Peluncuran 80.081 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di Klaten ini menjadi momentum penting dalam sejarah pembangunan ekonomi nasional.
Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menjadi saksi sejarah baru pembangunan ekonomi berbasis gotong royong. Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, meresmikan secara nasional sebanyak 80.081 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP/KKMP) yang tersebar di seluruh Indonesia. Peresmian dipusatkan di Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Bentangan, menjadikan desa ini simbol kebangkitan ekonomi rakyat dari tingkat akar rumput.
“Saya Prabowo Subianto, Presiden Republik Indonesia, meluncurkan kelembagaan 80 ribu Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. Terima kasih,” ucap Presiden di Desa Bentangan, Senin (21/7/2025). Dengan sentuhan tombol peresmian, dimulailah operasional koperasi desa secara nasional.
Dari sekian ribu Koperasi Desa tersebut, KDMP Bentangan adalah salah satu dari 103 mock up koperasi desa yang sudah beroperasi dan dirasakan manfaatnya oleh warga desa sekitar. Koperasi ini merupakan contoh kelembagaan ekonomi yang tumbuh dari musyawarah warga.
KDMP Bentangan berdiri sebagai hasil musyawarah desa pada 25 Mei 2025. Dalam forum itu, warga memilih lima pengurus dan tiga pengawas yang akan mengelola koperasi. Pada 3 Juni 2025, koperasi ini resmi mendapatkan akta badan hukum dari Kementerian Hukum dan HAM.
“Setelah SK dari Kemenkumham terbit, kami bergerak cepat membangun layanan. Semua ini untuk memenuhi kebutuhan warga secara mandiri,” kata Hari Wibawa, Sekretaris KDMP Bentangan.
Bangunan koperasi yang berada di Jalan Pakis-Daleman KM 4 Bentangan terdiri atas enam gerai utama: Gerai pupuk dan sarana pertanian, gerai sembako, gerai logistik/PT Pos, unit simpan pinjam, klinik desa, dan apotek desa.
Untuk mendukung distribusi, koperasi itu memiliki gudang besar dan armada truk logistik. Saat ini, jumlah anggota KDMP Bentangan mencapai 1.100 orang, dari total 2.400 warga ber-KTP Bentangan.
“Kami ingin semua warga menjadi anggota, karena koperasi ini dibangun dari, oleh, dan untuk anggota,” jelas Hari Wibawa.
Motor Penggerak Ekonomi Pertanian
Dengan 60 persen penduduk Bentangan berprofesi sebagai petani, koperasi ini fokus menyerap hasil panen lokal. Petani dapat membeli pupuk dan bibit di koperasi, sementara gabah hasil panen dapat diserap oleh koperasi untuk dipasarkan kembali dengan harga yang menguntungkan.
“Kami berharap anggota kelompok tani bisa memanfaatkan koperasi ini. Hasil panen akan kami serap, dan keuntungan akan kembali ke anggota,” jelas Hari.
Adapun, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menegaskan, di wilayahnya telah berdiri 8.523 unit koperasi Merah Putih, yang mencakup 7.810 Koperasi Desa dan 513 Koperasi Kelurahan.
“Dengan koperasi, desa bisa melakukan penetrasi bahan pokok lebih baik. Ada gerai sembako, gas, apotek, hingga pupuk. Desa akan lebih mandiri,” ujar Luthfi setelah meninjau KDMP Bentangan bersama Menko Pangan Zulkifli Hasan.
Menko Pangan Zulkifli Hasan menambahkan, 80.000 lebih Koperasi Merah Putih di Indonesia telah memiliki badan hukum. Program ini mendapat dukungan penuh dari BUMN sebagai mitra distribusi kebutuhan pokok.
“Kita perlu 2-3 tahun agar koperasi ini menemukan bentuk ideal. Tapi ini langkah strategis untuk memperkuat ekonomi rakyat,” ujar Zulkifli Hasan.
Koperasi Sebagai Outlet Pangan Murah
Kehadiran KDMP Bentangan sejalan dengan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dijalankan Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama Perum Bulog. Melalui koperasi, distribusi beras, minyak goreng, dan bahan pokok lainnya bisa dilakukan langsung ke masyarakat dengan harga sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Kopdes Merah Putih ini akan menjadi outlet resmi SPHP. Dengan jaringan ini, harga beras dan bahan pokok bisa lebih murah dan stabil,” kata Arief Prasetyo Adi, Kepala Bapanas.
Berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 5 Tahun 2024, harga beras SPHP di Zona I (Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, Sulawesi) dipatok Rp12.500/kg. Sistem distribusi berbasis koperasi memotong rantai pasok yang panjang, sehingga produk pangan lokal langsung terserap tanpa perantara.
Suara dan Harapan Warga
Bagi warga seperti Aseh dari Jetis Boto, koperasi menjadi jawaban atas keluhan harga gas melon dan sembako yang kerap melambung. “Kalau lewat koperasi, semoga harganya lebih murah dan stabil,” ujarnya.
Yunika, warga Mendangan, berharap koperasi bisa melindungi konsumen dari praktik dagang yang merugikan. “Kadang beli gas Rp30 ribu, padahal mestinya Rp18 ribu. Kami harap koperasi jadi solusi,” katanya.
Program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih adalah bagian dari strategi nasional untuk membangun kemandirian ekonomi desa. Presiden Prabowo menegaskan bahwa koperasi ini bukan hanya proyek jangka pendek, tetapi gerakan berkelanjutan yang menghidupkan kembali semangat kolektif masyarakat.
“Semoga koperasi ini menyejahterakan warga, pengurus, dan seluruh anggotanya,” tutur Bambang Gunarsa, Ketua KDMP Bentangan.
Peluncuran 80.081 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di Klaten ini menjadi momentum penting dalam sejarah pembangunan ekonomi nasional. Dengan dukungan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan BUMN, koperasi diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan daya beli masyarakat desa.
Koperasi Merah Putih bukan sekadar warung desa, tetapi pusat distribusi, layanan, dan pemberdayaan ekonomi rakyat yang berorientasi pada kemandirian.
Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Untung Sutomo