Hasil survei serologi SARS COV-2 secara nasional menunjukkan tingkat imunitas masyarakat Indonesia terhadap Covid-19 naik, bahkan kadar antibodi terdeteksi meningkat hingga 1,5 kali lipat.
Di tengah musim pancaroba, yang mengakibatkan terjadinya sejumlah bencana hidrometeorologi di beberapa titik di Indonesia, kabar melegakan berhembus menyapa masyarakat di tanah air. Adalah Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan Syarifah Liza Munira yang menyampaikan warta baik tersebut.
Dalam sebuah konferensi pers yang digelar pada Jumat, pekan pertama Maret 2023, Liza, begitu Syarifah biasa disapa, menyampaikan hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa tingkat imunitas yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia terhadap Covid-19 masih sangat tinggi. Hal itu, dibandingkan hasil survei sebelumnya yang dilakukan pada enam bulan lalu.
"Proporsi penduduk yang memiliki kadar imunitas SARS COV-2 masih tinggi di Januari 2023. Angkanya sebesar 99 persen dari proporsi masyarakat. Pada Juli 2022, sekitar 98,5 persen. Jadi lebih tinggi (meningkat)," ucap Liza.
Tak hanya itu, Liza juga mengungkapkan hal lain yang notabene mendukung temuan tersebut. Yakni, hasil survei serologi SARS COV-2 tingkat nasional yang juga menemukan adanya peningkatan kadar antibodi sekitar 1,5 kali dibanding temuan dari hasil survei sebelumnya.
"Yang kedua adalah kadar antibodinya. Ada peningkatan sebesar 1,5 kali. Waktu Juli 2022 itu sebesar 2.095, sedangkan di Januari 2023 ini kita melihat adanya peningkatan menjadi 3.207," papar Liza. Terkait itu, Liza pun menjelaskan bahwa kadar antibodi yang meningkat, menunjukkan adanya peningkatan kekuatan sistem imun yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia.
Dalam data terkini yang disampaikan secara resmi oleh pemerintah pada Rabu, 15 Maret 2023, angka penularan harian Covid-19 bertambah 362 kasus. Dengan demikian, total kasus Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 6.740.031 terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.
Sementara itu, kasus aktif naik 168 kasus dalam 24 jam terakhir, sehingga totalnya mencapai 3.534 kasus aktif. Kasus aktif merupakan istilah bagi pasien yang masih terkonfirmasi positif virus corona, dan menjalani perawatan di rumah sakit atau isolasi mandiri.
Dalam data yang sama tercatat adanya penambahan kasus sembuh dalam sehari berjumlah 191 kasus. Diterakan pula dalam data itu, ada tiga pasien yang mengalami fatalitas akibat terjangkit Covid-19.
Terkait jumlah spesimen yang diperiksa dalam 24 jam terakhir, pemerintah menginformasikan jumlahnya mencapai 19.970 dari 15.473 orang. Berdasarkan pemeriksaan, sebanyak 637 spesimen dari 362 orang diketahui positif Covid-19. Total hingga kini, tercatat 115.686.581 spesimen dari 74.819.265 orang, sudah diperiksa.
Data pemerintah juga memperlihatkan bahwa angka positivity rate harian sebesar 2,34 persen. Angka positivity rate orang mingguan, pada kurun 5--11 Maret 2023, sebesar 1,70 persen.
Menyambut Lebaran
Data pemerintah menunjukkan betapa dari hari ke hari, kondisi kesehatan terkait ancaman penularan Covid-19 di tanah air berada pada tren yang positif. Menjadi kian menggembirakan, jika data itu dibandingkan dengan periode yang sama di 2022.
Setahun lalu, tepatnya pada 15 Maret 2022, angka penambahan penularan harian masih bertengger di 14.408 kasus. Dengan sebaran di lima besar provinsi, yakni Jawa Barat 3.094 2 kasus, Jawa Tengah 1.581 3 kasus, DKI Jakarta 1.571 kasus, Jawa Timur 1.140 kasus, dan NTT 890 kasus.
Penambahan kasus bahkan terdeteksi melonjak tajam, setelah sehari sebelumnya, yakni pada Senin, 14 Maret 2022, tercatat di angka 9.629 kasus. Catatan buruk juga tampak saat membandingkan angka mortalitas setahun lalu. Disampaikan oleh Satgas Covid-19, terjadi penambahan harian kematian akibat virus SARS COV-2 mencapai angka 308 kasus.
Lantas dalam situasi kesehatan yang relatif kondusif serupa saat ini, bagaimana peluang masyarakat dalam berkegiatan? Apakah bakal ada perubahan aturan, khususnya terkait perjalanan jauh, mengingat dalam waktu dekat mayoritas masyarakat Indonesia akan melaksanakan mudik demi menyambut perayaan hari raya keagamaan, Idulfitri 1444 Hijriah, di kampung halaman?
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, dalam acara pemberian penghargaan PPKM Award 2023 di Gedung Dhanapala, Kemenkeu, Jakarta Pusat, Senin (20/3/2023), menegaskan bahwa pandemi Covid-19 di Indonesia telah terkendali. Sehingga, Luhut mengatakan, masyarakat dapat semakin nyaman ketika melaksanakan ibadah Ramadan.
"Peran masyarakat harus terus didorong, untuk menjaga prokotol kesehatan (prokes), apalagi dalam beberapa hari ke depan teman-teman beragama muslim akan masuk bulan suci Ramadan. Terkendalinya kasus juga akan memberikan kenyamanan masyarakat untuk menjalankan ibadah di bulan suci Ramadan ini," ujar Menko Luhut dalam sambutannya.
Diketahui, penghargaan PPKM Award 2023 diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada mereka yang telah berkontribusi positif untuk masyarakat dan lingkungan dalam berjuang mengendalikan pandemi Covid-19. Penghargaan itu sendiri terbagi dalam sejumlah kategori, yakni sentra vaksinasi, telemedisin, laboratorium WGS, media, influencer, dan organisasi keagamaan, akademisi, negara sahabat, BUMN, organisasi internasional, instansi swasta luar negeri, instansi swasta dalam negeri, dan LSM.
Meski begitu, Luhut mengimbau agar pemberian vaksinasi serta obat-obatan untuk tetap dilakukan. Dia menyebut hal itu lantaran Indonesia masih dalam masa transisi, sehingga tetap perlu waspada. "Selain ini, kita dalam masa transisi dari pandemi, oleh karena itu kita tetap waspada, semua kasus harus tetap dilaksanakan, vaksinasi booster harus tetap dilaksanakan, pemberian obat dan vitamin juga harus tetap dilaksanakan," tuturnya.
Sementara itu, dalam acara yang sama, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeberkan munculnya apresiasi dari luar negeri terhadap Indonesia dalam hal penanganan Covid-19. "Yang jelas, dibandingkan dengan rata-rata dunia, kita masuk negara yang berhasil menangani Covid-19 ini. Di Juni 2022 Dirjen WHO Tedros Adhanom menyampaikan bahwa penanganan Covid-19 di Indonesia termasuk yang terbaik dan cakupan vaksinasinya juga masuk yang terbaik, yang ngomong bukan kita, yang ngomong adalah Dirjen WHO," kata Presiden Jokowi.
Tak hanya WHO, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa pujian bagi Indonesia juga datang dari Johns Hopkins University. "Kemudian di September 2021, John Hopkins University juga menyampaikan Indonesia sebagai one of the best in the world dalam menurunkan kasus Covid-19. Yang ngomong juga bukan kita, mereka yang berbicara," ujar Presiden Jokowi.
Lebih jauh Presiden Jokowi menegaskan, Indonesia tidak hanya berhasil menekan angka penularan dan kematian akibat Covid-19, melainkan juga terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada 2023.
"Kita berhasil menekan angka penularan, kita berhasil menekan angka kematian, kita juga berhasil menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Terbukti, tahun lalu kita tumbuh, growth kita di angka 5,31 persen," katanya.
Terkait apresiasi itu, Presiden Jokowi memuji kinerja semua pihak yang terlibat dalam penanganan pandemi. Namun ke depan, Presiden Jokowi juga mengingatkan untuk senantiasa waspada. "Begitu kasusnya (naik) kita langsung, jangan sampai loyo lagi, dengan problem-problem yang masih banyak kita hadapi, mestinya seperti itu. Karena saya lihat betul-betul, kita semuanya dari A-Z semuanya kerja keras menangani Covid-19 ini. Banyak pihak yang bekerja mempertaruhkan dirinya, banyak nakes yang gugur dalam penanganan Covid-19 ini," paparnya.
Menambah Regimen
Demi tetap menjaga kewaspadaan itulah, sejak Februari 2023, pemerintah kembali menggencarkan kegiatan vaksinasi Covid-19 di tanah air. Kali itu, jenis vaksinasi booster II diberikan secara cuma-cuma kepada masyarakat umum dengan batasan usia di atas 18 tahun secara massal.
Hingga kini, selain melanjutkan pemberian vaksi Covid-19 pertama, kedua, dan booster I kepada target penerima yang belum terjangkau, pemerintah juga terus melakukan penambahan regimen vaksin Covid-19, berupa vaksin Indovac, sebagai booster kedua. Vaksin Indovac itu berlaku bagi sasaran yang mendapatkan vaksin primer AstraZeneca.
Pemberian vaksinasi Covid-19 dosis booster ke-2 Indovac itu diperuntukkan bagi semua masyarakat umum usia 18 tahun ke atas. Sebelumnya, vaksin Indovac hanya diberikan pada para lanjut usia di atas 60 tahun.
Vaksin Indovac sendiri telah mendapat Persetujuan Penggunaan Dalam Kondisi Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan memperhatikan vaksin yang ada. Penggunaan Indovac berdasarkan pada rekomendasi ITAGI Nomor ITAGI/SR/3/2023 tanggal 6 Maret tentang Update Pemberian Vaksinasi Covid-19 Dosis Booster IndoVac.
Vaksin booster ke-2 Indovac diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml. Vaksin booster Indovac ini diberikan dengan interval enam bulan sejak vaksinasi dosis booster ke-1.
Pemberian vaksin dosis booster ke-2 Indovac bagi masyarakat umum dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan atau di pos pelayanan vaksinasi Covid-19. Booster memang diperlukan demi menjaga imunitas dan dapat memutus potensi penularan Covid-19.
Penulis: Ratna Nuraini
Redaktur: Elvira Inda Sari