Indonesia.go.id - Maksuba, Kue Penuh Kesabaran

Maksuba, Kue Penuh Kesabaran

  • Administrator
  • Sabtu, 21 November 2020 | 01:30 WIB
KULINER
  Kue Maksuba. Foto: Istimewa

Kue maksuba dibuat dengan bahan utama telur bebek. Untuk menghasilkan satu loyang kue dibutuhkan waktu tiga jam.

Ada satu kue tradisional dari Palembang yang tidak pernah absen disajikan saat momentum-momentum tertentu seperti acara lamaran, pernikahan, atau ketika Idulfitri. Namanya kue maksuba. Di tempat asalnya, maksuba menjadi kue spesial untuk dibawa sebagai antaran calon pengantin pria saat bertandang ke kediaman calon pengantin perempuan. Begitu pula ketika hari lebaran, kue ini ikut dibawa pasangan pengantin baru ketika mengunjungi rumah orang tua atau mertua. Membawa kudapan ini merupakan bentuk penghargaan kepada orang yang dihormati, seperti para orang tua dan mertua.

Kue ini hampir mirip dengan kojo, kue tradisional Palembang lainnya. Hanya saja, maksuba mengandung susu dan warnanya tidak hijau. Warnanya cenderung kuning dengan garis-garis hitam di tengahnya, sekilas kue ini mirip dengan kue lapis legit. Seperti kue basah pada umumnya, maksuba dibuat dari bahan dasar telur, gula pasir, mentega, vanila, dan tentu saja susu kental manis warna putih.

Keunikan kue maksuba terletak pada bahan telurnya, karena yang dipakai bukan telur ayam tetapi telur bebek. Ini membuat tekstur kue menjadi pulen serta padat dan rasanya nikmat. Tak kurang dari 28-30 butir telur bebek diperlukan untuk membuat seloyang kue maksuba. Tetapi saat ini tak sedikit yang membuat kue maksuba dari bahan telur ayam.

Zaman dulu, kue maksuba hanya bisa dimasak oleh seorang Panggong, sebutan untuk juru masak tradisional di Palembang. Konon, Panggong mewarisi kemampuan memasak kue ini secara turun-temurun. Saat ini semua orang bisa membuat kue lezat ini. Meski bahan dasarnya sederhana tapi tak mudah untuk membuatnya.

Ketelatenan dan kesabaran adalah kunci utamanya. Apalagi jika dimasak menggunakan pemanggang tradisional berbahan kayu bakar atau arang kayu. Karena selain harus mengawasi kondisi kue yang dimasak agar tidak gosong, kita juga harus menjaga bara api agar panasnya tetap sempurna. Berbeda jika kita menggunakan pemanggang berbahan bakar gas atau listrik.

Kue ini harus dibuat lapis demi lapis di mana tiap lapisnya memerlukan adonan berukuran 250 milimeter berisi campuran telur bebek, susu kental manis, mentega cair, vanila, dan gula pasir. Campuran ini sebelumnya sudah dikocok terlebih dulu. Tuang ke dalam loyang dan masukkan ke pemanggang selama 10 menit. Apabila telah matang, keluarkan dari pemanggang dan segera tuangkan adonan baru ke atas lapisan yang telah matang sebelumnya. Ulangi terus hingga memenuhi permukaan loyang.

Umumnya dalam satu loyang terdapat 15 lapis kue maksuba yang dihasilkan dari proses selama 3 jam. Mengingat pemilihan bahan dan proses pembuatannya tak mudah, maka harga kue penuh kesabaran ini pun tak bisa lagi dibilang murah. Satu loyang kue maksuba rata-rata dijual seharga Rp200.000 hingga Rp350.000. Oh iya, meski sudah tak sabaran ingin mencoba kelezatan kue khas Palembang ini, jangan lupa protokol kesehatan dengan mencuci tangan pakai sabun dan bilas memakai air mengalir. Selamat mencoba.

 

 

Penulis: Anton Setiawan
Editor: Eri Sutrisno/Elvira Inda Sari
Redaktur Bahasa: Ratna Nuraini