyambut tamu istimewa. Musrifah (75) terlihat sumringah ketika Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, datang berkunjung.
Selama sekitar 10 menit, Musrifah bersama suaminya berbincang hangat dengan sang bupati. Kesempatan itu ia gunakan untuk menyampaikan keluh kesah seputar bantuan sosial yang selama ini menjadi penopang kehidupan keluarganya.
Sejak 2009, Musrifah tercatat sebagai penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dengan nilai bantuan Rp1,6 juta setiap tiga bulan. Separuh dari bantuan itu menjadi haknya, sementara separuh lainnya milik sang suami yang kini sakit dan tidak bisa bekerja.
Uang tersebut mereka gunakan untuk kebutuhan sehari-hari, membiayai cucu sekolah, hingga modal berjualan makanan kecil di depan rumah.
Namun, kebahagiaan itu sempat terhenti. Selama 2023 hingga 2024, bantuan sosial yang biasanya lancar tiba-tiba tidak cair. “Selama dua tahun terhenti, baru masuk lagi tahun 2025,” ungkap Musrifah dengan nada lirih.
Kini, hadirnya Portal Perlinsos membawa angin segar. Aplikasi berbasis website ini memperkuat pendataan penerima manfaat bansos, sehingga Musrifah kembali optimistis. Ia percaya keberadaan pendamping PKH yang juga merangkap Agen Perlinsos akan membuat penyaluran bantuan lebih tepat sasaran.
“Agen yang mengambil langsung untuk kami. Kalau sendiri ke ATM takut ketelan. Jadi lebih tenang lewat agen,” katanya sambil tersenyum.
Keterbatasan akses teknologi memang menjadi tantangan. Dalam keluarganya, hanya cucunya yang memiliki gawai pintar. Hal ini membuat Musrifah sangat bergantung pada bantuan Agen Perlinsos.
Ia berharap bantuan tersebut bisa kembali ia gunakan sebagai tambahan modal usaha yang sudah ia geluti selama dua dekade.
“Kadang ada yang pesan banyak untuk acara hajatan. Senang rasanya, tapi modal terbatas jadi hambatan,” ujarnya.
Kepercayaan Warga pada Agen Perlinsos
Ratna Sari, pendamping PKH sekaligus Agen Perlinsos Desa Kemiren, mengakui bahwa masyarakat, terutama para lansia sangat bergantung pada kehadiran pendamping. Ia rutin mendatangi rumah warga setiap dua pekan untuk memastikan mereka mendapatkan haknya.
“Sekarang penyaluran sudah pindah ke bank, bukan lewat pos lagi. Lansia sering kesulitan mengakses ATM, tapi syukurlah sekarang bisa lewat agen. Kalau tidak, bisa saja bantuannya disalahgunakan oleh keluarga yang lebih muda,” jelas Ratna.
Menurutnya, Portal Perlinsos mempermudah proses verifikasi lewat biometrik sehingga bantuan lebih aman dan tepat sasaran. Meski begitu, ia mengakui tantangan lain tetap ada, terutama ketika warga sering menanyakan jadwal pencairan bantuan. “Itu sudah makanan sehari-hari bagi kami,” tambahnya sambil tersenyum.
Digitalisasi Perlinsos di Banyuwangi
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menegaskan bahwa Portal Perlinsos merupakan langkah maju dalam digitalisasi bantuan sosial. Ia optimistis sistem ini mampu meningkatkan ketepatan sasaran sekaligus transparansi anggaran.
“Sangat bermanfaat bagi masyarakat Banyuwangi ke depannya. Dengan data yang semakin detail, bansos berbasis digital bisa tepat sasaran dan masyarakat akan merasakan dampaknya,” katanya.
Selain pendataan, pemerintah juga tengah mendorong integrasi Identitas Kependudukan Digital (IKD) agar sinkron dengan database Agen Perlinsos. Menurutnya, ini bagian dari perubahan perilaku masyarakat dan birokrasi yang lebih terbuka.
“Pendataan ini tidak sekadar soal bansos, tapi juga transparansi. Anggaran yang tidak tepat sasaran bisa dialihkan untuk program lain. Kami ingin masyarakat paham siapa yang berhak dan siapa yang tidak,” pungkasnya.
Penulis: Triantoro
Redaktur: Untung S
Berita ini sudah terbit di infopublik.id: https://infopublik.id/kategori/sorot-sosial-budaya/938745/menyentuh-asa-seorang-lansia-dari-perlinsos-untuk-hidup-yang-lebih-layak