Taman Wisata Alam Bangko-Bangko di Pulau Lombok tidak hanya menyajikan ombak-ombak ganas. Kawasan hutan hujannya mempunyai koleksi flora dan fauna yang tak kalah memikatnya.
Selat Lombok adalah hamparan lautan biru luar biasa sekaligus menantang. Dengan membentang sepanjang 60 kilometer dari utara ke selatan membelah Pulau Bali dan Lombok, selat itu hanya berjarak 20 km pada titik tersempitnya. Kedalamannya tak pernah kurang dari 250 meter. Ini adalah rumah bagi Garis Wallace, memisahkan hewan Indomalaya dari sepupunya Australasia.
Pada titik ini pula terjadi pertemuan arus dua samudra, Pasifik dan Hindia bernama Arus Lintas Indonesia. Arus ini mengalir ke selatan di bawah selat. Ia menciptakan secara sempurna gelombang selatan bergulung-gulung tinggi mengelupas sepanjang pinggiran karang Desa Nelayan Bangko-Bangko. Arus itu bak sebuah irama indah gelombang tanpa cela.
Gulungan ombak setinggi tujuh meter atau sekira bangunan tiga lantai di perairan yang masuk dalam administrasi Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, punya pola unik. Ia bergerak beruntun tanpa jeda dari kanan ke kiri.
Di kalangan penggemar olahraga selancar (surfing) dikenal sebagai ombak kidal atau lefthand. Perlu teknik khusus untuk menaklukkan gulungan ombak berjenis barrel ini. Oh iya, barrel di dunia selancar dikenal sebagai ombak paling berbahaya sekaligus menjadi tantangan tertinggi bagi para peselancar berkategori expert atau sudah berpengalaman. Ombaknya tinggi bergulung-gulung membentuk dinding (wall), sepintas hampir menyerupai bentuk lingkaran.
Di pucuknya kerap menimbulkan kabut dan buih besar putih serta di bagian tengahnya membentuk rongga atau terowongan panjang yang harus diterobos para peselancar. Di Bangko-Bangko, terowongan ini bisa tercipta hingga mencapai 200-300 meter panjangnya. Hanya peselancar tipe goofy foot saja yang mampu menuntaskan penaklukkan si ombak kidal ini.
Ada kisah tersendiri kenapa disebut goofy foot. Namanya diambil dari tokoh animasi kartun terkenal karya Disney, Goofy. Dalam film Disney berjudul Hawaiian Holiday, diceritakan bahwa Goofy mencoba bermain selancar dengan memakai gaya reguler, tapi ia terjatuh tiga kali. Namun, ketika memindahkan kaki kanan ke depan papan dan kaki kiri yang mengendalikan, ia justru jadi mahir.
Ombak tinggi bergulung-gulung lengkap dengan terowongannya ini tentu saja memikat hati para penikmat selancar dari seluruh dunia. Dinas pariwisata setempat mencatat, setidaknya dalam setahun ada sekitar 3.000-4.000 peselancar dunia mengincar ombak barrel di perairan Bangko-Bangko dan ingin cepat-cepat menungganginya.
Mereka pun memberi julukan tersendiri untuk titik selancar di sini. Mereka menamainya Desert Point, karena gulungan ombaknya mirip dengan riak pasir di gurun, nyaris tak berujung. International Surfing Association menetapkan Desert Point sebagai peringkat keenam di dunia pemilik ombak terganas. Saking kerasnya tamparan debur ombak memecah hingga menghantam permukaan air, suaranya bisa terdengar dan menggema hingga radius 3 km.
Keganasan Desert Point hanya bisa ditandingi oleh titik-titik ombak lefthand di Kepulauan Mentawai, surganya para peselancar dunia. Tidak setiap hari kita bisa menjumpai ombak bergulung-gulung tinggi. Seperti di Desert Point, ombak kidal akan mudah ditemui pada bulan Mei hingga Oktober dan di luar waktu tersebut maka ombaknya biasa-biasa saja, ketinggiannya 1,3--1,5 meter mengutip data Surf Forecast.
Biasanya arus deras kedatangan peselancar dunia akan terjadi pada Juli--September ketika di kampung halaman mereka mulai persiapan memasuki musim dingin. Mereka bisa tinggal di sekitar Bangko-Bangko berminggu-minggu lamanya demi menunggu gelombang tinggi si ombak kidal.
Penakluk Desert Point
Tak hanya memancing minat para peselancar juara dunia seperti Kelly Slater, Mick Fanning, dan Andy Irons, Desert Point juga telah melahirkan sejumlah jago-jago penunggang ombak asli Lombok, Pulau Seribu Masjid. Salah satunya adalah Usman Trioko.
Sosok pria satu ini mudah dikenali dari perawakannya tegap dengan kulit hitam legam dan rambut pirang karena terlalu sering terbakar sinar mentari. Pria 25 tahun itu warga asli Desa Batu Putih di Kecamatan Sekotong. Jangan pernah menganggap enteng pria humoris ini.
Ketika bertemu si ombak kidal, ia bagai pinguin, menyelam di bawah gelombang besar lalu menghilang sesaat. Dan tiba-tiba menyembul ke permukaan, muncul dengan gaya membungkuk berdiri di atas papan selancarnya menerobos rongga ombak berpayung riak gelombang.
Dia pemilik rekor dunia selancar menembus terowongan di ombak barrel. Rekornya adalah 20 detik dan belum terpecahkan hingga sekarang. Ia juga sangat menggemari aksi three-sixty, gaya berputar 360 derajat di udara, di pucuk ombak barrel. Desert Point telah memberikan limpahan kesejahteraan baginya. Sebuah merek peralatan selancar ternama dari Australia telah mengikatnya sebagai ikon untuk masa kontrak seumur hidup.
Desert Point tak melulu bercerita soal ombak yang memukau. Tepi pantainya berpasir putih halus seperti butiran gula. Vegetasi berbagai jenis tumbuhan ini juga masih bisa dijumpai di bentang hutan hujan dataran rendah dekat Desert Point itu. Di antaranya bajur (Pterospermum javanicum), kesambi (Schleicera oleosa), dan waru (Hibiscus tiliaceus).
Dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda motor sepanjang tiga kilometer ke atas tebing di sebelah selatan Desert Point akan ditemukan sisa-sisa peninggalan zaman penjajahan Jepang berupa puing-puing benteng pemantau, lengkap dengan meriamnya yang mengarah ke Pulau Bali.
Jika beruntung, berdasarkan pendataan Balai Konservasi Sumber Daya Alam NTB, di Taman Wisata Alam Bangko-Bangko ini masih bisa dijumpai ayam hutan (Gallus varius), elang bondol (Haliastur indus), koakiau (Philemon buceroides), rusa timor (Cervus timorensis), babi hutan (Sus scrova scrova), dan kupu-kupu langkaThroides helena.
Bangko-Bangko bisa menjadi objek wisata alternatif bagi para penonton dan pebalap serta kru MotoGP yang akan digelar di Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika, 18--20 Maret 2022 nanti. Pemerintah daerah pun perlu membenahi infrastruktur jalan menuju Desert Point dan menambah fasilitas penunjang seperti toilet umum dan lapangan parkir. Agar makin banyak turis minat khusus datang ke Desert Point dan tentu saja tetap mematuhi protokol kesehatan.
Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari