Terdapat tiga fokus bahasan yang akan dibawa dalam Kelompok Kerja Bidang Pertanian Presidensi G20. Salah satunya adalah membangun sistem pangan dan pertanian yang tangguh dan berkelanjutan.
Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) pada Kamis (27/1/2022) melaksanakan kick off Agriculture Working Group (AWG) atau Kelompok Kerja Bidang Pertanian Negara G20 Presidensi Indonesia 2022. Pada kesempatan itu pula, Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpo menerima secara resmi estafet kepemimpinan Kelompok Kerja Pertanian Negara G20 dari Menteri Pertanian Italia Stefano Patuanelli.
Syahrul Yasin Limpo menyampaikan, terdapat tiga fokus bahasan yang akan dibawa dalam Kelompok Kerja Bidang Pertanian Presidensi G20. Tiga isu prioritas tersebut adalah, pertama, membangun sistem pangan dan pertanian yang tangguh dan berkelanjutan. Kedua, mempromosikan perdagangan pangan yang terbuka adil dapat diprediksi dan transparan. Ketiga, mendorong bisnis pertanian yang inovatif melalui pertanian digital untuk memperbaiki kehidupan pertanian di wilayah pedesaan. Ketiga prioritas itu akan dibalut dalam satu tema yaitu “Balancing Production and Trade to Fulfil Food for All”.
"Kami berharap para menteri pertanian di negara G20 dapat menyepakati komitmen bersama untuk memastikan keseimbangan jaminan pasokan pangan nasional dari sumber produksi pertanian dalam negeri. Jaminan kelancaran perdagangan pangan dan pertanian lintas batas negara untuk menjamin kecukupan pangan bagi kita semua," jelas Syahrul dalam kick off ceremony itu, Kamis (27/1/2022).
Syahrul menyebutkan, negara G20 harus bersinergi dalam memastikan ketahanan pangan dan gizi bagi masyarakat dunia. Oleh karena itu diperlukan keseimbangan jaminan produksi pangan dan pertanian nasional, serta jaminan keandalan, kepastian, dan keadilan perdagangan pangan dan pertanian lintas batas negara.
“Pandemi global telah menciptakan tantangan terhadap ketahanan pangan dan nutrisi yang diakibatkan oleh pembatasan pergerakan barang dan jasa di tingkat lokal, regional, dan global," sebut Syahrul.
Syahrul berharap, semua stakeholder pertanian untuk dapat mendukung kesuksesan rangkaian perundingan G20 Kelompok Kerja Bidang Pertanian 2022. “Sebagai satu bagian dari komunitas global, kita perlu mendukung peran krusial dari sektor pertanian dalam menyediakan pangan dan gizi penting bagi semua orang dan menjamin pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, tanpa membiarkan satu orangpun tertinggal di belakang,” tegas Syahrul.
Di tempat yang sama, Menteri Pertanian Italia Stefano Patuanelli menuturkan bahwa ketahanan pangan selalu menjadi inti perdebatan para menteri pertanian dalam forum G20. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, terlepas dari upaya yang telah dilakukan, jumlah orang yang kekurangan gizi atau tidak memiliki akses terhadap pangan justru meningkat. "Karena alasan tersebut, kita tidak dapat mengalihkan perhatian kita dari ketahanan pangan," ucap Stefano.
Stefano pun percaya bahwa forum G20 kelompok kerja bidang pertanian di bawah arahan kepemimpinan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo dapat merumuskan kompromi yang seimbang dari berbagai aspirasi dan kebutuhan yang beragam dari negara anggota G20. "Hal ini untuk menjamin ketersediaan pangan bagi semua melalui produksi pertanian dan perdagangan yang transparan dan terbuka," ucapnya.
Salah satu kekuatan Italia dalam penyelenggaraan Presidensi G20 2021 lalu adalah melibatkan petani dan organisasi pertanian. “Hal ini menjadi kunci untuk menangkap aspirasi dari mereka yang berkecimpung langsung dalam produksi pangan dunia,” ujar Stefano.
Stefano pun mengucapkan selamat kepada Menteri Pertanian RI yang telah menerima estafet kepemimpinan. Ia mengapresiasi inisiatif presidensi Indonesia yang mengemukakan tantangan-tantangan baru serta langkah-langkah yang perlu diambil ke depannya.
“Saya percaya forum G20 Kelompok Kerja Bidang Pertanian, di bawah arahan kepemimpinan Menteri Pertanian Indonesia akan dapat merumuskan kompromi yang seimbang dari berbagai aspirasi dan kebutuhan yang beragam dari negara-negara G20, untuk menjamin ketersediaan pangan bagi semua melalui produksi pertanian dan perdagangan yang terbuka dan transparan,” paparnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinator Kerja Sama Ekonomi Internasional selaku Co-Sherpa G20 Indonesia Kementerian Koordinator bidang Perekonomian Edi Prio Pambudi berharap pada pertemuan ini Indonesia dapat mendorong kolaborasi G20 dalam mewujudukan ketahanan pangan dan gizi yang fokus pada pembangunan sistem pangan dan pertanian yang tangguh serta berkelanjutan, meningkatkan mata pencarian small farmers, mempromosikan perdagangan pertanian, serta inovasi agrikultur melalui pemanfaatan digital.
"Kita tentu mengharapkan kolaborasi yang kuat. Pembahasan dalam pertemuan ini diharapkan dapat mendorong kolaborasi dalam aspek ketahanan pangan, teknologi, dan digitalisasi sektor pertanian, riset, dan inovasi pertanian, peranan pemuda dalam membangun inovasi pertanian karena sektor pertanian memerlukan peningkatan produktivitas dan menarik sebanyak-banyaknya pekerja muda, serta mengentaskan kelaparan dan kemiskinan ekstrem," ujar Edi.
Perlu diketahui, rangkaian pertemuan kelompok kerja G20 bidang pertanian sepanjang 2022 akan meliputi pertemuan tingkat menteri pertanian pada 13--15 September 2022 di Bali. Lalu pertemuan tingkat deputi pertanian pertama pada 30--31 Maret 2022 di Bogor secara online dan pertemuan kedua pada 27--29 Juli 2022 di Yogyakarta.
Selain itu, terdapat pula pertemuan subworking group agriculture market information system pada 23 Maret 2022 di Bogor secara online, dan terakhir pertemuan subworking group meeting of chief agriculture scientist pada 6--8 Juli 2022 di Bali. Dalam pertemuan ini juga menjadwalkan serangkaian side event berupa webinar, global forum, pameran, dan kunjungan lapangan.
Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari