Sempat mendunia karena menjadi lokasi latar film King Kong pada 2005, panorama bawah laut Mursala dengan aneka terumbu karang dan ikan hias tak kalah menarik.
Tak akan ada ada habisnya membicarakan keindahan alam Indonesia, negara dengan jumlah penduduk sebanyak 282,4 juta jiwa per Juni 2024. Menjelajahi Sabang hingga ke Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote akan tersaji bentang panorama alam karya Sang Pencipta yang patut disyukuri keberadaannya. Satu di antaranya ada di Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatra Utara. Kabupaten yang memiliki luas wilayah 2.194,98 kilometer persegi (km2) ini menyimpan keindahan alam yang sayang untuk dilewatkan.
Salah satunya adalah Pulau Mursala yang berada sekitar 111 km sebelah utara ibu kota Kecamatan Pandan. Untuk mencapainya dibutuhkan waktu sekitar 2 jam perjalanan laut menggunakan perahu kayu bermesin (speedboat) dari Pantai Kahona, Pandan, atau sekira 4 jam dari Pelabuhan Sibolga. Oh iya, berhubung tak ada transportasi umum menuju Mursala, maka kita harus menyewa perahu berkapasitas 12--15 orang yang harganya di kisaran Rp1,5 juta untuk sekali perjalanan pergi dan pulang.
Perjalanan menantang di tengah lautan menaklukkan ombak Teluk Sibolga akan terobati begitu tiba di Mursala, pulau seluas 8.000 hektare yang terletak di antara Sumatra dan Nias. Sejatinya Mursala yang masuk ke dalam wilayah administrasi Desa Tapian Nauli I merupakan pulau terbesar dari gugus kepulauan meliputi di antaranya Pulau Putri, Janggi, Kalimantung, dan Botot yang memiliki pesona pantai pasir putih. Mursala nyaris tak berpenghuni dengan pesona pohon-pohon hijau besar ditingkahi kicau aneka burung.
Menurut cerita rakyat di Tapanuli Tengah, Mursala konon dulunya menjadi tempat pelarian Putri Runduk, permaisuri Raja Jaya Dana dari Kerajaan Barus Raya yang berdiri di Sumatra pada abad ke-7. Ketika Raja Jaya Dana kalah perang melawan Kerajaan Mataram, Putri Runduk melarikan diri ke Mursala. Cerita lain menyebutkan bahwa pulau ini berasal dari kata Mur atau Moor yang mengacu kepada bangsa Arab dan sala yang bermakna salat. Sebab Mursala sempat menjadi lokasi transit pedagang-pedagang dari Jazirah Arab sebelum ke Sumatra pada masa lampau.
Tepat di tengah pulau ada sungai berair jernih yang mengalir cukup deras melintasi bebatuan besar. Pada beberapa titik aliran yang terjebak oleh bebatuan besar membentuk kolam-kolam kecil. Ujung atau muara dari sungai berakhir di tebing batu granit sedalam sekitar 40 meter dan jutaan liter air jernih tadi akan terjun bebas menghujam perairan laut lepas di sekitar Mursala.
Air terjun inilah yang menjadi surga tersembunyi pariwisata Kabupaten Tapanuli Tengah dan sempat mendunia. Hanya ada 3 air terjun seperti ini di Nusantara selain Mursala yakni di Gunungkidul (Daerah Istimewa Yogyakarta), Pacitan (Jawa Timur), dan Halmahera Barat (Maluku Utara). Pesona air terjun di Mursala sempat membuat Sir Peter Robert Jackson jatuh hati. Dia adalah sutradara kenamaan Hollywood kelahiran Selandia Baru yang sukses dengan trilogi dari dua film laris (box office) Lord of The Rings dan Hobbit.
Pria kelahiran 31 Oktober 1961 tersebut seperti diakuinya dalam buku Peter Jackson: A Film-maker's Journey karya Brian Sibley menuturkan, dirinya menjadikan Pulau Mursala dan air terjunnya sebagai latar lokasi pembuatan ulang (remake) dari film epik King Kong pada 2005. King Kong adalah cerita fiksi mengenai gorila raksasa dari Skull Island (Pulau Tengkorak), sebuah pulau imajiner di wilayah Sumatra yang diyakini sebagai Mursala.
Film King Kong sendiri telah beberapa kali dibuat ulang sejak penayangan perdananya pada 1933 silam. Tak hanya Jackson yang kepincut dengan keindahan Mursala. Sejumlah sineas nasional pun dan pada 2013 membuat film bergenre drama berjudul yang sama dengan nama pulaunya.
Mursala tak hanya bercerita seputar keindahan alam pulau dan air terjunnya saja. Lebih dari itu, kepulauan tersebut juga memendam kecantikan panorama alam bawah laut. Setidaknya ada 16 titik penyelaman yang menyediakan pemandangan aneka terumbu karang yang masih terjaga kelestariannya termasuk di spot bernama Badalu dengan beragam warna ikan hias khas laut dangkal.
Jernihnya air laut membuat gugus terumbu karang di dasar laut dangkal masih dapat terlihat dengan mata telanjang dan sangat cocok untuk melakukan kegiatan snorkeling. Bicara soal air laut jernih, terdapat lokasi favorit lain bagi para pelancong untuk menikmatinya masih di sekitar Mursala. Namanya Blue Spot dan jaraknya hanya 5 menit berlayar dari Air Terjun Mursala.
Seperti namanya, air laut di lokasi perairan ini berwarna biru jernih meski kita sedikit kesulitan untuk melihat bagian dasar lantaran di tempat ini kedalamannya bisa mencapai 8 meter dan arus bawah lautnya sedikit kencang. Sebab, perairan di sini sudah menghadap ke Samudra Hindia. Beberapa pemandu wisata tidak menyarankan pengunjung untuk berenang di Blue Spot.
Sekarang ini sudah banyak pengelola perjalanan wisata yang menawarkan paket berlayar sambil bertualang menikmati keindahan surga tersembunyi Tapanuli Tengah ini. Dalam paket wisata tersebut sudah termasuk penjemputan dari Bandar Udara Internasional Kualanamu atau di Sibolangit, kendaraan penjemputan, penginapan, speedboat, makan-minum, dan pemandu. Yuk segera atur jadwal liburan kamu dan nikmati pesona wisata di Indonesia.
Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Taofik Rauf