Indonesia.go.id - Yang Belum Banyak Diketahui tentang Pisang Indonesia

Yang Belum Banyak Diketahui tentang Pisang Indonesia

  • Administrator
  • Sabtu, 24 Agustus 2019 | 05:00 WIB
HORTIKULTURA
  Budidaya Pisang. Foto: Istimewa

Budi daya pisang yang sudah sangat lama, bahkan sejak zaman prasejarah dan keragaman berbagai pulau menyebabkan munculnya kultivar yang beraneka ragam.

Indonesia adalah salah satu pusat keanekaragaman genetik pisang. Sebagai imbal baliknya, Indonesia adalah pusat keanekaragaman hama pisang. Banyak dari bentang alam di Indonesia masih lebih dari cukup untuk pengembangan pertanian pisang. Salah satu kekuatan pertanian pisang adalah kemampuannya untuk tumbuh di tanah yang tidak berpengairan. Di sisi lain pisang juga tetap tumbuh dalam lingkungan yang berlimpah hujan.

Sayangnya, produksi pisang di Indonesia selama ini tidak pernah serius. Pertanian pisang hanya dilakukan sebagai tanaman sampingan atau tanaman kebun belakang. Ataupun kalau ada pertanian yang serius skalanya kecil. Salah satu tandanya adalah banyaknya variasi jenis pisang di Indonesia dengan ciri produktivitas rendah. Situasi seperti ini hanya bisa memenuhi kebutuhan pasar lokal.

Yusdar Hilman dan Catur Hermanto adalah dua orang peneliti holtikultura yang menulis tentang fakta-fakta pisang di Indonesia. Mereka tergabung dalam Banana Research Network Asia Pacific, kolaborasi peneliti hortikultura Asia Pasifik yang meneliti tentang pengembangan produk unggulan yang mereka punya. Berikut adalah fakta-fakta lebih jauh tentang pisang di Indonesia.

Produksi Pisang Nasional

Angka tahun 2008 menunjukkan bahwa produksi pisang mencapai lebih dari 6 juta metric ton dan ditargetkan untuk mencapai 11 juta metric ton pada 2025. Target ini sebelumnya dicanangkan pada 2005. Rencana strategi untuk mencapai target itu dilakukan dengan melakukan intensifikasi pertanian pisang. Caranya dengan menerapkan implementasi teknologi, pengembangan cara tanam, dan pengembangan varietas. Peningkatan produksi pisang harus bisa diimbangi dengan naiknya konsumsi pisang dari 7,54 kilogram menjadi 30 kilogram per kapita per tahun. Target ini sama saja dengan sebatang pisang per kapita per hari.

Pisang sebenarnya menduduki produksi ketiga terbesar dari produksi buah yang ada di Indonesia. Bagian terbesar produksi, sekitar 80 persen berasal dari Jawa dan Sumatra. Pisang di Indonesia telah dikembangkan sejak sangat lama. Bahkan beberapa ahli yakin bahwa pisang ini tumbuh dan berkembang di wilayah kepulauan tropis yang memiliki intensitas matahari dan kelembaban yang khas. Budi daya pisang yang sudah sangat lama, bahkan sejak zaman prasejarah dan keragaman berbagai pulau menyebabkan munculnya kultivar yang beraneka ragam.

Selain Jawa dan Sumatra, Kalimantan sebenarnya telah mengembangkan area penanaman baru pisang. Khususnya di Kalimantan Timur. Jenis pisang yang ada di sana umumnya jenis Pisang Kepok (ABB Saba Type). Sayangnya setelah memberikan dampak ekonomi yang tinggi, area itu hancur karena terkena penyakit darah yang disebabkan oleh bakteri BDB (blood disease bacteria).

Produksi pisang di Indonesia rata-rata berupa tanaman kebun belakang. Waktu penanamannya juga beragam. Ada juga jenis-jenis monokultur di perkebunan kecil. Sebanyak 63% petani pisang di Indoensia menanam pisang antara 1 atau kurang dari 1 hektar. Karena merupakan tanaman kebun, muncul banyak varietas seperti kepok, raja, ambon hijau, ambon kuning, mas, berlin, dan awak yang rata-rata dikonsumsi sendiri. Beberapa varietas yang bernilai tinggi dikembangkan di daerah seperti barangan di Sulawesi Utara dan Aceh. Sementara itu, jenis pisang mas dikembangkan di Jawa Timur. Kabar yang baik adalah 86% petani menanam di kebun milik sendiri. Sisanya menyewa lahan atau meminjam modal dari investor dengan bagi hasil atau cara lainnya.

Macam Varietas Pisang

Indonesia memiliki berbagai macam jenis pisang yang masuk dalam Suku Musa. Beberapa jenis dikembangkan dalam perkebunan dan beberapa jenis tumbuh liar di hutan. Pengumpulan data Musaceae di Indonesia sebenarnya telah lama dilakukan. Tetapi kebanyakan data itu tidak menyertakan referensi geografis. Pengumpulan data terakhir dilakukan oleh ITFRI (Indonesian Tropical Fruit Research Institute).

Survei memperlihatkan kultivar yang ada di tiap provinsi berbeda-beda. Tetapi jenis pisang komersial yang paling banyak adalah kepok, raja, dan tanduk untuk dimasak. Pisang ambon kuning, ambon hijau, barangan, raja serai, dan mas untuk hidangan penutup. Jenis kepok, raja, dan ambon hijau bisa ditemukan di seluruh Indonesia.

Selain dari jenis-jenis variasi komersial di atas bermacam-macam varietas lokal ditemukan di beberapa daerah. Varietas yang ditemukan di Sumatra, Jawa Barat, dan Nusatenggara Barat antara lain adalah pisang ketan, jantan, uli, dan ketip. Sementara itu di Sulawesi Selatan dan Utara bisa ditemukan jenis uti cere dan pisang goroho. Pisang jari buaya, lilin, dan sario akan mudah ditemukan di Sumatra Barat. Berbagai jenis pisang liar bisa ditemukan di tengah hutan, di pinggir jalan, air terjun ataupun lembah. (Y-1)