Indonesia.go.id - Bantuan Selisih Harga Kedelai untuk Produsen Tahu dan Tempe

Bantuan Selisih Harga Kedelai untuk Produsen Tahu dan Tempe

  • Administrator
  • Sabtu, 2 Juli 2022 | 10:06 WIB
KOMODITAS
  Harga kedelai internasional kembali menanjak tembus USD17,08 per bushel lalu naik menyentuh USD17,10 pada perdagangan 23 Maret 2022. ANTARA FOTO
Harga kedelai melambung. Bantuan penggantian selisih harga kedelai pun diberikan. Demi menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pasokan dalam negeri.

Perkembangan harga kedelai internasional sejak Januari 2022 hingga saat ini masih menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini berdampak pada kenaikan harga kedelai di dalam negeri, khususnya di tingkat perajin tahu dan tempe.

Harga kedelai internasional kembali menanjak tembus USD17,08 per bushel lalu naik menyentuh USD17,10 pada perdagangan 23 Maret 2022. Mengutip tradingeconomics, level ini adalah tertinggi sejak September 2021. Menyusul gangguan rantai pasok di tengah efek domino perang Rusia-Ukraina, serta rencana Argentina menghentikan sementara pemberian izin ekspor di tengah rencana kenaikan tarif.

Sementara itu, berdasarkan Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia pada minggu kedua Juni 2022 sekitar USD17,55/bushels atau setara USD644/ton, naik dari kondisi pada awal April 2022 USD15,59/bushels atau setara USD572/ton. Dengan kondisi tersebut, maka landed price diperkirakan berada di kisaran Rp11.483/kg, sementara di tingkat importir Rp12.530/kg.

Mengantisipasi gejolak akibat kenaikan harga kedelai, pemerintah memberikan bantuan penggantian selisih harga kedelai untuk menjaga ketersediaan pasokan dan stabilitas harga kedelai dalam negeri. Khususnya, di tingkat perajin tahu dan tempe yang merupakan pengguna terbesar bahan baku kedelai.

Untuk program bantuan itu, pemerintah memberi penugasan kepada Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) untuk melaksanakan program pemberian bantuan penggantian selisih harga pembelian kedelai. Bantuan akan diberikan kepada perajin tahu dan tempe, melalui Koperasi Produsen Tahu dan Tempe Indonesia (KOPTI).

Langkah itu ditempuh sebagai upaya menjaga keberlangsungan usaha dan meningkatkan minat perajin tahu dan tempe agar tetap berproduksi. “Kenaikan harga kedelai internasional masih cukup tinggi. Untuk itu, pemerintah menyepakati penugasan kepada Perum Bulog untuk memberikan bantuan penggantian selisih harga pembelian kedelai di tingkat perajin tahu dan tempe melalui Koperasi Produsen Tahu dan Tempe Indonesia (KOPTI),” ujar Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan.

Pelaksanaan program bantuan oleh Perum Bulog itu dilaksanakan selama empat bulan, mulai 1 April 2022 sampai 31 Juli 2022. Program menyasar anggota KOPTI sesuai data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

Berdasarkan laporan Perum Bulog, tahap I (periode April 2022) dan tahap II (periode Mei 2022) telah selesai dilaksanakan dengan jumlah total kedelai yang telah disalurkan sebanyak 28.728 ton di 16 provinsi. Sedangkan penyaluran tahap III (periode Juni 2022) masih berlangsung.

Kemendag mengharapkan, dukungan seluruh pemangku kepentingan sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing dalam pelaksanaan pemberian bantuan selisih harga pembelian kedelai ini. Sehingga, program itu dapat berjalan dengan baik dan tetap memperhatikan aspek akuntabilitas dan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik serta ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Di sisi lain, pelaksanaan program itu diharapkan dapat mendorong penguatan kelembagaan bagi KOPTI sehingga dapat berperan aktif dalam membantu dan memastikan penyaluran kedelai sampai kepada anggotanya. Para perajin tahu dan tempe diimbau agar berkoordinasi dengan KOPTI setempat dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah untuk mendapatkan penyaluran kedelai dari Perum Bulog.

“Pemerintah berharap dengan adanya penugasan ini, industri tahu dan tempe nasional dapat meningkatkan gairah berproduksi. Sehingga, tahu dan tempe selalu tersedia di masyarakat sebagai pilihan sumber protein dengan harga terjangkau,” kata Oke.

Oke mengatakan, pemenuhan pasokan kedelai nasional saat ini masih bergantung pada pasokan dari negara lain, mengingat produksi di dalam negeri belum dapat memenuhi kebutuhan kedelai secara nasional. Untuk itu, Kemendag mendukung adanya rencana pemerintah memenuhi pasokan kedelai dari dalam negeri melalui perluasan tanam kedelai. Kelak, produksi kedelai dari dalam negeri dapat memenuhi kebutuhan nasional.

Kementerian Pertanian mengklaim, produksi kedelai dalam negeri hanya mampu menutupi tak sampai 10 persen dari total kebutuhan nasional pada 2022. Hal itu terungkap dari Data Prognosa Neraca Komoditas Pangan Strategis Kementerian Pertanian yang dipaparkan dalam rapat kerja dengan Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI pada 22 Maret 2022.

Dalam data tersebut, pemerintah memproyeksikan produksi kedelai dalam negeri hanya sebesar 200.315 ton. Sedangkan, kebutuhan kedelai dalam negeri diperkirakan mencapai 2.983.511 ton pada tahun ini.

Itu artinya, produksi kedelai dalam negeri tahun ini diperkirakan hanya sekitar 6,8 persen dari kebutuhan nasional. Berdasarkan perhitungan data prognosa, kebutuhan impor kedelai pada tahun ini diperkirakan tembus 2.842.226 ton. Dari segi kuantitas, impor kedelai akan menjadi impor terbesar dibandingkan komoditas-komoditas pangan strategis lain.

 

Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari