Indonesia.go.id - Libur Lebaran 2022, Bisnis Transportasi Udara Semringah

Libur Lebaran 2022, Bisnis Transportasi Udara Semringah

  • Administrator
  • Jumat, 29 April 2022 | 12:26 WIB
LEBARAN 2022
  Sejumlah penumpang asal penerbangan Jakarta berjalan di area landasan parkir pesawat seusai tiba di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang, Jawa Tengah, Selasa (26/4/2022). Musim mudik Idul Fitri 1443 H jadi kado manis bisnis transportasi udara di kala pandemi. ANTARA FOTO/ Aji Setyawan
Laporan Airnav Indonesia, selama periode angkutan udara Lebaran 2022 terjadi kenaikan jumlah penerbangan hingga 239 persen.

Wajah industri penerbangan domestik kini mulai berangsur cerah lagi. Hikmah Idulfitri 1443 Hijriah menjadi kado manis bangkitnya industri penerbangan setelah sempat dua tahun mengalami mati suri.

Musibah wabah Covid-19 merupakan salah satu sebabnya. Gelapnya kondisi industri itu tidak hanya menimpa Indonesia, melainkan seluruh dunia.

Aktivitas industri transportasi udara di semua negara praktis terhenti. Bila beroperasi pun sangat terbatas. Rute internasional praktis hampir nol, hanya angkut kargo atau repatriasi penduduk.

Dalam konteks di dalam negeri, bisnis transportasi udara mulai bernafas pada Maret tahun ini. Tren kenaikan penumpang mulai menanjak setelah dibukanya kebijakan syarat pelonggaran perjalanan tanpa menunjukkan tes RT-PCR.

Apalagi setelah adanya instruksi Presiden Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna pada 5 April 2022 telah menjadi obat dahaga bagi masyarakat setelah puasa dari mudik dua tahun lamanya.

Di sidang kabinet itu, instruksi Presiden Jokowi cukup jelas: Siapkan arus mudik! Kementerian Perhubungan pun sudah membuat simulasi prediksi peningkatan mobilitas masyarakat yang melakukan perjalanan pada masa Lebaran 2022.

Dari hasil survei pertama dengan persyaratan kewajiban PCR atau harus antigen. Diprediksi ada 55 juta warga Indonesia yang akan mudik. Dari total sebanyak itu, sedikitnya 9,1 juta berasal dari warga Jabodetabek.

Nah, pada survei yang ketiga setelah pengumuman telah melakukan vaksin sebagai syarat perjalanan, ada 85,5 juta warga Indonesia yang akan melakukan mudik dengan 14,3 juta orang berasal dari Jabodetabek.

Dari total penduduk yang akan melakukan mudik, sebanyak 8,9 juta orang yang menggunakan transportasi udara. Dari total 85,5 juta orang yang melakukan mudik lebaran itu, kebanyakan bertujuan ke Jawa Tengah dengan porsi 27,5 persen atau setara dengan 23,5 juta orang dan Jawa Timur dengan porsi 19,6 persen atau setara dengan 16,8 juta orang.

Kemudian tujuan Jawa Barat di posisi ketiga dengan porsi 17,2 persen atau 14,7 juta orang dan DI Yogyakarta 4,6 persen atau 3,9 juta orang. Sisanya di seputaran Jabodetabek dan beberapa daerah lainnya.

Warga yang melakukan mudik menggunakan pelbagai moda. Dari warga yang mudik sebanyak 85,5 juta orang, menurut data Kemenhub menyebutkan moda transportasi darat pribadi yang paling banyak digunakan, yakni sebanyak 40,2 juta orang atau 47 persen.

Berikutnya moda darat umum sebanyak 26,7 orang (41,2 persen), transportasi udara 8, 9 juta orang (9,6 persen). Sisanya menggunakan moda lainnya.

Bila asumsi dari Kementerian Perhubungan bahwa jumlah warga yang mudik menggunakan transportasi udara sebanyak 8, 9 juta orang, hal itu mengindikasikan bisnis transportasi udara dalam negeri sudah pulih seperti sebelum krisis.

 

Lonjakan Penumpang

Menurut laporan Airnav Indonesia, sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang pemanduan lalu lintas udara, diprediksi akan terjadi lonjakan jumlah penerbangan. Bahkan, Airnav Indonesia menambahkan, selama periode angkutan udara Lebaran (25 April—11 Mei 2022) terjadi kenaikan signifikan jumlah penerbangan dibandingkan periode yang sama pada 2021 lalu sekitar 239 persen. Tidak itu saja, tingkat keterisian kursi pesawat atau load factor sudah mencapai 75 persen.

“Proyeksi tersebut disusun sudah dengan mempertimbangkan dampak dari kebijakan pemerintah yang mengizinkan masyarakat melakukan perjalanan mudik, setelah dua tahun lalu dibatasi,” ujar Sekretaris Perusahaan AirNav Indonesia Rosedi kepada pers, Jumat (15/4/2022).

Berkaitan dengan rencana penambahan slot penerbangan, Rosedi menjelaskan, sejumlah maskapai sudah mengajukan slot penambahan penerbangan sebanyak total 928 penerbangan di 13 bandara selama periode Angkutan Udara Lebaran Tahun 2022.

Jumlah tersebut didominasi yang melayani penerbangan dari Bandar Udara Soekarno-Hatta. Khusus untuk Soetta terdapat penambahan slot penerbangan sebanyak 423 penerbangan.

Menghadapi potensi kenaikan jumlah penerbangan pada periode angkutan udara lebaran tahun ini, AirNav Indonesia juga telah melakukan sejumlah persiapan, di antaranya memastikan kesiapan personel dan fasilitas navigasi penerbangan dalam kondisi prima.

Selain itu, disiapkan juga sejumlah prosedur tanggap darurat untuk mengantisipasi berbagai faktor operasional yang tidak dapat diprediksi, seperti gangguan cuaca, pelayanan peberbangan kedaruratan dan pergerakan VIP, hingga kemungkinan gangguan teknis fasilitas navigasi penerbangan.

AirNav bakal mengoptimalkan jam operasional pelayanan dengan menyesuaikan jam operasional bandara di masing-masing lokasi kerja. Oleh karenanya, AirNav siap melakukan penyesuaian jika diperlukan perpanjangan jam operasional, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19.

Sementara itu, Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) AP II Muhammad Awaluddin mengatakan, peningkatan pergerakan penumpang sudah mulai sejak 22 April 2022 atau H-10 Idulfitri.

Secara kumulatif, sebanyak 160.000 penumpang pesawat memadati 20 bandara milik perseroan. “Dari jumlah tersebut, pergerakan sebanyak 110.000 penumpang ada di Bandara Soekarno-Hatta,” jelasnya,

Maskapai nasional mulai mempersiapkan penerbangan tambahan atau extra flight sebanyak 928 jadwal di 13 bandara untuk periode angkutan Lebaran 2022.

Sesditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Nur Isnin memaparkan sejumlah kesiapan pemerintah dan pemangku kepentingan terkait penerbangan untuk periode angkutan Idulfitri 1443 Hijriah.

Adanya program mudik Lebaran 2022 telah menjadi titik pijak kebangkitan kembali bisnis transportasi udara dalam negeri. Tentunya, prospek bisnis transportasi udara dalam negeri yang semakin baik juga didukung oleh layanan dan keselamatan yang baik sehingga mudik aman dan sehat tercapai.

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari