Indonesia.go.id - Berwisata di Jalur Selatan Jawa

Berwisata di Jalur Selatan Jawa

  • Administrator
  • Jumat, 6 Mei 2022 | 08:15 WIB
LEBARAN 2022
  Foto udara sejumlah perahu nelayan ditambatkan di pesisir Pantai Pangandaran, Ciamis, Jawa Barat. ANTARA FOTO/ Adeng Bustomi
Umumnya objek wisata didominasi kawasan pantai berombak besar dan berpasir putih. Pemandangan yang mampu memikat siapa saja yang mengunjunginya.

Diizinkannya kembali kegiatan mudik pada Lebaran 2022 oleh Presiden Joko Widodo telah disambut gembira masyarakat. Tercatat sebanyak 85,5 juta orang telah berada di kampung halaman mereka untuk bersilaturahmi saat lebaran kali ini. Ini terjadi setelah dua tahun pemerintah meniadakan mudik sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona.

Selain memakai moda transportasi umum seperti pesawat, kapal, dan bus antarkota, melansir data Kementerian Perhubungan, para pemudik juga memakai 17 juta unit motor dan 23 juta mobil untuk bisa mencapai kampung halaman masing-masing. Sebanyak lebih dari 50 persen pemudik melakukan perjalanan ke sejumlah tujuan di seluruh kota di Pulau Jawa.

Mereka melalui tiga jalur utama yaitu pantai utara, tengah, dan selatan Jawa. Jalur-jalur ini memiliki keistimewaannya masing-masing terutama dalam menghadirkan objek-objek wisata menarik. Jalur selatan terbentang melewati lima provinsi, yakni Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur serta 23 kabupaten/kota.

Jalur ini telah dituntaskan pembangunannya oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sejak 2019 hingga menjelang Lebaran 2022. Total ada sepanjang 1.242 kilometer jalan beraspal mulus selebar 5-7 meter membentang antara wilayan Bayah di Kabupaten Lebak, Banten, hingga Pacitan (Jatim).

Tak hanya menyajikan pemandangan indah khas di pesisir pantai selatan Jawa menghadap ke Samudra Hindia, jalur ini juga menghubungkan para pemudik dengan puluhan destinasi wisata lokal yang ada di kelima provinsi tadi. Berikut beberapa di antaranya:

 

Kawasan Sawarna-Bayah

Di Banten terdapat sejumlah pantai dengan pasir putih berkarang dan deburan ombak besar Samudra Hindia. Salah satunya di sekitar Kecamatan Sawarna dan Bayah di Kabupaten Lebak. Selain Pantai Sawarna yang sudah sangat dikenal, masih ada Pantai Pulo Manuk yang berlokasi di Desa Darmasari, Kecamatan Bayah, Banten. Bentuk pantainya melengkung dengan pasir putih lembut dan air laut biru jernih. Di kejauhan kita dapat melihat bangunan sebuah pabrik semen berskala nasional.

Pulo Manuk merupakan kawasan konservasi berbagai spesies burung sejak puluhan tahun lalu. Oleh karena itu, masyarakat setempat menamainya Pulo Manuk atau Pulau Burung kendati tempat ini masih menyatu dengan daratan Lebak. Bukan saja burung, karena ratusan monyet bulu abu-abu juga ikut menjadi penghuni.

Pantai cantik yang dikelola Perum Perhutani Banten ini hanya berjarak sekitar 5 km dari jalur selatan Jawa. Di Pulo Manuk ada juga Goa Lawang Seketeng yang menurut cerita masyarakat setempat menjadi lokasi persinggahan dan bertapa Prabu Kian Santang, putra Prabu Siliwangi. Oh iya, untuk masuk ke objek wisata ini kita harus membayar tiket masuk sebesar Rp5.000 untuk motor dan Rp20.000 untuk mobil.

Lalu ada Pantai Tanjung Layar yang terkenal dengan dua karang besar setinggi 10 meter. Rupanya seperti sepasang layar. Seperti juga Pulo Manuk, pantai ini lokasinya tak jauh dari jalur selatan Jawa. Kita harus membayar karcis masuk Rp5.000 untuk motor dan Rp20.000 untuk mobil dan untuk mencapai titik pantai dari area parkir kendaraan harus menempuh jarak sejauh 2 km melewati jalan setapak selebar 1 meter yang bisa dilewati dengan berjalan kaki atau menumpang ojek.

 

Kawasan Pangandaran-Sukabumi

Objek wisata cantik lainnya ada di kawasan Pelabuhanratu, Kabupaten Pangandaran, dengan sejumlah pantai dengan berbagai jenis hamparannya. Ada yang berpasir putih, lalu dipenuhi batu karang, dan ada pula pantai yang hamparannya dipenuhi batu-batu alam mulai sebesar kepalan tangan hingga sebesar manusia.

Ada lagi objek wisata susur aliran purba, Sungai Cijulang di Kecamatan Cijulang, sekitar 31 km selatan pusat kota Pangandaran. Air sungainya jernih hijau toska sehingga kita dapat melihat dasar sungainya. Sungai Cijulang yang mengalir sejauh 15 km dan bermuara di Samudra Hindia membelah tebing-tebing hingga membentuk ngarai akibat proses alam erosi yang berlangsung jutaan tahun lampau. Turis asal Pancis, Bill John menjuluki tempat ini sebagai Grand Canyon dari Pangandaran pada 1993.       

Di kawasan Pantai Ujung Genteng, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi yang berpasir putih hingga berkilometer panjangnya, terdapat Balai Penangkaran Penyu yang menjadi pusat konservasi penyu hijau (Chelonia mydas). Semula, selain penyu hijau, pesisir Ujung Genteng yang cantik merupakan lokasi favorit berkembangbiaknya penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu pipih (Ntartor detresa), dan penyu tempayan (Caretta caretta).

Ada pula Taman Bumi (Geopark) Ciletuh yang berada di atas kawasan seluas 128 ribu hektare berbentuk tapal kuda berdiameter 15 km di Ujung Genteng. Geopark ini ditetapkan sebagai taman bumi global oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) dalam sidang mereka di Paris, Prancis, 12 April 2018.

Di Geopark Ciletuh ada beragam objek wisata seperti Puncak Darma, dataran setinggi 230 meter, tertinggi di Ciletuh. Di sini kita dapat memandang lansekap Teluk Ciletuh yang seperti tapal kuda serta di sisi lain bisa menikmati hijaunya hamparan persawahan warga. Masih ada beberapa air terjun atau curug. Misalnya Curug Dogdog, Curug Cimarinjung, Curug Sodong, Curug Awang, Curug Puncak Manik, Curug Tengah, dan Curug Cikaso.

Di Kabupaten Garut ada kawasan Pameungpeuk yang memiliki Pantai Santolo yang berlokasi tak jauh dari Pusat Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). 

 

Menganti Kebumen

Masih wisata pantai, ada satu pesisir di Desa Karangduwur, Kcamatan Ayah, Kabupaten Kebumen Jawa Tengah yang mempunyai lansekap mirip di Selandia Baru. Panorama pantai dihiasi perbukitan hijau yang berada di sisi timur dan selatan.    

Bukit ini berada di Tanjung Karangbata dan sering disebut sebagai Bukit Gazebo, karena ada beberapa gazebo sederhana di lereng bukit. Nama Menganti menurut masyarakat setempat berasal dari kata “menanti”. 

Selain Pantai Menganti, Kebumen memiliki jajaran pantai lain yang tak kalah indah. Meliputi, Pantai Sarumanis, Pantai Suwuk, Pantai Sumut, Pantai Petanahan, dan lainnya.

Hal unik juga dapat ditemui di Kecamatan Gombong, Kebumen di mana terdapat Benteng Van Der Wijck peninggalan kolonial Belanda yang dibangun abad 18. Benteng bercat merah itu letaknya di Desa Sidayu.

Ada pula Waduk Sempor seluas hampir 3 km2 yang dibangun pada 1958 dan terletak di perbukitan sejuk pada ketinggian sekitar 70 meter di atas permukaan laut. 

Di Kabupaten Purworejo, pemudik bisa menikmati indahnya Pantai Jetis dan Pantai Jatimalang. Di Kabupaten Wonogiri, ada Pantai Nampu dan Waduk Gajahmungkur.

Di Yogyakarta, objek wisata pantainya sangat banyak tidak hanya Parangtritis. Di Kabupaten Gunun Kidul saja ada lebih dari 26 lokasi. Belum lagi kabupaten lainnya. Lokasi wisata favorit selain pantai tentu saja kawasan Malioboro.

 

Seruling Samudra

Di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur terdapat wisata air unik bernama Pantai Klayar. Pemandangannya bukan saja air laut biru dan pasir putihnya saja. Tetapi di sini ada seruling samudra yaitu lubang atau celah batu karang yang dapat menyemburkan air laut pada waktu tertentu di saat gelombang besar samudra menghantam tepian karang.

Semburannya menakjubkan, bisa mencapai tinggi tujuh meter dan menghasilkan suara mirip seruling. Sementara itu, di sekitar pantai ada perbukitan karang membentuk formasi mirip sphinx, atau makhluk mitos asal Mesir yang bertubuh singa berkepala manusia.

Batuan karang itu dijuluki sebagai Sphinx van Java. Lokasi pantai ini berada di Dusun Kalak, Desa Sendang, Kecamatan Donorojo, Pacitan. Terakhir, ada objek wisata penelusuran goa, tepatnya Goa Gong di Dusun Pule, Desa Bomo, Kecamatan Bomo, Pacitan. Panjangnya 256 meter dengan beragam motif stalakmit dan stalaktit.  

Uniknya, beberapa stalaktit dan stalakmit diberi nama, antara lain, Selo Jengger Bumi, Selo Bantaran Angin, Selo Pakuan Bomo, dan Selo Citro Cipto Agung. Pada salah satu stalaktit dan stalakmit itu mampu menghasilkan suara mirip bunyi alat musik gong, sehingga dinamakan Goa Gong.

Kehadiran jutaan pemudik di kampung halaman masing-masing bukan saja sebuah kekuatan baru bagi bertumbuhnya ekonomi lokal. Mereka juga diharapkan ikut membantu bangkitnya sektor pariwisata yang sempat lesu selama dua tahun pandemi seperti di jalur selatan Jawa.

 

Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari