Indonesia.go.id - Tak hanya Komodo di Labuan Bajo

Tak hanya Komodo di Labuan Bajo

  • Administrator
  • Senin, 9 Maret 2020 | 01:49 WIB
DESTINASI SUPER PRIORITAS
  Kapal-kapal yang biasa digunakan sebagai bagian dari paket wisata terparkir di sebuah dermaga yang terdapat di Labuhan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Kamis (06/03/2020). Foto: Indonesia.go.id/ Bismo Agung

Labuan Bajo disiapkan pemerintah sebagai destinasi super prioritas Indonesia.

Semula wilayah ini hanyalah sebuah desa, satu dari sembilan desa dan kelurahan yang berada di ujung barat Pulau Flores, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

Labuan Bajo berarti tempat berlabuhnya orang Bajo atau dalam bahasa setempat disapa sebagai Mbajo. Desa ini merupakan rumah bagi bermukimnya para pendatang asal Suku Bajo, Sulawesi, yang merantau dan mencari ikan di sekitar perairan Flores.

Kehadiran kadal raksasa bernama komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Komodo pertama kali diberitakan dalam sebuah jurnal ilmiah pada tahun 1912 oleh Pieter Antonie Ouwens, Direktur Museum Zoologi Bogor. Hal ini menjadi pembuka jalan bagi Labuan Bajo sebagai pintu masuk para turis dan peneliti untuk melihat ora, sebutan warga setempat bagi spesies purba yang masih hidup hingga hari ini.

Komodo menjelma menjadi primadona pariwisata yang mengangkat pamor Labuan Bajo serta pulau-pulau di sekitarnya ke seluruh dunia. Keputusan tepat Presiden Joko Widodo pada 20 Januari 2020 dengan menetapkan Labuan Bajo sebagai satu di antara lima destinasi super prioritas yang akan dikembangkan pemerintah hingga lima tahun mendatang.

Empat destinasi lainnya adalah Kawasan Borobudur di Magelang Jawa Tengah, Danau Toba di Samosir Sumatra Utara, Mandalika di Lombok Nusa Tenggara Timur, dan Likupang di Minahasa Utara Sulawesi Utara. Labuan Bajo juga diusulkan menjadi kandidat tuan rumah pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Forum Ekonomi Negara-Negara Asia Pasifik (APEC) dan G-20, pada 2023 dan 2024.

Pemerintah terus melakukan pembangunan infrastruktur terkait akses menuju Labuan Bajo. Salah satunya Bandar Udara Internasional Komodo yang mampu menampung hingga empat juta penumpang per tahun. Bandara yang terletak di Kota Labuan Bajo ini memiliki landasan pacu sepanjang 2.750 meter, dan dapat didarati pesawat badan lebar sekelas Airbus A300. Bandara ini dioperasikan oleh konsorsium Changi Airport International Pte Lte yang mengelola Bandara Changi, salah satu airport terbaik di dunia.

Baru dioperasikan untuk rute internasional pada Juni 2020, bandara modern di Labuan Bajo ini akan melayani penerbangan dari sejumlah kota di Asia, Timur Tengah, Australia, serta kawasan Pasifik. Dari Jakarta, perjalanan ke Labuan Bajo dapat ditempuh dalam waktu 2,5 jam penerbangan.

Infrastruktur akses lainnya adalah Pelabuhan Labuan Bajo yang dikembangkan menjadi Marina Labuan Bajo. Pelabuhan ini dikhususkan bagi kapal-kapal wisata untuk mengangkut para turis berkeliling ke gugusan pulau cantik di sekitaran Labuan Bajo.

Kini, kapal wisata yang beroperasi di kawasan tersebut sudah mencapai 500 unit, umumnya didominasi oleh phinisi dengan kapasitas angkut maksimal 30 orang. Ada pula jenis speed boat dengan kapasitas tak lebih dari 10 penumpang.

https://indonesia.go.id/assets/img/assets/1583717679_bajo3.jpg " style="height:1345px; width:2000px" />

Seorang wisatawan memandangi perbukitan di Labuhan Bajo, Kamis (06/03/2020).
Foto : Indonesia.go.id/ Bismo Agung

 

Pulau-pulau Cantik

Mengunjungi Labuan Bajo, destinasi andalan bukan hanya Pulau Komodo. Gugusan pulau dengan pantai cantik nan berair jernih, di sekitaran Labuan Bajo, sangat sayang jika dilewatkan. Bahkan pesona pemandangan matahari terbenam atau sunset dengan semburat warna yang sulit dilupakan.

Itulah sebabnya, biro perjalanan kerap menawarkan paket wisata mengelilingi gugus Pulau Labuan Bajo yang cantik dan berpemandangan indah dalam bentuk one day tour.

Pelesir menggunakan kapal-kapal itu bisa dinikmati dengan membayar paket mulai dari Rp250.000 per orang untuk berkeliling ke gugusan pulau seharian penuh atau menginap tiga malam di atas kapal.

Sekadar saran, jika berkunjung ke Labuan Bajo pilihan pertama bisa dijatuhkan pada Pulau Padar. Pulau dengan perbukitan yang dikelilingi laut biru yang sangat eksotik. Merupakan tempat yang pas untuk menikmati matahari terbit.

Hal ini tentunya bukan tanpa sebab. Perpaduan indahnya pemandangan perbukitan, gradasi air laut, serta suara deburan ombak, dan cahaya lembut matahari membuat siapa saja yang melihat akan terpana. Kita bisa mencapai puncak bukit menggunakan tangga. Jangan lewatkan pesona keindahan bawah lautnya dengan snorkeling atau diving.

Kawasan lainnya di sekitaran Labuan Bajo yang tak boleh luput dikunjungi adalah Manta Point, tempat paling tepat untuk melihat ikan pari manta, jenis pari terbesar di muka bumi. Tempat ini terletak di perairan Pulau Gusung.

Jika ingin melihat pari manta lebih jelas, pastikan datang saat pagi atau siang hari. Pasalnya, arus lebih tenang dan pari manta juga biasanya lebih dekat ke permukaan air. Dengan begitu wisatawan bisa mengabadikan momentum foto bersama ikan cantik tersebut, dengan turun dari sekoci.

Kawasan lain yang tak kalah menarik adalah Pantai Pink di Taman Nasional Pulau Komodo.  Warna pink pada pantai ini berasal dari pecahan kerang dan hewan mikroskopis. Warna merah muda yang begitu indah jika ditimpa sinar mentari tak hanya terlihat dari atas permukaan air, melainkan menyebar hingga ke bawah permukaan air.

Selain pasirnya, keindahan alam bawah laut Pantai Pink juga tidak perlu diragukan. Kecantikan terumbu karang dan aneka rupa ikan hias bawah lautnya sangat memukau. Jika tidak suka snorkeling, kita bisa sekadar berjemur di pinggir pantai dan menikmati keindahan sekelilingnya. Jangan lewatkan juga trekking ke salah satu bukitnya untuk berfoto dari ketinggian.

Masih ada lagi pulau lain yang tak boleh dilewatkan. Pulau itu adalah Pulau Kanawa yang terkenal dengan kehidupan bawah laut yang sangat mempesona. Pertama kali menginjakkan kaki di Pulau Kanawa, kita akan disambut hamparan pasir putih dan air laut biru yang sangat jernih. Saking jernihnya, kita bisa melihat berbagai jenis hewan laut dan terumbu karang yang indah tanpa harus menyelam. Pulau Kanawa sangat cocok untuk menikmati keindahan bawah laut atau sekadar bersantai, berjemur, dan berenang di pantai.

 

Desa Budaya Wae Rebo

Tak hanya keindahan alam, Labuan Bajo juga tawarkan keindahan budaya, Desa Wae Rebo namanya. Berada pada 1.200 meter di atas permukaan laut, desa sejuk ini menawarkan wisata budaya nan unik. 

Di desa mungil itu hanya ada tujuh rumah berbentuk kerucut yang disebut Mbaru Niang. Terdiri dari lima lantai, beratap daun lontar ditutupi ijuk. Setiap Mbaru Niang hanya boleh diisi enam hingga delapan keluarga.

Masyarakat Wae Rebo berasal dari Suku Minangkabau, Sumatra Barat. Merantau jauh hingga ke Flores dan menemukan lokasi ini. Mereka kemudian membangunnya sebagai tempat tinggal. Setiap November, Wae Rebo merayakan upacara adat Penti sebagai bentuk syukur akan hasil panen.   Singgah ke Wae Rebo, kita akan disuguhi warga jamuan kopi flores yang mendunia.

https://indonesia.go.id/assets/img/assets/1583824436_Bajo7_(1).jpg" style="height:1334px; width:2000px" />

Wisatawan asing berkunjung ke Pulau Komodo, Manggarai Barat, NTT.
Foto : Antara Foto/ Hendra Nurdiyansyah

 

Wisatawan Terus Berdatangan

Dengan beragam obyek wisata yang ditawarkan Labuan Bajo, wajar saja jika setiap tahunnya jumlah wisatawan yang melancong terus meningkat. Mengutip data Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat, pada 2016 terdapat 54.335 turis asing dan 29.377 lainnya adalah turis nusantara yang masuk ke Labuan Bajo.

Angka itu naik setahun kemudian ketika sebanyak 66.601 turis asing dan 43.556 turis Nusantara memadati Labuan Bajo. Terjadi kenaikan masing-masing 18,42 persen dan 32,55 persen bagi kunjungan turis asing dan turis nusantara.  Kenaikan kembali dirasakan pada 2018 ketika terdapat 91.712 turis asing dan 69.899 turis Nusantara yang berlibur ke Labuan Bajo.

Kemudian hingga Desember 2019, tercatat ada 102.619 turis asing dan 79.690 turis Nusantara yang berwisata ke Labuan Bajo. Turis asal Eropa seperti Prancis, Jerman, dan Inggris serta Australia menjadi mayoritas pelancong asing yang memadati Labuan Bajo setiap tahunnya.

Melimpahnya kunjungan wisatawan ini pun berdampak kepada pos Penerimaan Asli Daerah (PAD). Pada 2019 tercatat menyumbang Rp30 miliar bagi kas Kabupaten Manggarai Barat. Kenaikan yang signifikan dibandingkan setahun sebelumnya menyumbang Rp16 miliar.  

 

Penulis: Anton Setiawan
Editor: Firman Hidranto/Ratna Nuraini
/Elvira