Indonesia.go.id - Menghitung Manfaat 61 Bendungan Baru

Menghitung Manfaat 61 Bendungan Baru

  • Administrator
  • Senin, 26 Juni 2023 | 13:19 WIB
IRIGASI
  Foto udara suasana Bendungan Karalloe di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Sabtu (27/5/2023). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan 61 bendungan pada periode 2015-2025 dapat selesai. ANTARA FOTO/Arna Padda
Bendungan dibangun dengan tujuan sebagai sumber air irigasi, air baku, potensial sebagai pembangkit listrik, pengendalian banjir, konservasi air, dan pariwisata.

Pemerintah menargetkan pembangunan 61 bendungan pada kurun 2015--2024 di berbagai wilayah Indonesia. Hal itu demi mendukung target ketahanan pangan dan ketahanan air nasional.

Direktur Bendungan dan Danau, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Adenan Rasyid mengatakan, sebagai bagian dari target penyelesaian 61 bendungan, pada tahun 2022 telah diselesaikan dan diresmikan 7 bendungan, yakni Bendungan Semantok (Jatim), Ciawi (Jabar), Sukamahi (Jabar), Sadarwarna (Jabar), Beringin Sila (NTB), Kuwil Kawangkoan (Sulut) dan Tamblang (Bali). 

Total pembangunan bendungan dari 2015 hingga 2022 yang telah diselesaikan sebanyak 36 bendungan. Selanjutnya pada periode 2023–2025 akan diselesaikan 25 bendungan lagi.

Dengan penyelesaian 36 bendungan, sebanyak 245.103 ha sawah seluas atau 4 kali luas wilayah Jakarta berpotensi meningkat produksi padinya menjadi 2 juta ton per tahun. Selain itu, bendungan juga menyediakan tambahan air baku sebesar 17,19 m3 per detik yang dapat memenuhi kebutuhan bagi 10 juta jiwa penduduk.

Untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian tanaman pangan, pemerintah melakukan dua strategi utama, yakni meningkatkan konversi padi ke beras dan meningkatkan indeks pertanaman. "Dengan penyelesaian 61 bendungan sampai dengan tahun 2024, akan meningkatkan indeks pertanaman dari 143% menjadi 200%. Layanan air irigasi akan meningkat dari 231 bendungan eksisting sebesar 10,6% (761 ribu ha) pada 2015 menjadi 19,3% (1,4 juta ha sawah irigasi) pada 2024," kata Adenan.

Selain untuk ketahanan air dan pangan, dari 187 bendungan yang terbangun hingga 2015, sebanyak 23 bendungan di antaranya dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan total kapasitas 507.264 MW (Megawatt). Bendungan-bendungan tersebut antara lain Bendungan Batutegi (28 MW); Jatiluhur (150 MW); dan Bili-Bili (20,1 MW).

Sedangkan untuk 61 bendungan yang dibangun dari 2015 sampai 2024, terdapat 43 bendungan memiliki potensi tenaga listrik dengan total kapasitas 258,16 MW, antara lain Bendungan Way Sekampung (5,40 MW); Jatigede (110 MW), dan Leuwikeris (20 MW).

Dari 61 bendungan tersebut, sebanyak 52 bendungan memiliki total kapasitas tampung 3.734,09 juta meter kubik dan memiliki potensi pemanfaatan untuk layanan irigasi tersebar di 71 daerah irigasi (DI). Terdiri dari 16 DI bersumber dari bendungan selesai dan 55 DI dari bendungan on going.

Kementerian PUPR menyebut, dengan selesainya pembangunan 52 bendungan berpotensi untuk layanan irigasi tersebut diharapkan akan meningkatkan luas lahan irigasi yang mendapatkan jaminan air dari bendungan. Total target pemanfaatan bendungan untuk irigasi berdasarkan data desain bendungan seluas 385.646 hektare. Selesainya 52 bendungan pada 2024 juga diharapkan lahan irigasi suplai air bersumber dari bendungan baru meningkat menjadi 17,43% atau seluas 1,245 juta hektare.

Sebagai perbandingan, pada 2014 lahan irigasi yang mendapat suplai air bersumber dari bendungan baru 10,66% atau seluas 761,542 hektare dari total luas irigasi potensi sebesar 7,145 juta hektare. Bendungan sendiri tidak hanya memiliki manfaat untuk urusan pertanian saja, tapi juga bisa sebagai sumber energi hijau.

 

Bendungan Multifungsi

Salah satu bendungan yang tengah dikebut pengerjaannya adalah Bendungan Bener yang berlokasi di Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Plt. Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko mengatakan, Bendungan Bener dibangun sejak Oktober 2018 dan ditargetkan selesai pada akhir Desember 2024.

"Bendungan ini merupakan bendungan multifungsi yang memiliki banyak manfaat. Bendungan Bener memiliki tampungan sekitar 92 juta m3 akan mempunyai manfaat mengairi lahan irigasi seluas 15.519 hektare. Selain itu juga dapat menyuplai air baku untuk keperluan rumah tangga, kota dan industri sebesar 1.500 liter per detik ketiga kabupaten, yakni Purworejo, Kebumen, dan Kulon Progo, termasuk Bandara YIA," ungkap Jarot beberapa waktu lalu.

Bendungan tersebut juga mempunyai potensi menyuplai energi listrik sebesar 10 MW dan mereduksi debit banjir dari 584 m3/detik menjadi 178 m3/detik (70%) pada debit banjir kala ulang 25 tahun (Q25). Selain itu fungsi lainnya seperti perikanan, pariwisata dan konservasi DAS Bogowonto di bagian hulu.

Dikatakan Jarot, saat ini progres konstruksi Bendungan Bener sudah sebesar 26% dan saat ini tengah dilakukan upaya percepatan teknis konstruksi. "Saat ini sudah tidak ada kendala berarti dari segi teknis dan lahan. Untuk pengadaan lahan sudah 95% dan terus proses penyelesaian," ujarnya.

 

Berikut Bendungan yang sudah diresmikan:

Bendungan Semantok di Nganjuk, Jawa Timur

Bendungan Tukul di Pacitan, Jawa Timur

Bendungan Tugu di Trenggalek, Jawa Timur

Bendungan Bendo di Ponorogo, Jawa Timur

Bendungan Gongseng di Bojonegoro, Jawa Timur

Bendungan Nipah di Sampang, Madura

Bendungan Bajulmati di Banyuwangi, Jawa Timur

Bendungan Tapin di Kalimantan Selatan

Bendungan Napun Gete di Sikka, NTT

Bendungan Sindang Heula di Serang, Banten

Bendungan Kuningan di Kuningan, Jawa Barat

Bendungan Way Sekampung di Pringsewu, Lampung

Bendungan Paselloreng di Sulawesi Selatan

Bendungan Karalloe di Sulawesi Selatan

Bendungan Ladongi di Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara

Bendungan Pidekso di Wonogiri, Jawa Tengah

Bendungan Ciawi di Bogor, Jawa Barat

Bendungan Sukamahi di Bogor, Jawa Barat

Bendungan Margatiga di Lampung

Bendungan Sadawarna di Subang, Jawa Barat

Bendungan Kuwil Kawangkoan di Sulawesi Utara

Bendungan Danu Kerthi di Bali

Bendungan Tamblang di Buleleng, Bali

Bendungan Beringin Sila di Sumbawa, NTB

Bendungan Bintang Bano di Sumbawa, NTB

Bendungan Rajui di Aceh

Bendungan Payaseunara di Aceh

Bendungan Jatigede di Jawa Barat

Bendungan Teritip di Kalimantan Timur

Bendungan Raknamo di NTT

Bendungan Rotiklot di NTT

Bendungan Tanju di NTB

Bendungan Mila di NTB

Bendungan Sei Gong di Kepulauan Riau

Bendungan Logung di Jawa Tengah

Bendungan Gondang di Jawa Tengah

 

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pun mencatat jumlah bendungan di Indonesia telah mencapai 205 unit pada 2021. Dari jumlah itu, Nusa Tenggara Barat menjadi provinsi dengan jumlah bendungan terbanyak di dalam negeri.

Tercatat ada 72 bendungan yang berada di provinsi tersebut. Luasannya mencapai 709,65 juta meter kubik (m3). Jumlah terbanyak kedua ditempati oleh Jawa Tengah dengan 42 bendungan seluas 3,49 miliar m3. Kemudian, ada 30 bendungan dengan luas 663,34 juta m3 di Jawa Timur.

Jumlah bendungan di Nusa Tenggara Timur sebanyak 18 unit dengan luas 29,62 juta m3. Jawa Barat juga memiliki bendungan sebanyak 11 unit dengan luas 1,63 miliar m3.

Lalu, terdapat enam bendungan seluas 27,43 m3 di Kalimantan Timur. Bendungan yang berada di Bali dan Aceh sama-sama sebanyak lima unit dengan luas berturut-turut sebesar 27,17 juta m3 dan 24,50 juta m3.

Selain untuk kedaulatan pangan dan air, bendungan juga dapat dijadikan sebagai pembangkit tenaga listrik. Tak hanya itu, bendungan juga dapat menjadi objek wisata bagi masyarakat sekitar.

 

Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari