Indonesia.go.id - Presiden Jokowi Ajak Rakyat Melawan VOC

Presiden Jokowi Ajak Rakyat Melawan VOC

  • Administrator
  • Rabu, 21 April 2021 | 09:02 WIB
COVID-19
  Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo meninjau pelaksanaan vaksinasi bagi para seniman dan budayawan se-Jabodetabek pada Senin, 19 April 2021.  SETPRES
India dan Filipina diserbu varian Covid-19 baru dengan mutasi ganda. Varians of Concern (VOC) Covid terus muncul. Varian B-117 dan B-1.525 menyusup ke wilayah RI. Yang penting tenang dan waspada.

Pesan berulang yang terus relevan ialah tentang kewaspadaan di tengah situasi pandemi Covid-19. Seruan itu kembali disampaikan oleh Presiden Joko Widodo ketika meninjau pelaksanaan vaksinasi bagi kalangan seniman dan budayawan, yang digelar di Gedung Galeri Nasional di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Senin, 19 April 2021. 

‘’Pandemi Covid-19 masih ada dan nyata di negara kita ini. Kita harus terus ingat dan waspada, eling lan waspada. Tak boleh lengah. Tidak boleh menyepelekan yang namanya Covid-19. Jangan sampai situasi sekarang yang kurvanya sudah lebih baik, semakin menurun, menjadi naik lagi gara-gara kita lengah dan tak waspada,” kata Presiden Jokowi.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang hadir mendampingi Presiden Jokowi mengingatkan, meski telah mendapatkan suntikan vaksin dengan dosis lengkap, bukan berarti protokol kesehatan boleh diabaikan. Protokol kesehatan tetap harus dijalankan, mengingat potensi risiko lonjakan kasus penularan masih dapat terjadi.

“Jangan lupa terus pakai masker, jaga jarak, dan mencuci tangan. Sayang (angka penularan) kita sudah turun, jangan sampai nanti ada lonjakan ketiga seperti yang terjadi di negara-negara lain, baik di Eropa, Asia, maupun Amerika Selatan,” tambah Menkes Budi Gunadi.

Deretan Varian Baru

Peringatan yang terus-menerus memang diperlukan. Meski di Indonesia kasus Covid-19 menurun, secara global insidensinya terus menanjak selama 8 pekan terakhir, dan mencapai 4,2 juta kasus baru per hari pada pekan lalu. Kalau tren ini terus berlanjut, bukan mustahil rekor terburuk global 5 juta kasus per hari seperti terjadi di awal Januari 2021 bisa terlampaui.

Brazil melanjutkan tren insidensi yang tinggi, dengan 60--70 ribu kasus per hari yang terjadi sejak pertengahan Maret lalu. Turki juga mencatat rekor rata-rata 60 ribu dalam sepekan terakhir. Iran melonjak. Yang paling mengkhawatirkan tentulah India, yang akhir pekan lalu menorehkan rekor  paling menyedihkan, yakni 250 ribu kasus dalam 24 jam. Negara tetangga Filipina pun jadi episentrum baru dengan lebih dari 10 ribu kasus per hari.

Kehadiran varian virus baru dianggap memberi andil bagi lonjakan insidensi Covid-19. Sampai akhir 2020, WHO hanya mencatat empat varian baru, yakni B-117 asal Inggris (UK), B-1.351 dari Afrika Selatan, B-1.429 dan B-1.427 yang keduanya dari Amerika Serikat (AS), serta P-1 asal Brazil-Jepang. Nama negara menunjukkan lokasi pertama varian itu ditemukan. Satu varian lainnya sempat muncul di Denmark, namun kemudian menghilang begitu saja.

Dengan begitu, pandemi Covid-19 pada 2020 itu hanya didominasi oleh varian lama yang disebut dari garis keturunan “Doug”, yakni dicirikan oleh adanya gugus asam nukleat D-614-G, dan empat varian asal AS, UK, Afrika Selatan, dan Brazil itu. Namun di tiga bulan pertama Januari--Maret 2021, daftar varian baru itu bertambah dengan lima pendatang baru.

Ada Varian B-1.617 yang berkembang di India, B-1.1207 yang ditemukan di Nigeria, B-1.525  yang dijumpai di dua lokasi, yaitu Inggris dan Nigeria, serta P-3 yang dilaporkan berbiak di Filipina.

Kesepakatan di kalangan para ahli, yang kemudian dirumuskan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), melahirkan nama varian baru varian-varian tersebut yang kemudian disematkan bila mutan baru itu bisa berkembang dengan ciri khasnya sendiri, yang lebih cepat menular (transmisibilitasnya lebih tinggi), mengakibatkan keparahan (morbiditas) lebih tinggi, dan lebih ganas dengan angka kematian pasien yang lebih tinggi.

Varian baru itu biasanya juga lebih kuat menghadapi tabir imunitas inangnya. Sejumlah penelitian menunjukkan lebih, banyak vaksin mencatat efikasi rendah menghadapi varian baru ini. Meskipun demikian, catatan uji klinis di Brazil menunjukkan bahwa orang yang sudah divaksin, kalaupun bisa terinfeksi Covid-19, gejala yang timbul lebih ringan, tingkat keparahannya lebih rendah dan risiko kematiannya jauh lebih kecil.

Mutasi Ganda

Dengan transmisibilitas yang tinggi, varian baru itu lebih cepat mengambil mangsa baru, hingga melampaui varian sebelumnya. Dalam waktu singkat dia bisa menjadi dominan. Demikian yang terjadi di Inggris, Afrika Selatan, dan Brazil. Varian P-1 begitu dominan di Brazil, namun cepat terkendali di Jepang sehingga ia tak tumbuh menjadi galur dominan di negeri samurai itu.

Namun varian B-1.617 di India berkembang menjadi makin dominan. Otoritas kesehatan di India memperkirakan, varian baru itu telah mendominasi pandemi di Maharashtra, negara bagian yang beribu kota di Mumbai. Negara bagian dengan luas 2,5 kali Pulau Jawa, dan berpenduduk 120 juta jiwa itu merupakan episentrum pandemi infeksi B-1.617 dan di situ varian baru mengambil porsi 60 persen dari seluruh insidensi Covid-19.

Para ahli India menduga, lonjakan B-1.617 itu diakibatkan oleh adanya mutasi ganda pada varian tersebut. Para ahli India menemukan adanya genom E-484-K dan L-453-R pada varian baru, yang diindikasikan menambah kekuatan “protein Spike”, di mana virus menusuk sel-sel inang seraya berkelit dari sergapan antibodi tubuh.

Gambaran rinci tentang sepak terjang epidemiologis varian baru India ini terus dikumpulkan. Yang pasti, varian India itu telah ditemukan di 10 negara di dunia, antara lain, Australia, AS, dan Inggris.

Persoalan yang sama dihadapi Filipina. Varian P-3 yang bergejolak di Filipina itu ditandai oleh adanya untaian asam nukleat E-484-K dan N-501-Y. Kedua genom itu juga dipercaya memberi penguatan pada “protein Spike” virus. Sebagai catatan, gugus E-484-K dan N-501-Y ada pada varian P-1 Brazil. Hanya saja, pada P-1 ada tambahan mutasi yang menghadirkan gugus K-417-T. Adapun, N-501-Y ada varian B-117 Inggris.

Varian P-3 itu juga mulai mendominasi pandemi di Filipina. Dalam surveilansi genome Maret lalu, dari 50 sampel yang dirunut genomnya secara penuh, dijumpai 37 sampel yang mengandung E-484-K atau N-501-Y, dan 29 di antara memiliki keduanya. Mutasi ganda pada varian baru rupanya telah menjadi hal yang biasa.

Virus Covid-19 akan terus bermutasi dan mutan baru akan terus muncul. Dari mutan-mutan baru itu akan muncul subtipe dengan dengan ciri tertentu yang akan sering tertangkap dalam surveilansi genom lengkap. Makin sering dia muncul dalam surveilansi, dia menunjukkan diri sebagai subtipe baru yang tangguh, mampu beradaptasi dengan situasi baru, dan sanggup bersaing dengan mutan yang lain. Dia perlu diperhatikan karena punya berpotensi menjadi varian baru. Mutan semacam ini punya sebutan sebagai variant of interest (VOI). Varian India, Filipina, dan Nigeria tergolong VOC.

Bila VOI muncul dimana-mana dan tumbuh cepat dari waktu ke waktu, dan berdampak buruk pada mereka yang terinfeksi, dia akan tergolong sebagai variants of concern (VOC). Virus corona asal India dan Filipina itu tak pelak lagi termasuk kategori VOC.

Eric Masuk Indonesia

Dalam konferensi pers pada Rabu (14/4/2021), Dokter Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Kemenkes, menyatakan bahwa seorang pekerja migran Indonesia (PMI) terdeteksi terinfeksi varian B-1.525 (Nigeria), ketika akan kembali ke kampung halamannya melalui Batam. Ia telah dirawat dan diisolasi di Batam setelah pada pemeriksaan di pelabuhan diketahui terjangkit Covid-19. Kejadiannya Februari silam.

PMI itu telah sembuh, bebas dari Covid-19. Namun dari sampel dahaknya yang masuk ke surveilensi genom diketahui bahwa ia terinfensi varian B-1.525 Nigeria. Penularan pun tercegah. Varian B-1.525 yang membawa genom E-282-K (oleh para peneliti disebut Eric) itu telah menyebar ke-40 negara, termasuk Malaysia.

Siti Nadia pun mengakui bahwa ada 10 orang lainnya yang membawa Varian B-117 UK yang memang telah menyebar di banyak negara. Varian UK itu terpantau di Jawa Barat, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan. Semua juga telah dirawat dan sembuh       

Jauh hari sebelumnya, Presiden Jokowi telah mengingatkan bahwa kasus impor varian baru itu tidak mungkin sepenuhnya dihindari. “Yang penting jangan panik dan terus waspada,” katanya. Presiden Jokowi mengajak rakyat bersama-sama pemerintah melawan varian asing itu, terutama VOC, dengan mendukung skrining Covid-19 di pintu-pintu masuk ke RI, seperti bandara, pelabuhan, dan pelintasan perbatasan darat, dapat terlaksana dengan baik.

Lebih jauh, Presiden Jokowi juga meminta segenap masyarakat menaati ketentuan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro yang ada. “Yang utama adalah terus patuhi protokol kesehatan dan jangan lengah,” Presiden Jokowi menambahkan.



Penulis: Putut Trihusodo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari