Dengan langkahnya yang lebar cepat, Presiden Joko Widodo memeriksa banyak ruang di beberapa lantai. Ada ruang untuk registrasi pasien, deretan ruang periksa, laboratorium, Unit Gawat Darurat (UGD), ruang rawat sekaligus tempat isolasi pasien dan banyak ruang lain dengan segala pirantinya. Bangunan Tower 7 Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta Pusat, itu sudah benar-benar seperti rumah sakit dengan sedikitnya 3.000 tempat tidur untuk pasien.
Presiden Joko Widodo dan rombongan tiba di Kompleks Wisma Atlet Kemayoran itu pada Senin pagi (23/3/2020). Usai berkeliling meninjau, Presiden Jokowi langsung meresmikan sebagai Rumah Sakit Darurat untuk Penanganan Wabah Covid-19.
‘’Saya juga melihat sarana prasarana telah siap,’’ kata Presiden Jokowi sambil menyebut ventilator, ruang periksa, ruang rawat, hingga alat pelindung diri (APD) buat para dokter, petugas medis, dan petugas supporting lainnya.
Tak sampai 24 jam, 102 pasien datang ke RS Darurat Wisma Atlet itu. Keluhannya batuk, pilek, demam, dan ada yang disertai sesak nafas. Hasil observasi virologis maupun biomolekuler belum diumumkan. Namun, 71 orang di antaranya dirawat inap. Dua dari mereka akan dirujuk akan dibawa ke RSPAD Gatot Subroto karena menunjukkan simtom sedang-berat. Ada pun 31 lainnya menjalani rawat jalan. RS Darurat ini telah berfungsi.
Penyiapan bangunan setinggi 24 lantai Tower 7 Wisma Atlet sebagai RS Darurat itu dilakukan hanya beberapa hari. Ratusan orang dikerahkan, bekerja tiga shift, 24 jam. Sampai beberapa jam sebelum diresmikan sebagai RS Darurat, mereka masih bekerja. Ada yang berseragam merah-merah dengan kacamata google, masker, sarung tangan, dan menggendong satu set tabung penyemprot. Mereka sukarelawan dari PMI Jakarta Pusat yang melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh lantai dan sekeliling bangunan.
Berdiri di atas lahan seluas 10,6 ha milik Sekretariat Negara, Wisma Atlet ini dibangun oleh BUMN Karya, seperti PT Adhi Karya Tbk, PT Wijaya Karya Tbk, dan PT Waskita Karya Tbk pada Maret 2016 dan selesai dikerjakan Februari 2018. Wisma Atlet ini dibangun dengan anggaran sebesar Rp3,79 triliun untuk dijadikan perkampungan atlet pada Asian Games 2018.
Kompleks Wisma Atlet ini terdiri dari 10 tower setinggi 22-24 lantai. Di Blok C2 ada tiga tower yang berkapasitas 1.932 unit hunian, dengan luas lantai 135.000 meter2 (sekitar 13 kali lapangan bola). Tujuh tower menara lainnya terdapat di Blok D10, dengan kapasitas 5.494 unit hunian dengan luas lantai 333.700 m2.
Keseluruhannya ada 7.426 unit hunian. Ketika berlangsung Asian Games 2018 di Jakarta, sebanyak 15.000 atlet dan ofisial dari 45 negara dapat ditampung di kompleks ini secara bersamaan.
Menara Perawatan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dibantu jajaran TNI langsung bergerak begitu ada perintah agar menyiapkan Wisma Atlet itu sebagai RS Darurat. Dalam rapat di Wisma Atlet, pada Kamis (19/3/2020), Dirjen Perumahan dari Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid memastikan, empat dari sepuluh menara siap digunakan. Piihan pertama jatuh ke Tower 7 di Blok B10, yang paling cepat terakses.
Keputusan langsung diambil. Di lantai dasar Tower 7 akan tersedia Unit Gawat Darurat (UGD) dan laboratorium. Unit Rawat Intensif (Intensive Care Unit) disiapkan di lantai 2 dan ruang relaksasi bagi tenaga medis di lantai 3. Kemudian untuk lantai 4-24 dijadikan sebagai ruang rawat pasien. Di ICU dan UGD akan tersedia lebih dari 100 tempat tidur khusus.
https://indonesia.go.id/assets/img/assets/1585060827_Foto2.jpg" />
Petugas mempersiapkan alat medis di RS Darurat Covid-19, kompleks Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/3/2020). Pemerintah menyiapkan 2.500 kamar tidur di tower enam dan tujuh Wisma Atlet yang digunakan sebagai RS Darurat Covid-19 untuk penanganan pasien Covid-19. ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Desain ruang UGD, ICU dan unit laboratorium disiapkan oleh tim dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto Jakarta. Pengerjaannya oleh sejumlah BUMN Karya. Peralatan medik dari Kementerian BUMN. Ventilator dengan meja beroda pun sudah tersedia 30 unit saat tower itu dioperasikan sebagai RS Darurat. Ada pula tabung-tabung oksigen dan instrumen untuk tes virologi darah.
Di pelataran parkir menara sudah terparkir beberapa ambulans dengan banner Indonesian Medical Response berwarna putih-biru-merah-abu-abu di kedua sisinya. Instrumen pengukur termal tubuh infrared ada di tiap pintu masuk. Tak lupa, ada bilik khusus untuk penyemprotan disinfektan, dekat pintu masuk tower.
Peralatan medis dan juga kebutuhan obat didatangkan oleh 25 BUMN melalui dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang dikoordinasi PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). PT Hotel Indonesia Natour pun dilibatkan untuk pengelolaan darurat ini untuk mendukung urusan makanan, kebersihan, dan laundry.
Dirjen Perumahan Khalawi mengatakan, Menara 7 berkapasitas 886 unit hunian, di mana setiap unit dapat menampung tiga pasien atau mampu merawat 2.458 pasien sekaligus. Sejak awal, setiap unit yang bertipe 36 m2 ini sudah dilengkapi dengan tiga tempat tidur serta lemari, sofa, dan kamar mandi dengan pemanas air. Jika Tower 7 penuh, pasien berikutnya bisa ke Tower 6, dengan 650 unit hunian. Bila masih kurang, Tower 3 akan menjadi cadangan berikutnya.
Setiap unit hunian dilengkapi juga dengan mesin pendingin ruangan (air conditioner) yang mandiri (split). Pasien juga akan dirawat di Menara 6 yang berkelir hijau dengan total unit yang dimiliki mencapai 650 unit atau mampu menampung 1.750 pasien sekaligus.
Untuk para dokter, tenaga medis dan tenaga pendukung lainnya disediakan akomodasi di Gedung Tower 1 yang berada di Blok C2. Selepas bertugas di Tower 7, para pejuang kesehatan ini diminta beristirahat seraya mengisolasi diri di bangunan tinggi berdinding warna merah Tower 1 itu.
Pasokan Listrik Terjamin
Direktur Bisnis Regional Jawa Madura Bali PLN Haryanto WS dan General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya Ikhsan Asaad menyatakan bahwa PLN menjamin kebutuhan listrik Wisma Atlet. Pasokan mencapai 11.080 Kilovolt Ampere (11,08 Megawatt). Demi menjamin keandalannya, PLN menyiapkannya dari dua subsistem yang berbeda dan melengkapinya dengan Automatic Change Over (ACO). Bila satu sumber utama mengalami gangguan secara otomatis dipindah ke sumber cadangan.
Listrik ini masuk melalui tiga gardu distribusi yang kemudian dibagikan ke semua menara Wisma Atlet. Bahkan, ada penambahan daya sebesar 3.500 Kilovolt ampere (3,5 MW) yang dialirkan untuk pos keamanan dan dapur umum.
Para petugas PLN yang menjaga jaringan listrik di Kompleks Wisma Atlet Kemayoran itu pun dibekali APD berikut masker dan antiseptik (hand sanitizer). Petugas juga bekerja secara split work sebagai langkah social distancing. Pengaturan jarak antarpetugas dan juga dengan orang lain di lapangan juga diterapkan oleh petugas PLN saat menjalankan pekerjaannya.
https://indonesia.go.id/assets/img/assets/1585060839_Foto3.jpg" />
Petugas membersihkan ruangan yang akan menjadi ruang isolasi di RS Darurat Covid-19, kompleks Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/3/2020). Pemerintah menyiapkan 2.500 kamar tidur di tower enam dan tujuh Wisma Atlet yang digunakan sebagai RS Darurat Covid-19 untuk penanganan pasien Covid-19. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/
Tenaga Medis Gabungan
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, ketika meninjau Wisma Atlet, Minggu (22/3/2020) mengatakan, pihaknya ikut mengirimkan ratusan tenaga medis termasuk dokter. Mereka dimobilisasi dari RS-RS militer milik TNI di seluruh Indonesia untuk dikerahkan ke front pandemi Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran. Sebagian mereka telah tiba di medan perjuangan pada hari Minggu lalu.
Tidak hanya TNI yang ikut mengirimkan dokter dan paramedisnya ke RS Darurat Penanganan Covid-19 Wisma Atlet, nama resmi yang disematkan ke bekas perkampungan atlet Asian Games 2018 ini. Ada juga paramedis gabungan dari rumah sakit yang dikelola oleh BUMN.
Bahkan Kementerian BUMN telah membuka pendaftaran untuk mereka yang bersedia jadi relawan kemanusiaan di RS Darurat Wisma Atlet, Kemayoran. Pengerahan ini dilaksanakan guna memenuhi kebutuhan tenaga medis dan nonmedis. Perekrutan dilakukan langsung di Wisma Atlet sejak Jumat (20/3/2020). Tak mau tinggal diam, Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pun mengirimkan dokter-dokternya untuk berjuang melawan Covid-19 di Wisma Atlet dan tempat lain yang memerlukan.
Penulis: Anton Setiawan
Editor: Putut Tri Husodo/Ratna Nuraini/Elvira