Berdasarkan pengalaman sukses di World Expo 2020 Dubai yang mencatat transaksi bisnis USD2 miliar, Indonesia menargetkan lebih banyak peluang ekonomi di Osaka, termasuk menarik hingga 3,5 juta pengunjung.
World Expo 2025 Osaka, yang akan digelar di pulau buatan Yumeshima, Osaka, Jepang, mulai 13 April hingga 13 Oktober 2025, menjadi ajang strategis yang mempertemukan inovasi dan budaya dari seluruh dunia. Ajang itu digelar untuk menjawab tantangan global umat manusia. Bertemakan "Designing Future Society for Our Lives", pameran ini juga menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk menunjukkan kemajuan dan potensi besar yang dimilikinya.
Melalui Paviliun Indonesia yang mengusung tema "Thriving in Harmony – Nature, Culture, Future", Indonesia membawa filosofi luhur Tri Hita Karana dari Bali ke panggung dunia. Filosofi ini menekankan pentingnya harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta, dan menjadi dasar bagi pendekatan holistik Indonesia dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Tema dari Indonesia ini sejalan dengan tujuan World Expo 2025 Osaka. Perhelatan akbar setiap lima tahun sekali ini mempunyai tujuan untuk berkontribusi pada pencapaian Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) dan pencapaian strategi nasional "Japan Society 5.0".
Menurut laman resmi Expo 2025 Osaka, dijelaskan bahwa target SDGs akan ditempuh dalam lima tahun. Oleh sebab itu, tahun-tahun ini menjadi krusial untuk meningkatkan upaya dalam mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.
Pameran Dunia 2025 Osaka akan menjadi platform utama untuk mencapai SDGs pada tahun 2030. Selain itu, "Japan Society 5.0" adalah strategi nasional Jepang untuk mengembangkan masyarakat yang maju secara ekonomi dan menyelesaikan masalah sosial melalui sistem yang menggabungkan ruang siber dan fisik secara canggih.
Hal ini mendorong masyarakat untuk mampu menyelesaikan berbagai masalah di skala global menggunakan teknologi. Meliputi teknologi internet of things (IoT), kecerdasan buatan (AI), robotika, mahadata, dan bioteknologi adalah masyarakat yang sesuai kriteria mencapai SDGs.
Perpaduan Tradisi dan Inovasi
Desain Paviliun Indonesia yang menyerupai kapal Phinisi—ikon maritim Indonesia dari Sulawesi—menjadi simbol perjalanan bangsa menuju masa depan berkelanjutan. Paviliun ini dikurasi putra Presiden RI Prabowo Subianto oleh Ragowo 'Didit' Hediprasetyo, yang menampilkan perpaduan budaya tradisional dan inovasi masa depan, seperti tenun Batubara, Sumatra Utara, yang dijadikan layar perahu, hingga pameran seni kontemporer dari Nyoman Nuarta, Nasirun, dan Arkiv Vilmansa.
Paviliun ini menawarkan pengalaman multisensorial yang membawa pengunjung menyusuri keanekaragaman hayati Nusantara dalam zona alam menyerupai hutan hujan tropis. Tayangan video, pameran keris hingga film pendek "Wayang Kulit, Layar Kehidupan" karya Garin Nugroho memperkaya narasi budaya. Tarian tradisional seperti Ketuk Tilu dan Jaipong oleh Happy Salma dan Ariel Tatum, serta pencak silat oleh Eko Uwais menambah daya tarik kultural paviliun.
Visi Indonesia Emas 2045
Indonesia memanfaatkan ajang ini untuk memperkenalkan visi "Indonesia Emas 2045"—sebuah pandangan masa depan yang makmur, inklusif, dan berkelanjutan. Melalui pengalaman teknologi imersif, pengunjung diajak menjelajahi dari kedalaman bumi hingga visualisasi masa depan Indonesia.
Kala press preview di Paviliun Indonesia, Rabu (9/4/2025), Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri, menegaskan bahwa paviliun ini merupakan wujud dari komitmen Indonesia dalam membangun sektor pariwisata berbasis pemberdayaan komunitas lokal, pelestarian alam, dan ekonomi hijau.
“Di panggung dunia ini, kami dengan bangga memperkenalkan Indonesia sebagai destinasi kelas dunia untuk wisata spesial, di mana kearifan masa lalu berpadu dengan kemewahan modern. Komitmen kami teguh — untuk membangun sektor pariwisata yang memberdayakan komunitas lokal, melestarikan warisan alam, dan menumbuhkan ekonomi hijau yang berkelanjutan,” ucap Menteri Pariwisata.
Diplomasi Ekonomi dan Budaya
Tak hanya menonjolkan budaya, Paviliun Indonesia juga menjadi ruang interaksi ekonomi. Lebih dari 40 forum bisnis akan digelar untuk mendorong investasi di sektor energi terbarukan, infrastruktur strategis, pengembangan kota pintar, pariwisata, industri kreatif, dan ekonomi hijau. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas menyebut bahwa partisipasi Indonesia di Expo ini merupakan bagian dari strategi transformasi ekonomi nasional.
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, menerangkan partisipasi Indonesia di Osaka ini merupakan yang kedelapan dalam ajang World Expo yang dirintis dari London, Inggris pada 1851. Indonesia kembali ke Osaka pada tahun 2025, kota yang menjadi tempat debut Indonesia pada 1970.
“Hal ini menunjukkan komitmen berkelanjutan kami terhadap kolaborasi dan inovasi global. Kehadiran Indonesia saat itu dan sekarang mencerminkan visi strategis untuk menampilkan kekayaan warisan budaya, ketahanan ekonomi, dan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan,” jelas Menteri PPN saat meresmikan pembukaan Paviliun Indonesia, Minggu (13/5/2025) .
Berdasarkan pengalaman sukses di World Expo 2020 Dubai yang mencatat transaksi bisnis USD2 miliar, Indonesia menargetkan lebih banyak peluang ekonomi di Osaka, termasuk menarik hingga 3,5 juta pengunjung.
Indonesia memandang World Expo 2025 sebagai platform strategis untuk mendorong peningkatan foreign direct investment (FDI) serta menunjukkan komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan, inovasi, dan kemitraan global. Dengan proyeksi lebih dari 28 juta pengunjung dan partisipasi dari 158 negara serta 7 organisasi internasional, kehadiran Indonesia di ajang ini selaras secara strategis dengan target pertumbuhan jangka panjang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045.
Terlebih lagi dalam periode 2025-2029 ini, untuk mencapai pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) 8 persen, dibutuhkan pembiayaan dan investasi hingga Rp10.303 triliun. Jumlah tersebut setara dengan 6,7 persen dari PDB kumulatif (harga berlaku). Sekira Rp3.090 triliun diharapkan berasal dari partisipasi sektor swasta nasional maupun mancanegara.
Sinergi Seni dan Keberlanjutan
Salah satu kekuatan Paviliun Indonesia adalah kehadiran seni kontemporer yang menyoroti spesies langka Indonesia. Indieguerillas, Nasirun, dan seniman lainnya menampilkan karya yang mencerminkan tradisi sekaligus masa depan. "Nusantara Odyssey" karya Isha Hening dan Raditya Bramantya, serta "Wajah Nusantara" oleh Davy Linggar, memperkuat narasi ini.
Dukungan dari organisasi seperti Artha Graha Peduli, melalui program konservasi Tambling Wildlife Nature Conservation, menunjukkan keseriusan Indonesia dalam isu keberlanjutan. Kerja sama dengan Cita Tenun Indonesia pun menampilkan warisan tekstil tradisional atau wastra yang diperbarui secara modern.
Culture Zone di Paviliun menghidupkan warisan Indonesia tak berwujud—melalui demonstrasi langsung kerajinan tradisional dan pertunjukan harian. Di sini, pengunjung akan menyaksikan pembuatan obat herbal Indonesia, kosmetik tradisional, dan teknik tenun yang telah diwariskan turun-temurun.
Pertunjukan tari tradisional dan seni bela diri akan digelar secara rutin, menampilkan disiplin seni dan tradisi gerak yang mendalam dari Indonesia. Setiap ekspresi—baik melalui kain, gerakan, atau ritual—dihadirkan bukan sebagai peninggalan masa lalu, tetapi sebagai praktik hidup yang terus berkembang di Indonesia saat ini.
Desain Ramah Lingkungan
Yang menarik Paviliun Indonesia dibangun dengan prinsip desain ramah lingkungan. Paviliun ini memastikan penggunaan sumber daya alam yang efisien sambil memperkecil dampak lingkungan. Salah satu inovasi utama adalah penggunaan kayu Plana, yang terbuat dari 60 persen sisa sekam padi, 30 persen limbah plastik daur ulang, dan 10 persen aditif, menawarkan alternatif berkelanjutan dari kayu konvensional. Struktur ini juga mengintegrasikan sistem pencahayaan dan pendinginan yang hemat energi untuk mengurangi emisi karbon, serta bahan-bahan daur ulang dan berkelanjutan untuk membatasi limbah.
Setelah World Expo 2025, elemen-elemen terpilih dari Paviliun akan dipergunakan kembali atau dipindahkan untuk menjadi aset budaya dan edukasi. Beberapa komponen akan dipamerkan di Kedutaan Besar Indonesia di Jepang, sementara yang lainnya akan didaur ulang atau dimanfaatkan kembali untuk memastikan warisan yang terus hidup setelah acara enam bulan tersebut.
Perjalanan menelusuri Paviliun Indonesia tidak akan lengkap tanpa mencicipi kuliner khas Nusantara. Selama di sana, pengunjung dapat mengunjungi restoran di Paviliun, di mana menu yang telah dikurasi menawarkan cita rasa warisan kuliner Indonesia—termasuk kopi Mandheling dan Toraja yang sudah dikenal luas, disajikan oleh KAPPI. Sementara itu, area ritel akan menampilkan barang-barang kerajinan tangan yang mencerminkan keragaman dunia desain Indonesia—mulai dari tekstil artisanal hingga reinterpretasi kontemporer dari bentuk-bentuk tradisional.
Menuju Kolaborasi Global
Tentu saja, World Expo 2025 Osaka menjadi peluang emas untuk memperkuat kerja sama global. Pemerintah Indonesia telah menggandeng mitra strategis seperti perusahaan publik Astra dengan pengalaman multisektor di pertambangan, otomotif, keuangan, IT, dan agrobisnis untuk mendukung partisipasi nasional. Adapun, untuk mendukung pertemuan Forum Bisnis, Paviliun Indonesia juga menawarkan fasilitas VIP, ruang bisnis, dan forum diskusi untuk mempertemukan investor, pengambil kebijakan, dan inovator dari seluruh dunia.
Dengan tema "Thriving in Harmony – Nature, Culture, Future", Indonesia menyampaikan pesan kuat bahwa keseimbangan antara alam, budaya, dan teknologi adalah kunci untuk membangun masa depan yang lebih baik. Paviliun ini bukan hanya cerminan masa lalu dan masa kini Indonesia, tetapi juga jendela menuju masa depan yang penuh harapan dan kolaborasi global.
Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Untung S