Indonesia.go.id - Menakar Kunci Sukses Swasembada Pangan

Menakar Kunci Sukses Swasembada Pangan

  • Administrator
  • Rabu, 22 Januari 2025 | 08:16 WIB
SWASEMBADA PANGAN
  Salah satu fondasi utama dalam mendukung produktivitas petani di seluruh Indonesia. Pemerintah juga telah menyederhanakan mekanisme distribusi pupuk. Kini, PT Pupuk Indonesia langsung mendistribusikan pupuk ke kelompok tani atau pengecer, meminimalkan hambatan birokrasi yang sebelumnya kerap memperlambat proses.ANTARA FOTO
Langkah-langkah strategis yang diambil pemerintah, mulai dari peningkatan ketersediaan pupuk hingga percepatan pembangunan irigasi, menjadi sinyal positif bagi masa depan pertanian Indonesia

Dalam upaya mewujudkan swasembada pangan nasional, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono, yang akrab disapa Mas Dar, menyampaikan kabar positif terkait terpenuhinya empat komponen utama pendukung peningkatan produksi padi dan jagung. Komponen tersebut mencakup ketersediaan benih unggul, anggaran normalisasi irigasi, pupuk subsidi, dan penyerapan gabah oleh Bulog.

Namun, di balik optimisme tersebut, tantangan besar tetap membayangi, khususnya terkait peran Bulog dalam menyerap gabah sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Dalam rapat koordinasi Kemenko Bidang Pangan yang digelar di Aula Teuku Rizal Nordin, Kota Medan, Sumatera Utara, pada Selasa (21/1/2025), Mas Dar menekankan pentingnya pendekatan kolektif untuk memastikan target tersebut tercapai.

“Yang keempat, yang paling krusial adalah bagaimana Presiden Prabowo sudah memutuskan HPP. Berdasarkan pantauan kami setiap hari dan laporan dari sejumlah daerah, termasuk dari Sumatera Utara, untuk harga pembelian HPP padi masih banyak yang di bawah HPP. Tentu saja ada banyak faktor, karena itu kami mengusulkan untuk serapan beras dan jagung di bulan-bulan ini dilakukan dengan cara keroyokan,” ujar Mas Dar dengan penuh semangat.

Fondasi yang Kian Kokoh

Salah satu kabar baik yang disampaikan oleh Wamentan adalah lonjakan signifikan dalam ketersediaan pupuk subsidi, dari sebelumnya 4,5 juta ton menjadi 9,5 juta ton. Hal ini diyakini akan menjadi salah satu fondasi utama dalam mendukung produktivitas petani di seluruh Indonesia. Pemerintah juga telah menyederhanakan mekanisme distribusi pupuk. Kini, PT Pupuk Indonesia langsung mendistribusikan pupuk ke kelompok tani atau pengecer, meminimalkan hambatan birokrasi yang sebelumnya kerap memperlambat proses.

“Kami ingin sampaikan bahwa biasanya daftar penerima pupuk subsidi baru kita berikan bulan April karena proses mengular. Berkat arahan Bapak Presiden dan juga Pak Menko, daftar itu sudah kita serahkan di bulan Desember, sehingga Bulan Januari bisa langsung ditebus,” jelas Mas Dar.

Selain pupuk, irigasi menjadi fokus penting lainnya. Pemerintah pusat telah menunjukkan komitmennya untuk mempercepat pembangunan dan normalisasi irigasi di daerah-daerah. Wamentan mengimbau pemerintah daerah untuk segera mengajukan usulan terkait irigasi agar dapat direalisasikan lebih cepat.

“Pemerintah pusat memiliki kewenangan untuk ikut membantu membangun irigasi di setiap daerah. Karena itu, saya minta usulan daerah dipercepat karena Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Pertanian akan membereskan semua,” tegasnya.

Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas lahan pertanian, terutama di daerah-daerah yang selama ini mengalami kendala irigasi. Dengan dukungan yang terintegrasi antara pemerintah pusat dan daerah, para petani dapat menikmati infrastruktur yang lebih baik dan mendukung keberlanjutan hasil panen.

Optimisme Menuju Swasembada Pangan

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Kerangka Sampel Area (KSA), produksi padi dan jagung pada periode Maret hingga April 2025 diprediksi melimpah. Produksi padi diperkirakan mencapai 9 juta ton pada Maret dan 9,5 juta ton pada April. Angka ini menunjukkan prospek cerah bagi ketersediaan pangan nasional, dengan syarat penyerapan gabah oleh Bulog berjalan sesuai rencana.

Mas Dar menekankan pentingnya peran aktif Bulog dalam beberapa bulan ke depan. “Lagi-lagi ini kita harus kroyokan. Karena KSA BPS memprediksi produksi Maret 9 juta, April 9,5 juta. Ini Bulog harus punya peran yang sangat besar. Daya ungkitnya harus besar dengan membeli gabah sesuai HPP. Jangan sampai kita habis diskusi tapi kita habis waktu di sini. Ingat, menurut hitungan kami, swasembada ditentukan di tiga bulan ke depan,” tuturnya.

Meski produksi diprediksi melimpah, tantangan tetap ada, terutama terkait harga pembelian gabah yang di beberapa daerah masih di bawah HPP. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk distribusi yang tidak merata dan dinamika pasar lokal. Oleh karena itu, Mas Dar mendorong pendekatan kolektif dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, Bulog, dan para petani.

Pendekatan ini diharapkan mampu menciptakan stabilitas harga dan memastikan bahwa petani mendapatkan keuntungan yang layak dari hasil panen mereka. Dengan demikian, keberlanjutan produksi pangan dapat terjaga.

Langkah-langkah strategis yang diambil pemerintah, mulai dari peningkatan ketersediaan pupuk hingga percepatan pembangunan irigasi, menjadi sinyal positif bagi masa depan pertanian Indonesia. Dukungan ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi petani, tetapi juga memastikan ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan.

Namun, keberhasilan ini membutuhkan kolaborasi dan komitmen dari semua pihak. Sebagaimana yang disampaikan oleh Mas Dar, swasembada pangan adalah tanggung jawab bersama yang memerlukan kerja keras dan sinergi yang kuat. Dengan optimisme yang tinggi dan langkah strategis yang tepat, cita-cita swasembada pangan bukanlah mimpi yang sulit diwujudkan.

 

 

Penulis: Ismadi Amrin
Redaktur: Taofiq Rauf