Indonesia.go.id - ASEAN Jadi Pusat Pertumbuhan di Belahan Selatan

ASEAN Jadi Pusat Pertumbuhan di Belahan Selatan

  • Administrator
  • Senin, 8 Mei 2023 | 07:54 WIB
ASEAN
  Ilustrasi. Keketuaan Indonesia pada KTT ASEAN kiranya dapat mewujudkan kemakmuran yang dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat ASEAN. ANTARA FOTO/ Zabur Karuru
Dengan Keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023, diharapkan dapat mewujudkan kemakmuran yang dirasakan secara langsung oleh masyarakat ASEAN.

Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, yang dilaksanakan mulai 9--11 Mei siap digelar.

Sejumlah isu telah diagendakan dan siap dibahas di kota yang berada di ujung Pulau Flores nan eksotis itu. Sebagai tuan rumah dan menjabat Keketuaan Indonesia ASEAN 2023, Indonesia siap menjadikan kawasan itu sebagai kawasan yang stabil dan damai serta menjadi jangkar stabilitas dunia.

Semua agenda itu terangkum dalam ASEAN Matters: Epicentrum of Growth. Tema itulah yang dibawa negara-negara di Kawasan Asia Tenggara dalam menyikapi kondisi ekonomi global, yakni membawa ASEAN sebagai epicentrum of growth.

Nah, bagaimana sebagai sebenarnya kondisi ekonomi global? Proyeksi IMF menyebutkan, pertumbuhan ekonomi global 2023 diperkirakan sebesar 2,7 persen, menurun dibandingkan 3,2 persen (2022) dan 6 persen (2021).

Ancaman resesi masih membayangi. Sementara itu, gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) mewarnai kondisi ekonomi saat ini dan diprediksi masih akan terus berlanjut. Meskipun ekonomi global diproyeksikan menurun, pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Tenggara masih berada di atas pertumbuhan rata-rata dunia.

Dalam satu dekade terakhir, rata-rata pertumbuhan tahunan ASEAN mencapai 3,98 persen, di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi global sebesar 2,6 persen. Proyeksi pertumbuhan di kawasan ASEAN pada 2022 sebesar 5,1 persen.

Itu merupakan tren positif yang ingin dipertahankan oleh Keketuaan Indonesia. Selain itu, diharapkan asumsi ekonomi makro ASEAN dapat diwujudkan melalui kemakmuran yang dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat ASEAN.

Oleh karena itu, Keketuaan Indonesia juga memberikan kesempatan bagi ASEAN untuk berperan aktif, menawarkan ide dan solusi untuk kepentingan perdamaian dan kemakmuran di kawasan. Tidak itu saja, Indonesia sebagai ketua juga terus mendorong dan memperkuat pemulihan ekonomi dan menjadikan Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan dunia yang berkelanjutan.

Indonesia diharapkan bisa berperan penting dalam pengelolaan kerja sama ASEAN sebagai ekonomi terbesar ke-5 di dunia dengan nilai USD3,3 triliun, yang juga melibatkan ekonomi mitra ASEAN senilai USD 84,6 triliun, menurut data 2021.

Dalam Keketuaan ASEAN 2023, Indonesia mendorong agar negara-negara ASEAN mempercepat implementasi agenda-agenda strategis di berbagai bidang yang akan memajukan perekonomian kawasan. Guna membahas berbagai substansi di bidang ekonomi, belum lama ini digelar pertemuan menjelang KTT ASEAN, sejumlah isu berkaitan dengan ekonomi.

Ditunjuk sebagai Ketua Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community Council), yakni Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Dalam gelaran The 22nd ASEAN Economic Community Council Meeting pada 6--7 Mei di Jakarta, Airlangga mengungkapkan pertemuan itu membahas substansi bidang ekonomi yang akan disampaikan dalam KTT ASEAN di Labuan Bajo pada tanggal 10--11 Mei 2023, khususnya terkait isu-isu di bidang ekonomi (Pilar Ekonomi).

“Pada AECC Meeting ini, para menteri yang membidangi ekonomi seluruh negara anggota ASEAN telah sepakat, untuk mendukung dua dokumen inisiatif Indonesia yang akan diadopsi menjadi Leader’s Declaration, oleh para Kepala Negara di KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo,” ujar Airlangga, di Jakarta, Minggu (7/5/2023).

Ada beberapa poin yang dihasilkan, pertama, ASEAN Leaders’ Declaration on Developing Regional Electric Vehicle Ecosystem. Isu itu menjadi dokumen inisiatif pertama yang akan menjadi panduan kerja sama dan kolaborasi untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik yang aman, efisien, dan berkelanjutan di ASEAN.

Dokumen itu juga membuat roadmap dalam renewable energy, dan EV (Electric Vehicle) yang akan dikombinasikan dengan energi terbarukan, apakah itu berbasis hydro atau solar energy. Selanjutnya, dokumen inisiatif berupa ASEAN Leaders’ Declaration on Advancing Regional Payment Connectivity and Local Currency Transaction Mechanism yang akan mendukung penguatan stabilitas keuangan serta meningkatkan integrasi ekonomi di kawasan ASEAN.

Isu ekonomi lainnya yang dibahas di KTT ASEAN kali itu, sesuai tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth, adalah Indonesia mendorong agar ASEAN mengembangkan ketahanan kawasan, memperkuat faktor-faktor pendukung, serta mendorong implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP).

Menurut Menko Airlangga, kepemimpinan Indonesia di ASEAN pada tahun ini bersamaan dengan kondisi dunia yang berada dalam masa krisis dengan berbagai tantangan global yang cukup dinamis. Namun, tantangan ini akan menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk sekali lagi menegaskan posisinya sebagai natural leader di kawasan.

Airlangga berharap dengan semangat kebersamaan ASEAN, kawasan itu diharapkan bisa terakselerasi dengan tumbuh sebesar 4,7 persen di 2023 dan mencapai 5,0 persen pada  2024, sehingga menjadikan ASEAN sebagai bright spot on the dark horizon.

Guna mendorong transformasi digital kawasan, para menteri sepakat mengakselerasi dimulainya perundingan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) dari 2025 menjadi 2023, dan ini ditargetkan akan diluncurkan pada September 2023.

“Terakhir, kami juga membahas perkembangan penyusunan Visi Komunitas ASEAN Paska-2025. Para Menteri menginstruksikan badan sektoral terkait melakukan konsultasi dengan seluruh elemen masyarakat ASEAN, agar dapat menjaring pandangan dan kebutuhan komunitas ASEAN secara inklusif,” tambah Airlangga.

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari