Indonesia.go.id - Libur Lebaran tanpa Kisah Horor di Jalanan

Libur Lebaran tanpa Kisah Horor di Jalanan

  • Administrator
  • Senin, 9 Mei 2022 | 22:00 WIB
LEBARAN 2022
  Polisi merapikan rambu kerucut pada ruas jalan tol Jakarta-Cikampek kilometer 47 di Karawang, Jawa Barat, Jumat (29/4/2022). ANTARA FOTO/ M Risyal Hidayat
Presiden Jokowi mengapreasiasi pengaturan arus lalu lintas mudik lebaran. Kemacetan ekstrem tidak terjadi. Ke depan, pengaturan lebih ketat diperlukan, karena ruang jalan terbatas

Nyaris tak ada peristiwa horor yang viral di media sosial atau media konvensional, di tengah  arus mudik Lebaran 2022. Meskipun puluhan juta pelaku perjalanan mudik bergerak serentak dari banyak tempat titik embarkasi ke banyak destinasi.

Tempat embarkasi yang utama adalah daerah perkotaan tempat penduduk urban bermukim. Sebagian terbesar mereka memanfaatkan moda transportasi darat, meski tidak sedikit pengguna moda udara dan laut. Semuanya lancar.

Hingga H+7 lebaran tak terdengar problem kemacetan parah yang memantik kejengkelan khalayak. Presiden Joko Widodo pun mengapresiasi manajemen arus mudik maupun arus balik Lebaran 2022, yang disebutnya tertangani dengan baik.

‘’Saya ingin menyampaikan terima kasih, pada seluruh jajaran kementerian, Polri, TNI, dalam rangka manajemen arus mudik maupun arus balik. Secara umum, Alhamdulillah, bisa dikelola dengan baik,  tidak ada keluhan-keluhan yang amat sangat," kata Presiden Jokowi, ketika menyampaikan arahan pada Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, seperti dikutip dari Youtube Setpres, Senin (9/5/2022).

Presiden Jokowi mengatakan pula, keluhan-keluhan kecil terkait perjalanan mudik Lebaran itu tentu ada, tapi berbagai hambatan di lapangan dinilainya berhasil diatasi dengan baik. ‘’Keluhan-keluhan kecil-kecil ya pasti ada, tapi yang peristiwa-peristiwa macet sampai 1,5 hari sampai dua hari, seperti terjadi pada yang lalu-lalu, sudah bisa diatasi," ujarnya, seraya mengingatkan agar seluruh petugas tetap mengawal arus mudik yang masih tersisa.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dalam keterangan resmi yang dirilis pada Senin (9/5/2022), menyatakan bahwa arus mudik dan arus balik Lebaran 2022 telah berjalan relatif lebih lancar dan aman.  ‘’Berbagai masukan telah kami terima. Alhamdulillah, pada umumnya menyatakan bahwa mudik tahun ini berjalan dengan baik," ujarnya.

Budi Karya juga menyatakan, animo mudik Lebaran 2022 ini sangat tinggi, mengingat pada tahun 2020 dan 2021 acara mudik lebaran terkendala oleh pandemi. Dalam keterangan resminya, Menteri Budi Karya Sumadi menyebut, pelaku mudik lebaran itu bisa mencapai 85,5 jiwa mengacu survei Kementerian Perhubungan pada Ramadan lalu. Dari jumlah itu, 47 persen mengaku mudik dengan kendaraan sendiri baik mobil maupun sepeda motor. Yang menggunakan kendaraan umum bus atau travel 31 persen. Pengguna angkutan udara dan  kereta api masing-masing  10 persen. Pengguna modal kapal laut hanya 2 persen.

Realisasinya tidak mudah dihitung, karena arus mudik itu bertolak dari banyak dan menuju banyak destinasi pula. Pemakai kendaraan pribadi pun tidak semua melalui jalur arteri dan jalan tol. Yang pasti, semua moda transportasi sibuk. Bandara Soekarno Hatta Tangerang, misalnya, di sepanjang H-10 hingga H+5 telah melayani lebih dari 2 juta penumpang (datang dan pergi), dengan 15.873 kali pergerakan pesawat.

Namun, yang menjadi sorotan ialah arus mudik dari Jabodetabek dengan arus baliknya. Arus yang keluar dari Jabodetabek  sejak H-10 hingga H+2, melalui jalan tol, menurut catatan PT Jasa Marga, mencapai 2,1 juta unit mobil dan didominasi mobil pribadi. Secara kasar, sekitar 42 persen ke arah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Yang menuju Bandung serta Priangan Timur 20 persen. Ke arah Sumatra 22 persen, dan 16 persen sisanya melewati jalan Tol Jagorawi menuju kawasan wisata Puncak, Bogor, serta Sukabumi.

Rekayasa lalu lintas di jalan tol pun dilakukan untuk mengalirkan ribuan mobil. Pada  puncak arus mudik sejak H-3 hingga H-1 diberlakukan ketentuan “one way”. Sejak Km-43 Cikampek Barat ke arah Jawa Tengah dan ke arah Bandung diberlakukan ketentuan satu arah. Seluruh jalur jalan tol yang ada hanya digunakan mobil ke arah Cirebon-Semarang dan ke arah Bandung. Tak ada arus kendaraan sebaliknya. Pola one way (searah) ini juga diberlakukan pada ruas tol Jakarta-Merak.

Ketentuan one way itu juga diberlakukan pada arus balik. Dari arah timur, one way dimulai dari pintu gerbang Tol Kalikangkung, Semarang di Km-414 sampai Km 3,8 di Halim, Jakarta Timur. Hal yang sama juga diberlakukan di jalan tol Bandung-Jakarta dan Merak-Jakarta.

Hasilnya, arus mudik dan arus balik cukup lancar. Jarak Jakarta-Semarang yang di hari-hari H-10 hingga H-4 harus ditempuh dalam waktu 10 jam, bisa tembus 5,5–6 jam saja. Dari Bandung ke Jakarta pun bisa ditempuh 4 jam. Kehadiran jalan tol elevated (layang) empat jalur dari Cikampek ke Cikunir Bekasi (37 km), cukup membantu, karena menambah empat jalur ke arah Jakarta saat berlaku ketentuan one way.

Pada puncak arus balik H+5 (7 Mei 2022), langkah one way itu diuji oleh 170.076 unit mobil yang bergerak beriringan menuju Jakarta. Dari jumlah itu, sekitar 26,5 persen dari arah Bandung, dan selebihnya dari arah Surabaya, Semarang, dan Cirebon. Kedua arus itu bertemu di Cikampek dan bersama-sama ke arah Jakarta dan Jobodetabek. Tersendat, tapi tidak ada kemacetan berat. Jalan tol elevated empat jalur Cikampek-Cikunir sangat membantu.

Pada puncak arus mudik 2019, ada 166.444 kendaraan roda empat yang beriringan menuju jalur Cikampek Jakarta. Arus datang dari arah timur (Surabaya, Semarang, dan Cirebon) serta dari arah Bandung. Di kedua jalur itu diberlakukan ketentuan one way ke arah Jakarta. Hasilnya, kemacetan parah di jalan tol Cikampek-Jakarta, yang rata-rata hanya enam lajur. Kemacetan baru terurai setelah 24 jam. Selain ada gangguan dari kendaraan bergerak keluar masuk di rest area, jalan tol elevated saat itu belum ada. Jadi, jalan tol layang itu menjadi pembeda.

Toh, tak berarti tak ada kemacetan besar dalam arus mudik. Saat pertama kali diberlakukan pada H-3, dan sempat dikombinasikan dengan contraflow, ketentuan one way itu itu menimbulkan antrean panjang di Cikampek. Gangguan terjadi di jalan arteri. Arus dari Bandung menuju Jakarta tersendat parah. Jarak Bandung-Jakarta harus ditempuh dalam 10 jam. Tapi, kejadian itu tidak terulang di hari berikutnya.

Pada H-3 di pintu gerbang Pelabuhan Merak terjadi antrean panjang. Rupanya, arus kendaraan yang besar tidak sebanding dengan kapasitas layanan 48 unit kapal Ro-Ro, yang melayani penyeberangan dari Merak ke Bakauheni. Pemudik harus rela berjam-jam menunggu giliran masuk ke kapal, setelah angkutan logistik dipaksa mengalah.

Secara umum, ada anggapan penanganan arus mudik dan arus balik Lebaran 2022 ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, baik di jalan tol mapun di jalan arteri (antarprovinsi) dan jalan antarkota atau antarkabupaten. Jalan-jalan berkurang kepadatannya karena pemudik dengan sepeda motor berkurang drastis. Kecelakaan lalu lintas di sekitar lebaran turun 45 persen.

Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) mengapresiasi para pemudik yang mau melakukan perjalanan lebih awal dan kembali ke kota asal lebih lambat. Dengan begitu, di hari-hari puncak arus mudik dan arus balik, jaringan jalan tol tak harus menanggung beban kendaraan dalam jumlah yang ekstrem.

Segala bentuk percepatan pelayanan, pengaturan, dan rekayasa lalu lintas, akan sia-sia bila arus yang masuk melampaui kapasitas maksimum yang tersedia. Ke depan, mau tidak mau bentuk pengaturan akan lebih beragam, untuk menjamin agar sarana transportasi bisa bekerja secara optimal.

 

Penulis: Putut Trihusodo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari