Indonesia.go.id - PPKM Berlanjut, Prokes Tetap Harus Ditegakkan

PPKM Berlanjut, Prokes Tetap Harus Ditegakkan

  • Administrator
  • Selasa, 10 Mei 2022 | 05:00 WIB
COVID-19
  Sejumlah penumpang KRL Commuter Line melewati gerbang tiket elektronik di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Senin (9/5/2022).mengurangi resiko penyebaran Covid-19, pemerintah membolehkan ASN untuk WFH selama sepekan ke depan. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Angka penularan Covid-19 di tanah air terus melandai. Angka kematian juga. Tapi pemerintah memutuskan, PPKM masih berlanjut.

Dalam Sidang Kabinet Paripurna, yang berlangsung pada Senin (9/5/2022) di Istana Negara, Jakarta, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa pemerintah akan melanjutkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di tanah air. Kendati, berbagai indikator kerawanan pandemi itu sudah menunjukkan adanya perbaikan.

Presiden Jokowi memberi sinyal, PPKM akan terus dilakukan hingga pemerintah meyakini penularan virus SARS COV-2 sudah benar-benar bisa dikendalikan di Indonesia. "Saya minta untuk urusan PPKM, ini banyak masyarakat yang menunggu, sudah berhenti atau masih diteruskan? Masih diteruskan. Jadi tolong setelah ini disampaikan, PPKM tetap berlanjut. Sampai, betul-betul kita yakin bahwa Covid-19 ini 100 persen bisa kita kendalikan," kata Presiden Jokowi.

Oleh karena itulah dalam tayangan video yang disiarkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Presiden Jokowi juga mengingatkan jajarannya agar terus konsentrasi dalam penanganan pandemi Covid-19. Dia juga meminta semua pihak tetap waspada.

"Kasus terkonfirmasi kemarin 227 kasus. Memang ini sudah sudah sangat rendah sekali, tetapi kita harus terus waspada. Sebab, kasus aktif masih 6.192. Jadi agar ini kita waspadai," ujar Presiden Jokowi.

Dalam jumpa pers usai sidang kabinet, Menko Kemaritiman dan Investasi, yang juga mengemban tugas sebagai Koordinator PPKM Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan bahwa kondisi pandemi di Indonesia saat ini sangat baik. Kasus harian Covid-19 pun, kata Menko Luhut, terus melandai.

"Hari ini kondisi dan situasi pandemi Covid-19 dalam kondisi yang yang begitu baik, dilihat secara nasional sudah 25 hari berturut-turut kasus harian kita berada di bawah 1.000 kasus," ujarnya.

Perbaikan kondisi juga tergambar dalam angka rawat inap nasional yang terus melorot, menurut Menko Luhut, hingga 97 persen. Begitu juga, sambung dia, kasus kematian.

"Tingkat hunian tempat tidur rumah sakit juga sangat rendah hanya dua persen dari keseluruhan bed yang tersedia. Selain itu, kasus kematian juga turun hingga 98 persen yang disebabkan oleh varian Omicron dan positivity rate berada di bawah 0,7 persen," paparnya.

Dari data penyebaran Covid-19 yang dipublikasikan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Senin sore ini, terdapat 254 kasus, sehingga total positif di Indonesia menjadi 6.048.685 kasus. Tercatat, ada 6.078 kasus aktif.

Sedangkan daerah dengan laporan kasus terbanyak dalam 24 jam terakhir adalah DKI Jakarta, dengan 102 kasus. Posisi terbanyak kedua adalah Jawa Barat yaitu 31 kasus positif. Selain itu sebanyak 11 provinsi nihil kasus baru.

Dalam data itu juga terdapat sebanyak 353 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh, sehingga total kasus sembuh dari corona di Indonesia menjadi 5.886.211 kasus. Sedangkan pasien meninggal akibat Covid-19 sebanyak 15 kasus. Sehingga total kematian Covid-19 di tanah air menjadi 156.396 orang.

WFH Dua Pekan

Dia mengingatkan, membaiknya kondisi pandemi varian Omicron terjadi berkat langkah-langkah pengendalian yang dilakukan oleh pemerintah secara efektif. Dan di tengah upaya pengendalian itu pulalah, momentum perayaan hari besar keagamaan Idulfitri baru saja berlangsung.

Pada periode yang diikuti oleh seluruh umat Islam di tanah air, baik ritual maupun tradisi yang menyertainya, memberikan pemulihan aktivitas ekonomi yang begitu tinggi dan mobilitas masyarakat yang sangat cepat. Tercatat, mobilitas masyarakat keluar rumah meningkat hingga 48,1 persen dibandingkan baseline. Indeks Belanja Mandiri juga mengalami peningkatan hingga 31 persen, dibandingkan puncak Lebaran tahun lalu.

Diketahui, kinerja pertumbuhan ekonomi Q1 tetap pada posisi yang kuat, tumbuh 5,01 persen, didukung oleh kinerja konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor yang solid di tengah tekanan varian Omicron. Angka itu bahkan relatif baik dibandingkan dengan negara-negara dunia.

Bukan hanya itu, Menko Luhut membeberkan, langkah efektif yang diambil pemerintah dalam pengangan pandemi juga memberikan dampak penurunan tingkat pengangguran. Jika semula berada pada posisi 6,26 persen pada periode Februari 2021, pada periode yang sama di 2022 menurun hingga posisi 5,83 persen. Hal itu tentu berdampak positif bagi pemulihan ekonomi di Indonesia.

Meski indikator-indikator memunculkan optimistis bagi kinerja perekonomian, peningkatan mobilitas dan aktivitas ekonomi yang tinggi juga mengandung risiko yang tinggi. Khususnya terkait potensi penyebaran penularan kasus Covid-19.

Lantaran itulah, menurut Menko Luhut, pemerintah perlu melakukan langkah-langkah antisipasi. Pemerintah akan memantau pergerakan kasus dalam satu hingga dua minggu ke depan dengan memperkuat testing dan tracing.

“Kami juga mengimbau optimalisasi work from home (WFH) selama beberapa waktu ke depan, untuk mengurangi risiko penyebaran virus. Pengaturannya mau 50%, atau berapa puluh persen, kita serahkan ke kantor," tegasnya.

Walau belum mendeteksi adanya lonjakan penularan Covid-19 usai musim mudik pekan kemarin, Menko Luhut mengingatkan, secara umum pergerakan angka kasus di Jawa-Bali tetap perlu diperhatikan. "Tapi, ini dalam konteks kehati-hatian. Karena, kita selama hampir dua minggu lebih begitu padat, walaupun hari ini kita belum melihat ada angka-angka kenaikan, tapi tetap kami hati-hati, (karena) kita nggak tahu," ujarnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, usulan WFH seusai mudik Lebaran disampaikan pertama kali oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Merespons itu, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyampaikan dukungannya.

Taati Prokes

Di tengah terus membaiknya kondisi pandemi Covid-19 di tanah air, pemerintah berjanji akan terus dipermudah dan melonggarkan aturan PPKM. Aturan terkait itu, menurut Menko Luhut, akan dituangkan dalam Inmendagri ataupun SE Satgas yang akan dikeluarkan dalam waktu dekat ini.

Walau demikian, Menko Luhut mengingatkan agar semua pihak tetap dan terus mengikuti standar protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Pemerintah juga terus melakukan akselerasi vaksinasi dosis kedua dan juga booster untuk seluruh wilayah Jawa-Bali yang masih tertinggal.

Selain itu, Menko Luhut menyampaikan, pemerintah juga mendorong penggunaan Peduli Lindungi dan masker di tempat-tempat publik. Hal itu dilakukan semata-mata untuk mengurangi dampak buruk dari Covid-19 dan memberikan kekebalan bagi masyarakat.

Keberhasilan penanganan pandemi Covid-19 hingga hari ini membuat kita percaya bahwa peran serta masyarakat merupakan kunci utama dari keluarnya kita semua akibat badai pandemi ini. Segala langkah strategis yang akan diambil dan sudah diberlakukan tentunya tetap menjunjung tinggi prinsip kehati-hatian. Jangan sampai perbaikan yang sudah kita capai membuat kita terlena dan akhirnya akan menjadi sia-sia,” ujarnya.

Tentu pemerintah, menurut Menko Luhut, akan terus menjaga momentum baik ini. Pemerintah juga mengakui, belum sepenuhnya puas dengan capaian di atas.

“Pemerintah akan terus bekerja demi menuntaskan pandemi. Di satu sisi, pemerintah juga terus berharap agar masyarakat terus menjaga protokol kesehatan, utamanya dalam melakukan penggunaan masker. Agar, kita semua dapat segera keluar dari badai pandemi ini,” katanya.

 

Penulis: Ratna Nuraini
Redaktur: Elvira Inda Sari