Kehidupan penyintas di Huntara Desa Konga, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi praktik nyata resiliensi berkelanjutan di tengah situasi krisis bencana.
Di bawah langit Flores Timur yang kini lebih sering berbalut awan vulkanik, kehidupan perlahan disusun kembali. Di Desa Konga, Kecamatan Titehena, Nusa Tenggara Timur, ratusan keluarga penyintas erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki mulai menata ulang hidup di Hunian Sementara (Huntara) yang dibangun sebagai tempat bernaung dan harapan baru.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama kementerian/lembaga terkait membangun hunian sementara dengan berbagai fasilitas dasar pendukung yang tidak hanya menjadi tempat berlindung, namun juga kawasan ini menjadi ruang pemulihan kehidupan sosial, ekonomi hingga psikologis bagi para penyintas.
Kehidupan penyintas di Huntara Desa Konga, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi praktik nyata resiliensi berkelanjutan di tengah situasi krisis bencana.
Walaupun hanya sebagai tempat tinggal sementara, masyarakat terdampak kembali melanjutkan kehidupan sehari-harinya mulai dari aktivitas rumah tangga seperti memasak, mencuci, hingga perputaran ekonomi yang sedikit demi sedikit tumbuh dari usaha kecil.
Pada beberapa kopel (hunian berderet pada satu lahan yang sama), terlihat beberapa warga membuka warung kecil yang menjual makanan dan minuman ringan, makanan berat, galon air dan bengkel kendaraan bermotor.
Aktivitas lainnya seperti menanam sayur dan beternak ayam juga dilakukan dengan peralatan serta kandang yang sederhana.
Salah satu penyintas dari Desa Boru, Ibu Rofina, menceritakan bagaimana kehidupan setelah evakuasi ke Huntara.
Menurut dia, air bersih, listrik, dan beberapa bahan makanan diberikan secara berkala tidak hanya dari pemerintah daerah saja tetapi berbagai komunitas kemanusiaan juga mengirim beberapa bantuan sembako pangan.
"Dalam kondisi seperti ini, pelan-pelan kami berusaha bangkit kembali," kata Rofina saat ditemui di Huntara Konga, Sabtu (24/5/2025).
Selain itu, kebutuhan pendidikan bagi anak-anak penyintas tingkat sekolah dasar (SD) dan pendidikan anak usia dini (PAUD) juga didukung mulai dari sekolah lapangan di tenda darurat hingga pembangunan sembilan Ruang Belajar Sementara untuk mengakomodasi 1.492 siswa.
Harapannya, ruang ini bukan hanya menjadi tempat belajar tetapi juga memupuk semangat untuk meraih masa depan di tengah keterbatasan.
Ruang belajar ini dibangun oleh komunitas Save The Children bersama Komunitas Pahlawan Anak, Circle of Imagine Society Timor, Perkumpulan Masyarakat Penanganan Bencana Nusa Tenggara Timur dan Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial Larantuka.
Huntara bukan Solusi Akhir
Sejauh ini, sebanyak 450 unit Huntara tahap I dan II sudah dihuni oleh 450 kepala keluarga. BNPB bersama unsur terkait pun membangun Huntara tahap III untuk memastikan penyintas yang masih berada di pos lapangan dapat segera dipindahkan ke lokasi tempat tinggal yang lebih layak.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menekankan bahwa Huntara menjadi opsi terbaik saat ini untuk relokasi masyarakat di luar zona bahaya mengingat status Gunung Lewotobi Laki-Laki telah naik menjadi level IV atau Awas.
"Kita harus hidup berdampingan dengan Gunung Lewotobi Laki-Laki, walau kondisinya naik turun, yang terpenting masyarakat berada di luar zona bahaya dan dapat beraktivitas seperti biasa dengan aman," tuturnya saat berdialog dengan pengungsi di Pos Lapangan Konga, Kecamatan Titehena, Flores Timur, NTT, Jumat (23/5/2025).
Di sisi lain Suharyanto menekankan bahwa Huntara bukanlah solusi akhir. Hunian Tetap (Huntap) yang akan segera dibangun menjadi prioritas dan solusi terbaik untuk keamanan masyarakat ke depannya dalam hidup berdampingan dengan potensi erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.
"Jangan sampai warga merasa nyaman di Huntara lalu masalah dianggap sudah selesai. Sekali lagi, Huntara itu sifatnya sementara, kita prioritaskan pembangunan Huntap sebagai rumah warga yang layak dan aman untuk selamanya,” jelas dia.
Adapun rencana pembangunan Huntap ditetapkan pada satu titik, yaitu Noboleto akan dimulai dengan pembersihan lahan dimulai Juni mendatang dengan target pembangunan 500 unit rumah.
Pembangunan ini didukung oleh Kementerian Pekerjaan Umum serta Kementerian Perumahan dan Kawasan Pemukiman bersama TNI/Polri dan masyarakat setempat.
Aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki
Kehidupan mulai disusun kembali, bahaya erupsi masih mengintai. Berdasarkan pemantauan aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) per Sabtu (24/5/2025), teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi sekitar 50 sampai 100 meter dari puncak. Adapun cuaca cerah hingga berawan disertai angin lemah ke arah barat daya dan barat.
Tim Tanggap Darurat PVMBG Sulistiyani menjelaskan bahwa terdapat perbedaan aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki saat ini dibandingkan sebelumnya.
"Aktivitas saat ini ada perbedaan dari kejadian erupsi bulan November 2024 lalu, dari segi kegempaan hingga letusan," jelasnya di Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-Laki, Sabtu (24/5/2025).
"Melihat situasi yang tidak dapat diprediksi ini, solusi terbaik adalah masyarakat harus dievakuasi di luar radius bahaya yang telah ditetapkan," ujar Sulistiyani.
Merespons hal tersebut, masyarakat setempat diimbau untuk tetap waspada serta tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 6 Km dan sektoral Barat- Utara- Timur Laut sejauh 7 km dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Mereka juga diimbau mengikuti instruksi dari aparat pemerintah daerah dan tidak mengikuti isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Kisah di Huntara Konga adalah refleksi nyata dari ketangguhan masyarakat Indonesia dalam menghadapi bencana. Di tengah ketidakpastian, mereka tidak menyerah. Mereka bertahan, beradaptasi, dan menata ulang kehidupan.
Penulis: Jhon Rico
Redaktur: Kristantyo Wisnubroto
Berita ini sudah terbit di infopublik.id: https://www.infopublik.id/kategori/sorot-sosial-budaya/921259/huntara-konga-menata-ulang-hidup-dalam-bayang-bayang-erupsi-lewotobi