Labuan Bajo, InfoPublik - Presidensi G20 Indonesia berhasil menginisiasi peningkatan status forum Digital Inovation League (DIL) menjadi Digital Inovation Network (DIN). Hal itu, berpotensi memberikan dampak nyata terhadap perkembangan perusahaan rintisan atau startup di dunia.
Melalui peningkatan status itu, secara konkret dapat memfasilitasi pertemuan bisnis antara perusahaan rintisan atau startup dengan venture capital. Sehingga, peluang terjalinnya kerja sama antara kedua belah pihak itu dapat terbuka lebar.
"Indonesia mengelevasi dari DIL menjadi DIN. Perubahannya yang tadinya hanya diskusi tukar pikiran, menjadi langkah nyata mempertemukan perusahaan startup dengan venture capital dalam bussines matching," kata Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika (Stafsus Menkominfo), Dedy Permadi, melalui keterangan persnya usai 2nd Sherpa Meeting pada Senin (11/7/2022) di Labuan Bajo.
Diadakannya pertemuan antara kedua belah pihak itu, lanjut Dedy, akan membuat jejaring antara perusahan rintisan dengan venture capital di antara anggota negara G20 dapat terjalin. Sehingga, kedua pemangku kepentingan tersebut dapat saling mendukung.
"kita ingin di antara negara-negara G20 ada jejaring yang bisa saling mendukung," kata Dedy.
Dedy melanjutkan, proses peningkatan dari DIL menjadi DIN pun sudah mencapai persentase di angka sekitar 90 persen. Perwakilan dari negara-negara G20 yang berada di kelompok kerja atau working group sudah bersepakat terhadap peningkatan DIL menjadi DIN.
Hanya menunggu proses terakhir, yakni persetujuan tingkat menteri dari negara-negara anggota G20 pada puncak pertemuan Digital Economy Working Groups (DEWG). "Itu hampir konsesus. Hanya tinggal menunggu ketok palu di ministerial meeting," tutur Dedy.
Sebagai langkah konkret Indonesia dalam mendukung inisasi tersebut, pada September 2022 mendatang akan menyelenggarakan pertemuan antara perusahaan rintisan dan venture capital. Perusahaan rintisan dan venture capital yang berasal dari anggota negara-negara G20.
Indonesia pun sudah mempersiapkan dengan matang perusahaan rintisan yang akan mengikuti gelaran pertemuan bisnis yang diinisiasi oleh forum DIN. Sehingga, perusahaan rintisan dalam negeri mampu bersaing dengan perusahaan rintisan dari negara G20 lainnya.
"Saat ini sudah masuk ke tahap kurasi, dari para perusahaan rintisan yang dibawa oleh Indonesia," kata Dedy.
Kemudian, pada 2023 India akan melanjutkan pertemuan bisnis forum DIN ketika menjadi tuan rumah penyelenggaraan G20 mendatang. Supaya, dapat dipastikan keberlanjutan dari forum DIN di masa mendatang.
"Kami sudah berkomunikasi dengan India yang bersedia untuk melanjutkan inisiatif itu," jelas Dedy.
Mekanisme pelaksanan forum DIN seperti layaknya pertemuan bisnis, yakni setiap perusahaan rintisan dipertemukan dalam sebuah ruangan yang berisi venture capital. Keduanya akan bertemu untuk membahas peluang terjadinya kerja sama antara kedua belah pihak.
Melalui pertemuan itu, tentunya memiliki peluang besar, agar kedua belah pihak menjalin hubungan kerja sama kelak.
"Kita sediakan ruang-ruangnya satu per satu. Agar keduanya bisa bertemu," pungkas Dedy.
Foto: Untung S/InfoPublik