Pelaksanaan pertemuan Forum G20 yang salah satu agendanya fokus pada pengembangan ekonomi digital bakal membawa dampak bagi peningkatan akses masyarakat pedesaan atau rural kepada ekonomi digital.
Acara Annual Meeting World Economic Forum (WEF) yang digelar di Davos, Swiss, pada 22-26 Mei 2022, menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk menggaungkan hajatan KTT G20 yang akan dihelat di Bali, November mendatang.
Indonesia mengajak seluruh negara di dunia untuk berkomitmen dan bersungguh-sungguh mengimplementasikan upaya pengurangan dampak risiko bencana.
Platform Global Pengurangan Risiko Bencana Ketujuh atau 7th Global Platform Disaster Risk Reduction (GPDRR) merupakan kesempatan bagi Indonesia menunjukkan kapasitasnya sebagai pusat pengetahuan (center of excellence) isu kebencanaan di tingkat global.
Pemerintah gencar menerapkan sistem ekonomi sirkular dalam pengelolaan sampah, limbah, serta bahan berbahaya dan beracun (B3). Salah satu implementasinya, yaitu dengan mendorong sampah dan limbah B3 didaur ulang.
Dengan berbagi pengalaman dalam menangani bencana, maka risiko bencana bisa dimitigasi lebih awal dan efektif serta masyarakat teredukasi dengan baik.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat menyusut 8,73%, terutama akibat kenaikan bunga acuan The Fed. Kapitalisasi BEI terkikis Rp690 triliun dalam sepekan. Namun, IHSG mulai bangkit dari guncangan.
Platform digital efektif membantu UMKM meningkatkan akses pasar, juga meningkatkan inklusi keuangan.
GPDRR 2022 berlangsung pada saat yang kritis, lebih dari dua tahun sejak dimulainya pandemi COVID-19. Krisis global ini telah mengungkap bagaimana kerentanan dunia terhadap paparan bencana.
Pengangguran di Indonesia per Februari 2022 berkurang. Walaupun masih belum kembali seperti sebelum pandemi Covid-19.