Akhirnya produksi pertama Esemka, kendaraan roda empat merk asli Indonesia, diperkenalkan ke pasaran. Pada tahap pertama, Esemka yang diproduksi PT Solo Manufaktur Kreasi ini menawarkan kendaraan pick-up dengan merk Bima.
Bima sendiri adalah nama tokoh pewayangan yang dianggap memiliki kekuatan tubuh. Ototnya kuat. Cocok dengan model kendaraan jenis pick-up yang memang mengandalkan kekuatan dan tenaga. Kendaraan angkutan ringan ini bermesin 3000 cc.
Mobil Esemka sendiri berawal dari pameran produk inovatif di Malang yang dihadiri Pak SBY pada 2007. Waktu itu, Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono kaget dan kagum dengan kreasi siswa-siswa SMK yang mampu merakit kendaraan dengan baik.
Jokowi yang masih menjabat sebagai Wali Kota Solo, memberikan perhatian lebih pada hasil kreasi anak-anak itu. Diapun menjadikan Esemka menjadi kendaraan dinasnya. Dari situlah kemudian cita-cita mewujudkan kendaraan Indonesia dengan merk sendiri mulai merekah.
Indonesia memang pernah punya progam Mobil Nasional yang dulu menggunakan merk Timor. Presiden Soeharto saat itu memberikan banyak kemudahan bea masuk maupun pajak bagi Timor. Sayangnya Timor hanya melakukan impor kendaraan dari luar lalu menempelkan merk saja. Tidak ada transfer teknologi.
Beda dengan Esemka sekarang. Mereka memperkenalkan kendaraannya bukan sebagai mobil nasional. Karena memang sama sekali tidak menggunakan fasilitas negara. Baik berupa kemudahan perpajakan dan sebagainya. Esemka lahir dalam ketatnya persaingan industri otomotif nasional.
Kehadran Esemka direspons positif oleh banyak pihak. Ketika banyak pilihan kendaraan pick-up yang ditawarkan berbagai merk, Esemka hadir menawarkan produk dengan harga rerata di bawah harga pasaran. Inilah salah satu kekuatan Esemka.
Ada beberapa kritik terhadap hadirnya Bima ini. Yang paling mendapat sorotan adalah desain kendaraan yang disebut orang mirip dengan produk Changan dari Cina. Padahal kemiripan desain bukanlah hal baru di industri otomotif. Di dunia ini banyak produk berbeda merk yang desainnya saling berdekatan. Ini berkenaan dengan efisiensi juga.
Yang terpenting adalah apakah produk ini memiliki kandungan lokal maksimal. Jika diperhatikan kandungan lokal Esemka Bima hampir 60% dibuat di Indonesia.
Bisa ditelusuri dari supplier yang selama ini terlibat dalam produksi mobil Esemka. Komponen sasis dan bak mobil Esemka Bima, misalnya, diproduksi oleh PT Industri Kereta Api (INKA). BUMN ini berkomitmen untuk memberikan produk terbaiknya untuk pengembangan industri otomotif nasional.
Perangkat lain seperti dashboard dan setir diproduksi oleh PT Usra Tampi. Bagian radiator adalah produk dari PT Tokyo Radiator Selamat Sempurna, kaca depan hasil produksi PT Armada Indah Agung Glass. Ban merupakan produksi PT Gajah Tunggal. Dan untuk pelumasnya Esemka menggunakan produk-produk Pertamina.
Bukan hanya itu. Oil filter dan fuel filter dibuat oleh PT Selamat Sempurna. Bagian pengisian daya atau accu hasil produksi PT Nippress Energi Otomotif. Dan masih banyak lagi.
Komponen mobil Esemka yang masih buatan luar itu piston karena Indonesia belum punya bahan yang lebih bagus dan belum memiliki alat untuk membuatnya. Sementara itu blok mesin dan blok transmisi dibuat oleh perusahaan dalam negeri PT Cikarang Persada Manufacturing.
Dengan kata lain Esemka hadir sebagai hasil keringat anak-anak Indonesia untuk mewujudkan sebuah industri otomotif lokal yang lebih kuat. Meskipun saat ini di Indonesia sudah banyak merk mobil yang beredar, Esemka memiliki kepercayaan diri untuk bersaing. Apalagi Esemka bukan mobil nasional.
Artinya kehadiran Esemka sama seperti merk-merk lainnya yang sudah merumput di Indonesia. Bedanya jika yang lain adalah merk asing, sementara Esemka adalah merk asli milik Indonesia. (E-1)