Indonesia.go.id - Menggarap Sektor Pariwisata Lebih Maksimal

Menggarap Sektor Pariwisata Lebih Maksimal

  • Administrator
  • Jumat, 11 Februari 2022 | 08:03 WIB
BUMN
  Presiden Joko Widodo telah meresmikan pembentukanĀ holdingĀ BUMN Pariwisata dan Pendukung yang diberi nama Injourney di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kuta Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB),Kamis (13/1/2022). SETPRES
Konsolidasi beberapa perusahaan menjadi satu induk yang terintegrasi akan menciptakan efisiensi dan hasil yang lebih besar.

Presiden Joko Widodo telah meresmikan pembentukan holding BUMN Pariwisata dan Pendukung yang diberi nama Injourney di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kuta Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB),Kamis (13/1/2022).

“Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, saya luncurkan Injourney, holding BUMN Pariwisata dan Pendukung dari Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat,” ujar Presiden Jokowi dalam sambutannya.

Presiden menyampaikan, pembentukan holding ini merupakan upaya mengonsolidasikan dan mengintegrasi BUMN-BUMN yang bergerak di bidang pariwisata dan pendukungnya.

“Saya melihat penataan BUMN pariwisata ini adalah keharusan. Karena selama ini saya melihat BUMN dengan anak yang banyak, dengan cucu-cucu yang banyak, bergerak di sektor pariwisata dan pendukungnya yang jumlahnya juga sangat banyak, bergerak dari hulu sampai hilir,” ujarnya.

Menurut Presiden, BUMN beserta anak dan cucunya tersebut selama ini berjalan sendiri-sendiri sehingga menjadi lemah. Oleh karena itu, dengan adanya holding, Kepala Negara berharap akan membentuk sebuah kekuatan besar.

Holding ini akan mengonsolidasikan BUMN sektor pariwisata dan pendukungnya mulai dari penerbangan, pelayanan bandar udara, hotel, atraksi, manajemen kawasan destinasi wisata, retail, dan lain-lainnya.

“Dengan membentuk holding BUMN Pariwisata dan Pendukung, pengelolaan pariwisata kita akan Insyaallah akan bisa dilakukan secara efisien, terintegrasi dari hulu sampai hilir. Mulai penataan rute penerbangan, konten promosi, event, atraksi, kuliner, akomodasi, sampai ke penjualan ritel-ritel suvenir dari para perajin-perajin kita yang tentu saja juga sudah terseleksi dengan baik,” ujarnya.

Apa yang disampaikan Kepala Negara itu benar adanya. Konsolidasi beberapa perusahaan menjadi satu induk yang terintegrasi akan menciptakan efisiensi dan hasil yang bisa didapatkan bisa besar dan terencana.

BUMN apa saja yang terlibat di PT Aviasi Pariwisata Indonesia, nama lain holdingInJourney itu? Sedikitnya ada lima BUMN yang tergabung di holding tersebut. Perusahaan itu adalah PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero) (TWC), dan PT Sarinah (Persero).

Melalui holding itu, BUMN Pariwisata dan Pendukung akan menjadi momentum terbentuknya sebuah ekosistem pariwisata tanah air yang terintegrasi mulai dari hulu ke hilir. Dengan ekosistem yang saling menopang tersebut, harapannya holding itu bisa memberikan kontribusi bagi sektor pariwisata terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) dapat mencapai 4,5 persen pada tahun ini.

Rencanannya, holding itu bakal mengintegrasikan sejumlah ekosistem pariwisata yang selama ini tidak saling terhubung. Holding itu juga mengelola sejumlah hotel dengan menyatukan 122 hotel yang berada di bawah Kementerian BUMN.

Tak dipungkiri, kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa di Indonesia menjadikan sektor pariwisata sebagai penggerak perekonomian nasional. Sebagai gambaran, sektor itu pada 2019, kontribusinya hanya mencapai 4,7 persen dari PDB.

Pada 2021, kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB turun menjadi 4,1 persen seiring dengan terjadinya pandemi Covid-19. Kondisi itu juga tergambar dari jumlah wisman yang datang ke Indonesia.

 

Alami Penurunan

Data BPS dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyebutkan kunjungan wisman ke Indonesia selama periode 2018-2021 terlihat mengalami penurunan yang signifikan seiring terjadinya wabah Covid-19. Selama 2018, kedatangan wisman masih mencapai 15,81 juta, naik menjadi 16,11 juta pada 2019. Kemudian kedatangan wisman turun drastis pada 2020 menjadi 4,02 juta, menyisakan 1,48 juta pada 2021.

Pemerintah menargetkan kondisi sektor pariwisata akan normal kembali pada 2024 dengan kontribusi diperkirakan 4,5 persen dari PDB. Sebuah harapan yang wajar saja. Namun, perlu kerja keras seluruh pemangku kepentingan di sektor itu untuk mencapainya.

Berkaitan dengan target pembentukan holding BUMN pariwisata dan pendukungnya, Menteri BUMN Erick Thohir menjawab bahwa Injourney akan fokus mengembangkan pariwisata domestik untuk memenuhi kebutuhan turis dalam negeri dan luar negeri.

“Kita mencoba mengintegrasikan semua, baik infrastrukturnya, termasuk software,” jelasnya.

Lebih jauh Erick mengatakan holding tersebut akan membentuk mega ekosistem pariwisata Indonesia. Untuk pengembangannya, InJourney dapat bergabung dengan ekosistem lain yang ada di BUMN seperti perbankan.

Keyakinan akan terbentuknya ekosistem yang saling terintegrasi ini juga disampaikan Direktur Utama Aviasi Pariwisata Indonesia Donny Oskaria. Menurutnya, holding pimpinannya akan semakin kokoh dengan ekosistem yang mengurusi sektor pariwisata mulai dari hulu ke hilir.

Direktur Marketing PT Aviasi Pariwisata Indonesia Maya Watono mengatakan, dalam 100 hari ke depan, ekosistem pariwisata dan pendukung bisa bersinergi, terutama dalam menghadapi gelaran internasional, seperti MotoGP di Mandalika pada Maret 2022. “Ekpektasinya besar untuk mendongkrak kembali pariwisata yang sempat terpuruk,” kata Maya pada konferensi pers secara daring, Jumat (14/1/2022).

Sejumlah pemangku kepentingan di atas tentu berharap banyak dengan entitas bisnis baru di sektor pariwisata itu. Harapan itu wajar saja, apalagi potensi pariwisata selama ini masih belum teroptimalisasi dengan baik.

Tidak itu saja, sinergi antar-BUMN yang membentuk usaha induk sektor pariwisata adalah sah-sah saja. Sinergi itu akan lebih baik lagi bila menyertakan seluruh komponen usaha bangsa, baik BUMN maupun swasta, sehingga potensi sektor pariwisata bangsa ini tergarap dengan maksimal dan devisa dari sektor itu ikut terdongkrak.

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari