Indonesia.go.id - Menggeser Minyak ke Gas Bumi

Menggeser Minyak ke Gas Bumi

  • Administrator
  • Kamis, 15 Juli 2021 | 15:13 WIB
ENERGI
  Distribusi gas bumi oleh PGN. ANTARA FOTO/ Aji Setyawan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa cadangan minyak bumi di Indonesia akan tersedia hingga 9,5 tahun mendatang, sementara umur cadangan gas bumi Indonesia mencapai 19,9 tahun.

Berdasarkan laporan The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk perubahan iklim, gas bumi hanya menghasilkan 469 gram karbon dioksida per kilowatt hour (kWh). Angka emisi itu cenderung lebih rendah dibandingkan batu bara yang mencapai 1.001 gram karbon dioksida per kWh dan minyak sebesar 840 gram karbon dioksida per kWh.

Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bidang Eksplorasi Nanang Abdul Manaf mengatakan, gas bumi menjadi andalan dalam program transisi energi di Indonesia. Menurutnya, gas bumi memang masuk kategori energi fosil. Tapi, dianggap lebih ramah lingkungan dibandingkan minyak dan batu bara yang tinggi emisi karbonnya.

Dalam proyeksi kebutuhan energi Indonesia yang dirumuskan Dewan Energi Nasional, porsi bauran energi untuk gas bumi diproyeksikan mengalami peningkatan selama 30 tahun ke depan. Pada 2020, bauran gas bumi tercatat hanya sebesar 21,2 persen dengan volume mencapai 6.557 MMSCFD.

Jumlah itu bertambah menjadi 21,8 persen dengan volume sebesar 11.728 MMSCFD pada 2030. Kemudian meningkat signifikan menjadi 24,0 persen dengan volume mencapai 26.112 MMSCFD pada 2050.

Saat ini cadangan gas bumi di Indonesia diprediksi mencapai 62,4 triliun kaki kubik dengan cadangan terbukti sebanyak 43,6 triliun kaki kubik. Kapasitas pembangkit listrik yang akan beralih dari solar menjadi gas berkapasitas 1.700 megawatt tersebar di 53 lokasi dengan kebutuhan gas mencapai 166 BBTUD per hari.

Dari kapasitas 1.700 megawatt tersebut, pemerintah telah mengonversi 274 megawatt di lima lokasi pada 2020. Kemudian, sisanya akan selesaikan tahun ini dengan rincian 213 megawatt di lima lokasi rampung semester I dan 1.210 megawatt di 42 lokasi selesai pada semester II.

Program konservasi bahan bakar pembangkit listrik tersebut diharapkan bisa mengurangi emisi karbon sebanyak 1,4 juta ton, mengurangi impor minyak, dan meningkatkan konsumsi gas bumi di dalam negeri. EBT tidak serta-merta dalam waktu dekat bisa menggantikan fungsi minyak dan gas, bahkan sampai 2050 peran minyak dan gas masih signifikan secara volume.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa cadangan minyak bumi di Indonesia akan tersedia hingga 9,5 tahun mendatang, sementara umur cadangan gas bumi Indonesia mencapai 19,9 tahun. Dengan asumsi, tidak ada penemuan baru dan tingkat produksi saat ini sebanyak 700 ribu barel oil per day (bopd) dan gas 6 billion standard cubic feet per day (bscfd).

Saat ini, cadangan minyak bumi nasional sebesar 4,17 miliar barel dengan cadangan terbukti (proven) sebanyak 2,44 miliar barel. Sementara itu, data cadangan yang belum terbukti sebesar 2,44 miliar barel. Sedangkan untuk cadangan gas bumi mencapai 62,4 triliun kaki kubik (cubic feet) dengan cadangan terbukti 43,6 triliun kaki kubik (cubic feet).

Pada 2021, Kementerian ESDM menargetkan lifting (produksi siap jual) migas sebesar 1.712 Million Barrel Oil Per Day (MBOPD), dengan rincian minyak bumi sebesar 705 MBOPD dan lifting gas bumi sebesar 1.007 MBOPD.

Tingginya potensi sumber energi gas bumi dinilai bisa menjadi tulang punggung Pertamina dalam proses transisi energi dan penurunan emisi sektor energi sebesar 377 juta ton CO2 pada 2035. Bahkan, potensi gas bumi Indonesia dinilai mampu menurunkan emisi sekitar 40% dibanding energi lain seperti batu bara dan minyak bumi.

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan mengatakan, kebutuhan gas sebagai energi bersih punya prospek sangat positif dalam 15 tahun ke depan.  Alasannya, transisi energi dari fosil fuel menuju energi yang ramah lingkungan kini jadi keharusan terkait pelaksanaan Paris Agreement. Sehingga, pemintaan terhadap energi terbarukan akan semakin meningkat.

Optimasi pemanfaatan gas bumi mulai dilakukan secara massif dengan adanya penugasan dari pemerintah melalui Kepmen 13/2020 untuk bisa meningkatkan opportunity gas dengan program gasifikasi guna konversi BBM ke BBG di 52 pembangkit listrik.

Menurut Heru, jika dilihat dari kapasitas pembangkit listriknya sekitar 1,8 Giga Watt dan berada di tempat-tempat terpencil, khususnya di Indonesia tengah dan timur, maka itu menjadi tantangan bagi PGN untuk membuat skema logistik yang tepat dan menyediakan gas bumi dengan moda beyond pipeline atau nonpipa.

PGN juga akan menyediakan gas bumi ke kilang-kilang milik PT Pertamina (Persero). Saat ini sudah terlaksana HoA dengan RU IV Cilacap di mana PGN akan menyuplai gas LNG ke RU IV Cilacap ramp upsampai dengan 111 BBTUD dengan kontrak 20 tahun ke depan.  Kemudian ada rencana penyaluran gas ke Kilang Pertamina juga akan dilakukan di TPPI Tuban dan Kilang Balikpapan.

Selama ini sebagian besar negara di dunia bertumpu pada gas alam atau gas bumi sebagai sumber energi yang dapat mendukung kehidupan masyarakatnya. Untuk Indonesia sendiri, gas alam atau gas bumi sudah mulai dimanfaatkan sejak 1960-an, dan sejak saat itu perusahaan gas Indonesia mulai berkembang.

Salah satu fakta yang mengejutkan adalah pada 2015 Indonesia termasuk 10 besar negara di dunia yang menghasilkan gas alam terbanyak. Selain itu, Indonesia juga menempati urutan ketiga untuk negara yang memiliki sumber cadangan gas alam terbesar di Asia Pasifik setelah Australia dan Republik Rakyat Tiongkok pada tahun yang sama.

Menurut catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, per tahun 2017, Indonesia diperkirakan memiliki potensi cadangan gas alam atau gas bumi sebesar 142.7 TSCF, dengan 100.36 TSFC cadangan gas alam yang telah terbukti dan cadangan potensial gas alam sebesar 42.36 TSCF.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral juga telah mencatat beberapa proyek besar gas alam yang telah didirikan di Indonesia, antara lain, Blok A Aceh yang memiliki cadangan gas alam sebesar 0.56 TSCF, East Natuna yang memiliki cadangan gas alam sebesar 46.00 TSCF, Jambaran Tiung Biru (JTB) yang memiliki cadangan gas alam sebesar 1.20 TSCF, IDD dengan cadangan gas alamnya sebesar 2.32 TSCF, Merakes dengan cadangan gas alam sebesar 0.81 TSCF, Tangguh Train 3 dengan jumlah cadangan gas alam sebesar  5.7 TSCF, Asap-Kido-Merah dengan jumlah cadangan gas alam sebesar 1.49 TSCF, dan yang terakhir Abadi dengan jumlah cadangan gas alam sebesar 10.73 TSCF.

Beberapa gas alam yang dapat ditemukan di Indonesia, antara lain, liquefied natural gas (LNG) adalah jenis gas alam metana yang akan memiliki komposisi 90% metana (CH4) ketika dicairkan pada tekanan atmosferik dan suhu -163 derajat celcius. Jika dilihat dari sisi keunggulannya, LNG merupakan gas alam atau gas bumi yang memiliki proses penyimpanan yang mudah serta pengangkutan dari kilang gas satu ke kilang gas yang lainnya yang juga mudah untuk dilakukan.

LNG merupakan gas alam atau gas bumi yang memiliki sifat tidak berbau, tidak beracun, tidak korosif dan tidak mudah terbakar. LNG juga gas alam yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan bakar.

Selain itu, Indonesia juga memiliki gas alam atau gas bumi yang bernama liquefied petroleum gas (LPG) yang merupakan gas alam yang memiliki komponen utama propana (C3H8) dan Butana (C4H10). LPG sendiri banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk bahan bakar memasak atau membuat korek api. Ditinjau dari sifatnya, LPG merupakan gas alam atau gas bumi yang tidak memiliki bau, tidak berwarna, tidak berasa, mudah terbakar dan memiliki tingkat racun yang sangat sedikit.

Indonesia juga memiliki gas alam atau gas bumi bernama compressed natural gas (CNG) yang merupakan gas alam yang tetap jernih meskipun di bawah tekanan tinggi. Selain itu, CNG juga memiliki sifat tidak berbau dan tidak korosif.

Untuk metode penyimpanannya, CNG membutuhkan tempat penyimpanan yang besar dan tekanan yang sangat tinggi agar kemurniannya tetap terjaga. Hal ini menyebabkan CNG cukup sulit untuk didistribusikan ke tempat yang jauh. CNG banyak dimanfaatkan untuk keperluan gas industri oleh masyarakat Indonesia.



 

Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari