Indonesia.go.id - Mengejar Prestasi dari Tokyo hingga Papua

Mengejar Prestasi dari Tokyo hingga Papua

  • Administrator
  • Kamis, 30 September 2021 | 14:51 WIB
PON XX PAPUA
  Eko Yuli Irawan saat meraih Medali Perak . ANTARA FOTO
PON Papua ternyata masih menjadi ajang bergengsi bagi para atlet yang telah malang melintang di pertandingan sekelas Olimpiade atau Kejuaraan Dunia. Sejumlah perebut medali Olimpiade dan juara dunia ikut bersaing merebut medali di Bumi Cenderawasih.

Prestasi merupakan pencapaian tertinggi bagi seorang atlet, baik di tingkat nasional, regional, dan bahkan dalam sebuah kejuaraan dunia sekalipun. Apalagi kalau atlet bersangkutan sudah bertanding pada ajang sekelas Olimpiade.

Eko Yuli Irawan adalah salah satunya. Pria kelahiran 24 Juli 1989 itu adalah jagoan cabang angkat besi dengan deretan prestasi luar biasa. Ia adalah salah satu penyumbang medali Olimpiade untuk Merah Putih.

Ia mengawali prestasinya dari Olimpiade Beijing pada 2008, ketika mempersembahkan sekeping perunggu. Tak sekali itu saja, lifter asal Metro, Lampung itu merebut medali Olimpiade. Oh iya, lifter merupakan sebutan untuk olahragawan yang berkecimpung di dunia adu kuat angkat barbel. Prestasi di Beijing tersebut diulanginya lagi di London empat tahun kemudian. Lagi-lagi lewat perunggu untuk kontingen Merah Putih.

Tren positif bagi kontingen Merah Putih tetap dia lanjutkan, bahkan meningkat dengan sekeping perak di Olimpiade Rio 2016. Sekeping perak kembali ia cetak di Olimpiade Tokyo 2020 dari kelas 61 kilogram putra.

Hasil gemilang pada empat Olimpiade tersebut membuat Komite Olimpiade Internasional (IOC) memasukkan Eko ke dalam daftar legenda perebut medali angkat besi bersama lifter legendaris Yunani Pyrros Dimas. Eko di urutan kedua, lalu si Dimas menjadi pionirnya.

Kendati memiliki sederet prestasi berkelas Olimpiade, rupanya Eko masih berkeinginan turun di Pekan Olahraga Nasional 2021 di Papua, 2--15 Oktober 2021. Di Bumi Cenderawasih ini, Eko akan turun di kelas favoritnya, 61 kg dan mematok target emas serta mencetak rekor PON. Ia ingin menembus total angkatan 302 kg, meski hanya sampai angkatan 300 kg pun sudah cukup baginya untuk menyabet emas di Papua.

Di kelas 61 kg ini Eko relatif tidak memiliki rival walaupun ia senang jika harus bersaing dengan para yuniornya. Untuk PON Papua, ia akan membela kontingen Jawa Timur. Ia terakhir kali merebut emas pada PON Kalimantan Timur, 2008 silam, di kelas 56 kg.

Selain Eko, para yuniornya yang ikut ke Tokyo pun akan turun berlaga di Papua. Misalnya, Rahmat Erwin Abdullah, perebut perunggu Olimpiade Tokyo lalu. Mewakili kontingen Sulawesi Selatan, lifter yang 13 Oktober mendatang genap berusia 20 tahun itu akan turun di kelas 73 kg dan menargetkan sekeping emas.

Tekad serupa dicanangkan lifter putri cantik, Windy Cantika Aisyah, juga penyumbang perunggu Olimpiade Tokyo. Mojang Bandung kelahiran 11 Juni 2002 itu membidik emas di kelas 49 kg untuk ia persembahkan bagi kontingen Jawa Barat. Seolah tak mau kalah, lifter tangguh asal Nanggroe Aceh Darussalam, Nurul Akmal, juga akan tampil mewakili Serambi Mekah di Papua.

 

Tekad Atlet Muda

Kendati di Tokyo harus puas di peringkat kelima dengan total angkatan 256 kg, Nurul ingin membuka lembaran baru di Auditorium Universitas Cenderawasih, Kota Jayapura. Di arena cabang angkat besi PON Papua itu, lifter Nurul siap menggondol emas dari kelas favoritnya, di atas 87 kg.

Mimpi merebut emas PON Papua tak hanya menjadi tekad para atlet angkat besi. Perenang putri Azzahra Permatahani yang turun di Olimpiade Tokyo dan gagal memberi medali seperti juga Nurul, siap membayar tunai di Papua. Ia pun berhasrat membawa pulang medali bagi Riau. Pemegang rekor nasional nomor 400 meter gaya ganti perorangan dengan catatan waktu 4 menit 48,51 detik itu rupanya malu-malu mengungkapkan targetnya.

"Diseleksi nantinya di PON ini, apa-apa saja yang masih kurang, sehingga bisa diperbaiki usai PON nanti. Saya juga ingin memperbaiki catatan waktu. Karena jika fokus ke waktu, medali akan mengikuti dengan sendirinya," ujar Azzahra dalam diskusi virtual Forum Merdeka Barat 9, bertema "PON XX Papua: Target Prestasi Kelas Dunia", Senin (23/8/2021).

Pedayung nasional, Mutiara Rahma Putri pun ingin mengejar mimpi yang sama seperti Nurul dan Azzahra. Gagal di Tokyo tak membuat atlet termuda di kontingen Merah Putih itu patah arang. Ia siap bersaing merebut medali menghadapi para seniornya di arena dayung Teluk Youtefa yang indah di Kota Jayapura.

Gadis 17 tahun itu akan turun membela Jambi di scull single dan double kelas ringan putri. Saat turun di Olimpiade Tokyo pada nomor scull double kelas ringan putri bersama Melani Putri, meski harus puas berada di posisi terakhir saat babak penyisihan Grup C, ia sanggup mencatat waktu 7 menit 25,06 detik. 

Persaingan merebut medali tak hanya menjadi incaran para olimpian, yaitu atlet yang telah berlaga di ajang Olimpiade. Para juara dunia panjat dinding pun sangat berambisi membawa pulang kepingan medali bagi provinsi mereka.

Veddriq Leonardo, contohnya. Ia adalah juara dunia pada Kejuaraan Dunia Panjat Dinding IFSC Boulder di Salt Lake City, Amerika Serikat, 29 April 2021. Anak muda asal Pontianak, Kalimantan Barat itu mengatakan, PON sejatinya punya atmosfer yang tidak beda jauh dengan kejuaraan dunia.

"Lawan-lawannya juga atlet-atlet juara dunia. Pastinya, saya tetap optimistis kasih yang terbaik. Ini sebagai komitmen untuk memajukan panjat tebing di PON yang dilaksanakan empat tahun sekali," ujar Veddriq dalam diskusi virtual Forum Merdeka Barat 9, bertema "PON XX Papua: Target Prestasi Kelas Dunia”, Senin (23/8/2021).

Target berbeda ditetapkan oleh juara dunia panjat dinding putri, Aries Susanti Rahayu. Peraih medali emas Asian Games 2018 tersebut akan berusaha menampilkan yang terbaik pada PON Papua. Medali emas jadi target khusus yang ingin dia raih. "Setiap atlet pasti menginginkan emas. Saya belum pernah mendapatkan medali emas di PON. Saya siap bekerja keras untuk Jawa Tengah dan nama panjat tebing Indonesia," tutur Aries dalam acara yang sama seperti Veddriq.

Apapun prestasi yang telah ditorehkan para olahragawan tadi, PON Papua ternyata tetap menjadi ajang bergengsi bagi mereka untuk menambah koleksi medali. Selamat bertanding untuk para peserta PON Papua. Yuk kita junjung tinggi sportivitas dan persatuan bangsa serta tetap jaga protokol kesehatan. Torang Bisa!

 

 

Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari

Berita Populer