Indonesia.go.id - Satwa-Satwa Endemik Papua Kembali Pulang

Satwa-Satwa Endemik Papua Kembali Pulang

  • Administrator
  • Sabtu, 4 November 2023 | 07:00 WIB
FAUNA
  Ilustrasi. Kakatua Raja. Burung khas penghuni Taman Nasional Cycloop, Papua. WIKI COMMON/ JJ Harisson
Kawasan Cagar Alam Cycloop Jayapura menerima kepulangan 74 satwa endemik Papua. Sebelumnya Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Papua juga telah melepasliarkan 114 satwa endemik Papua di kawasan cagar alam yang sama.

Belum lama ini di Kawasan Cagar Alam Cycloop Jayapura menerima kepulangan 74 satwa endemik Papua. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua melepasliarkan satwa asli Papua itu ke habitat alaminya di hutan sekitar Kawasan Cagar Alam (CA) Pegunungan Cycloop. Momentum tersebut berlangsung di Kampung Asei Kecil, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura.

Kepala Seksi Perencanaan, Perlindungan, dan Pengawetan pada BBKSDA Papua Lusiana Dyah Ratnawati mengatakan, sebagian satwa yang kembali ke habitatnya tersebut merupakan barang bukti titip rawat satwa dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Papua, dan sebagian lagi merupakan satwa translokasi dari BBKSDA Jawa Timur.

Adapun jenis-jenis satwa terdiri dari 3 ekor kakatua raja (Probosciger aterrimus), 2 ekor kakatua koki (Cacatua galerita), 13 ekor kasturi kepala hitam (Lorius lory), 2 ekor cenderawasih kuning kecil (Paradisaea minor), 6 ekor nuri bayan (Eclectus roratus), dan 8 ekor nuri cokelat (Chalcopsitta duivenbodei).

Sementara itu, 2 ekor biawak hijau (Varanus prasinus), 2 ekor biawak ekor biru (Varanus doreanus), 19 ekor kadal panana/kadal lidah biru (Tiliqua scincoides), 3 ekor boa pohon Papua (Candoia carinata), dan 14 ekor sanca hijau (Morelia viridis), merupakan satwa-satwa translokasi dari BBKSDA Jawa Timur.

Semua satwa telah menjalani masa habituasi (pembiasaan) di kandang transit satwa Buper Waena, di Kota Jayapura, dan dinyatakan dalam kondisi sehat dan berperilaku alami sehingga siap dipulangkan ke habitat alaminya.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Plt Kepala BBKSDA Papua Abdul Azis Bakry menyampaikan, ucapan terima kasih kepada Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Papua yang sudah membantu menyelamatkan satwa negara dan juga semua pihak yang telah terlibat dalam upaya melestarikan satwa liar milik negara.

Sebelumnya Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Papua juga telah melepasliarkan 114 satwa endemik Papua di kawasan cagar alam yang sama.

Kepala Kandang Transit Buper La Ode Irianto Subu menyampaikan bahwa satwa yang dilepas di kawasan cagar alam antara lain 3 ular boa tanah papua (Candoia aspera), 5 ular boa pohon (Candoia carinata), dan 4 ular sanca cokelat (Bothrochilus Albertisii). Selain itu, ada 4 ular sanca hijau (Morelia viridis), 91 kadal duri mata merah (Tribolonotus gracilis), 5 kadal panana (Tiliqua gigas evanescens), dan 2 ular sanca patola (Morelia amethistina).

Satwa-satwa yang dilepas di Pegunungan Cycloop merupakan satwa yang disita dalam operasi pengawasan yang dilaksanakan bersama oleh otoritas keamanan bandara dan Balai Karantina Pertanian di Jayapura selama Juni hingga Juli 2023.

Di antara satwa liar yang dilepas di cagar alam, ada yang masuk dalam daftar satwa dilindungi menurut perjanjian internasional mengenai pelindungan tumbuhan dan satwa liar (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora/CITES).

Kepala Bidang Teknis Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Yulius Palita mengatakan, ular boa tanah papua, boa pohon, sanca cokelat, dan sanca hijau masuk dalam Appendix II CITES. Apendiks II CITES mencakup daftar spesies yang saat ini belum tentu terancam punah tetapi bisa terancam punah kalau tidak ada pengaturan ketat dalam perdagangannya.

"Satwa yang kami lepas liarkan berstatus least concern berdasarkan IUCN Red List, risikonya masih rendah," kata Yulius.

 

Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari