Kabut tipis seperti memayungi permukaan air, memberikan warna tersendiri bagi suasana hening Danau Ranamese.
Pulau Flores merupakan satu di antara empat pulau besar yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pulau seluas 14.300 kilometer persegi ini memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Pulau berjuluk Tanjung Bunga itu terbagi menjadi delapan kabupaten, termasuk Manggarai dengan ibu kotanya Ruteng. Di kabupaten berpenduduk sekitar 312.855 jiwa berdasarkan hasil Sensus Penduduk Badan Pusat Statistik 2020, terdapat satu objek wisata yang menarik untuk dikunjungi.
Namanya Danau Ranamese. Danau itu berada di Desa Golo Loni, Kecamatan Ranamese, Manggarai, dan berada dalam wilayah konservasi Taman Wisata Alam (TWA) Ruteng, yang memiliki luas 32.245,6 hektare. TWA Ruteng merupakan kawasan wisata alam terluas di tanah air yang meliputi 57 desa serta sembilan kecamatan. Kawasan itu berada dalam pengelolaan Seksi Konservasi Wilayah III Ruteng, Balai Konservasi Sumber Daya Alam NTT.
Danau Ranamese memang belum seterkenal Taman Nasional Pulau Komodo di Labuan Bajo. Tingkat kunjungan ke sini pun masih minim, terlebih di masa pandemi seperti sekarang. Meski begitu, bukan berarti Danau Ranamese tidak mampu menyuguhkan atraksi alam yang memikat.
Posisinya berada tepat di tepi jalan negara Trans Flores poros Ruteng-Borong yang beraspal sangat mulus. Jalannya berliku-liku, kadang menanjak, kadang menurun. Maklum saja, jalur ini berada di kawasan Pegunungan Ruteng. Penanda objek wisata alam ini adalah sebuah gapura setengah lingkaran setinggi empat meter dan panjang tiga meter. Di dekatnya, ada papan reklame besar bertuliskan Wisata Alam Danau Ranamese. Dari pusat Kota Ruteng, lokasi ini berjarak sekitar 25 kilometer.
Oh iya, usahakan untuk menuju lokasi wisata ini di bawah pukul 09.00 atau sebelum turun kabut. Kabut memang merupakan pemandangan sehari-hari yang menyelimuti kawasan perbukitan hijau seluas 12.102,67 ha yang mengelilingi danau. Maklum saja, kawasan Danau Ranamese berada di ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan berudara sangat sejuk.
Dinginnya udara di sekitar danau ikut disumbang oleh posisinya yang diapit dua gunung api, yakni Gunung Mandosawu yang berketinggian 2.400 mdpl dan Gunung Ranaka (2.140 mdpl). Masing-masing itu merupakan dua puncak tertinggi di Manggarai.
Buat pengunjung yang membawa mobil sendiri, jangan lupa untuk membuka kaca jendela dan silakan matikan pendingin udara (AC) di dalam mobil. Rasakan sensasi udara sejuk alami sepanjang perjalanan.
Beberapa puluh meter setelah melewati gapura, kita akan berpapasan dengan pos penjagaan sekaligus tempat penjualan tiket masuk. Harga tiket masuknya sebesar Rp5.000 per orang untuk turis domestik dan Rp100.000 per orang untuk turis mancanegara.
Setelah membayar tiket, perjalanannya dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak selebar 2 meter yang sudah diperkeras dengan batu bata susun (cone block). Kendaraan tidak bisa masuk dan harus ditinggal di lapangan parkir tak jauh dari pos penjagaan.
Saatnya bertualang menjelajahi kesejukan dan ketenangan suasana Danau Ranamese. Oh iya, karena di dalam kawasan danau tidak terdapat kedai, maka kita wajib menyiapkan perbekalan sendiri dan jangan lupa membawa kantong sampah supaya kebersihan lingkungan di sini tetap terjaga.
Danau Ranamese merupakan surga bagi sekitar 250 spesies flora dan fauna. Terdapat beberapa jenis pohon seperti giro (Sauravia ver heyeni), natu (Palagium), labe (Ficus fistulosa), dan lui (Frasimus griffithi) yang menyambut di jalan masuk menuju bagian timur danau. Kita bisa menjumpai juga jenis anggrek hutan seperti Dendrobium hymenophyllum, Vanda limbata, Pholidota imbricate, Spathoglottis plicata, Liparia latifolia, dan anggrek kantong semar (Paphiopedilum schoseri).
Selama perjalanan menuju danau suasananya sangat hening, sesekali hanya terdengar suara burung-burung penghuni hutan Ranamese. Ada burung kipasan Flores (Rhipidura diluta), anis nusa tenggara (Zoothera dohertyl), dan samyong (Pachycephala nudigula), burung endemik Ranamese yang dikenal dengan aneka jenis kicauannya. Bila malam tiba, ada burung hantu Flores keluar dari sarang mereka di pepohonan untuk berburu mangsa.
Pada Juli 2020, koleksi burung liar di hutan alam danau ini bertambah setelah pihak BKSDA melepasliarkan 115 ekor anis kembang (Zoothera interpres). Ke-115 ekor anis kembang ini semula diselundupkan ke Surabaya dari NTT melalui Pelabuhan Tanjung Perak pada 28 Mei 2020. Setelah melalui proses karantina kesehatan hewan di Balai Besar Konservasi SDA Jawa Timur, kemudian burung-burung tersebut dipulangkan ke habitatnya di TWA Ruteng.
Di kawasan hutannya, kita masih bisa menjumpai beberapa spesies monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), landak (Rodentia), babi hutan (Sus scrofa), dan musang (Viverridae). Belum lagi tikus raksasa poco ranaka (Papagomys armandvillei) yang merupakan endemik Pegunungan Ruteng dan merupakan satwa terancam punah karena mulai langka. Tikus dewasanya bisa mencapai panjang satu meter dengan berat tiga kilogram.
Cermin Raksasa
Kita dapat bersua dengan danau berair hijau jernih dengan permukaannya yang tenang setelah menempuh perjalanan menyusuri jalan setapak menurun yang sedikit licin karena tertutupi lumut. Perlu waktu sekitar 15 menit untuk menaklukkan jalan setapak termasuk menuruni puluhan anak tangga terbuat dari semen hingga mencapai tepian danau.
Kita bisa menjumpai beberapa warga sedang memancing ikan. Sesekali tampak burung belibis (Anas querquedula) dan pecuk (Phalacroraxidae) terbang mengitari danau yang luas permukaannya mencapai 11 hektare ini. Biota laut yang menghuni danau sedalam 43 meter ini terdiri dari ikan mujair, gurame, belut, dan beberapa jenis ikan kecil.
Saat berdiri di tepian danaunya, kita dapat melihat dasar danau karena terbantu jernihnya air. Sejauh mata memandang, permukaannya yang tenang dipadu kejernihan airnya sepintas seperti sebuah cermin raksasa yang memantulkan kembali kilau dari ribuan pohon hijau yang mengelilingi danau. Kabut tipis seperti memayungi permukaan air, memberikan warna tersendiri bagi suasana hening Danau Ranamese.
Tepat di selatan danau, pengelola membangun sebuah pelataran beton berukuran panjang 3 meter dan lebar 2 meter yang didirikan di tepian dilengkapi sebuah gazebo beton. Dari tempat ini kita bisa memandang panorama dari seluruh kawasan Danau Ranamese. Pelataran ini menjadi lokasi terbaik untuk berfoto dengan latar air danau berpayung kabut dan hijaunya pepohonan hutan.
Bergeser sedikit ke tenggara, menuruni belasan anak tangga di antara kesejukan hutan lebat, kita akan bertemu dengan air terjun. Tinggi air terjun ini tak lebih dari tujuh meter dari titik tertingginya. Airnya jernih, dingin, dan debitnya deras yangbersumber dari Danau Ranamese.
Secara keseluruhan, Danau Ranamese merupakan objek wisata alam yang masih terjaga kelestariannya. Pengelola pun menyediakan penginapan yang berada di dekat pintu masuk. Apabila dikelola dengan lebih baik lagi, termasuk merapikan rerumputan yang terkadang menutupi jalan setapak serta mencat ulang pagar pembatas kawasan hutan dengan permukiman penduduk, maka kawasan ini akan makin hidup lagi.
Ayo kunjungi Pulau Flores dan objek-objek wisata yang terdapat di dalamnya. Semoga kita makin bangga memiliki Indonesia dengan berwisata ke objek-objek wisata yang masih terjaga kelestarian alamnya.
Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari