BUMN dan anak perusahaannya diharapkan segera melantai di bursa efek. Untuk bersaing secara terbuka dalam meningkatkan kapitalisasi pasar.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menargetkan hingga 2023, minimum 10-15 BUMN akan go public atau menjadi perusahaan terbuka. Tujuannya, agar mampu berkompetisi, terutama di era digitalisasi yang dinilai sudah tidak terbendung lagi. Sebanyak 10 sampai 15 BUMN yang akan melantai di bursa itu diharapkan mampu bersaing dengan perusahaan lain, karena telah dibekali dengan kemampuan digitalisasi yang memadai.
Belasan perusahaan itu berasal berbagai sektor, seperti pertambangan, komunikasi, hingga kesehatan. Seluruh sektor dan perusahaan pelat merah yang akan melakukan IPO memiliki potensi untuk memperoleh sinergi dan meningkatkan kapitalisasi pasar di bursa.
Menteri Erick sendiri ingin memastikan, transformasi BUMN benar-benar terwujud dan menjadi perusahaan tercatat di BEI. BUMN diharapkan juga bisa bersaing di pasar terbuka. "Seperti yang sudah dicontohkan Himbara, di mana ada asing, ada swasta, tapi Himbara-nya masih jadi pemain besar. Sama juga seperti di industri telekomunikasi, ada swasta ada asing, tapi Telkomsel, Telkom-nya masih jadi pemain juga yang utama. Kita ingin pastikan seluruh BUMN bisa bersaing secara leluasa dan menjadi sustain untuk mendongkrak fundamental ekonomi Indonesia," kata Menteri Erick.
Sejumlah anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sedang ramai-ramai mempersiapkan rencana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) mulai tahun ini. Pada 2021, setidaknya ada dua perusahaan yang telah mempersiapkan diri untuk melaksanakan aksi korporasinya.
Kedua perusahaan dimaksud adalah PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) dan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). Mitratel merupakan anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Perusahaan itu berencana mencatatkan sahamnya di kuartal ketiga tahun ini. IPO terus dilaksanakan oleh Mitratel dan induk usahanya PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).
Pengalihan kepemilikan menara telekomunikasi dari Telkomsel ke Mitratel dilakukan secara bertahap sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Tahap pertama sudah dilaksanakan pada Oktober 2020, yang melibatkan pengalihan 1.911 menara.
Kini, tahap finalisasi dilakukan dengan mengalihkan kepemilikan dari 4.139 menara. Sehingga, secara keseluruhan terdapat 6.050 menara telekomunikasi yang secara resmi telah dialihkan Telkomsel ke Mitratel.
Sedangkan IPO PGE sejalan dengan upaya perusahaan untuk melakukan penggabungan bisnis dengan dua perusahaan pembangkit listrik geothermal milik pemerintah lainnya, yaitu PT PLN Gas & Geothermal dan PT Geo Dipa Energi (Persero).
Target dana IPO yang dibidik diprediksi menembus USD1 miliar atau setara dengan nyaris Rp 15 triliun, tepatnya Rp14,5 triliun (kurs Rp14.500/USD). Perkiraan itu disampaikan Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury.
Juga beredar informasi, anak usaha holding BUMN PT Pupuk Indonesia (Persero), yakni PT Pupuk Kalimantan Timur (Kaltim), juga sedang membuka opsi untuk melakukan penawaran umum saham perdana (IPO) sebagai salah satu strategi dalam pengembangan perusahaan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG).
Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengatakan, langkah itu merupakan bagian dari rencana bisnis perusahaan dalam lima tahun ke depan. Di mana, perusahaan menganggarkan dana belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp35 triliun.
Perusahaan itu berencana membangun pabrik soda ash, lalu menyelesaikan pabrik amonium nitrat, serta melakukan revamping/retrofit pada pabrik ammonia dan urea yang eksisting di Bontang. Selain itu, perusahaan juga tengah melakukan pengkajian pembangunan fasilitas sumber energi terbarukan seperti ekspansi kapasitas dengan membangun industri pupuk di daerah penghasil gas di luar Bontang, seperti Bintuni.
Lalu rencana diversifikasi usaha yang menggunakan renewable resource, seperti pengembangan industri oleochemical dan turunannya, yang merupakan produk lanjutan dari crude palm oil (CPO).
Untuk diketahui, Pupuk Kaltim kini memiliki lima unit pabrik urea, lima unit pabrik amoniak, dan sebuah pabrik NPK (nitrogen, phosporus, dan kalium).
Berikut merupakan sejumlah perusahaan BUMN lainnya yang juga disebut-sebut tengah mempersiapkan IPO pada 2021-2024:
Anak Usaha Pertamina:
PT Pertamina International Shipping (Persero)
PT Pertamina Geothermal Energi (Persero)
PT Pertamina Hulu Energi (Persero)
PT Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Persero)
PT Pertamina Hilir (Persero)
Sektor Kesehatan:
PT Indonesia Healthcare Corporation (Persero)
PT Bio Farma (Persero)
Sektor Perbankan, Pertanian, Telekomunikasi, dan Pertambangan:
PT EDC and Payment Gateway (Persero)
PT Pupuk Kalimantan Timur (Persero)
PT PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel (Persero)
PT Telkom Data Center (Persero)
PT Inalum Operating (Persero)
PT MIND ID (Persero)
PT Logam Mulia (Persero)
Berikut Daftar Perusahaan BUMN di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2020
No
|
Kode Saham
|
Emiten/Perusahaan
|
1
|
ADHI
|
Adhi Karya (Persero) Tbk
|
2
|
ANTM
|
Aneka Tambang (Persero) Tbk.
|
3
|
BBNI
|
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
|
4
|
BBRI
|
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
|
5
|
BBTN
|
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
|
6
|
BJBR
|
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten
|
7
|
BMRI
|
Bank Mandiri (Persero) Tbk.
|
8
|
ELSA
|
Elnusa Tbk
|
9
|
GIAA
|
Garuda Indonesia (Persero) Tbk
|
10
|
INAF
|
Indofarma (Persero) Tbk
|
11
|
JSMR
|
Jasa Marga (Persero) Tbk.
|
12
|
KAEF
|
Kimia Farma (Persero) Tbk
|
13
|
KRAS
|
Krakatau Steel (Persero) Tbk
|
14
|
PGAS
|
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
|
15
|
PPRO
|
PP Properti Tbk
|
16
|
PTBA
|
Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
|
17
|
PTPP
|
PP (Persero) Tbk
|
18
|
SMBR
|
Semen Baturaja (Persero) Tbk
|
19
|
SMGR
|
Semen Indonesia (Persero) Tbk.
|
20
|
TINS
|
Timah Tbk.
|
21
|
TLKM
|
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
|
22
|
WIKA
|
Wijaya Karya (Persero) Tbk.
|
23
|
WSBP
|
Waskita Beton Precast Tbk
|
24
|
WSKT
|
Waskita Karya (Persero) Tbk
|
25
|
WTON
|
Wijaya Karya Beton Tbk
|
Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari