Pekan Olahraga Nasional (PON) tidak hanya sebatas pesta olahraga, namun lebih dari itu adalah persatuan, sinergitas, momentum kebangkitan bangsa dari hantaman badai pandemi.
Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua tinggal menghitung jam akan segera berakhir. Di tengah keraguan banyak kalangan akan keberhasilannya, Papua mampu memperlihatkan kepada semua mata, tak hanya prestasi yang mampu terukir di gelaran pesta olahraga terbesar ini, tapi juga semangat bangkit dari pandemi COVID-19, terpampang nyata.
Dari sisi prestasi, rekor PON bahkan rekor dunia tercipta di event yang dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Oktober 2021 ini. Tercatat 55 rekor mampu ditorehkan atlet-atlet kebanggaan daerah bahkan kebanggaan Indonesia. 55 rekor tersebut diperoleh dari cabang olahraga Akuatik, Atletik, Selam dan disiplin Angkat besi yang di antaranya masuk dalam klasifikasi rekor PON dan rekor Nasional.
Peluang mencetak rekor barupun masih sangat terbuka mengingat, Kamis (14/10/2021), beberapa pertandingan final masih akan berlangusung sebelum, Jumat (15/10/2021), baru akan berakhir seluruhnya.
Pesta olahraga inipun menorehkan catatan emas, bagaimana semua pihak bahu membahu menjaga penerapan protokol kesehatan. Perhelatan digelar di tengah pandemi, dan paparan virus COVID-19 tak terhindarkan. Namun selain menekan penyebarannya, Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 dan semua pihak dalam hal ini Dinas Kesehatan di masing-masing klaster mampu menjalankan fungsinya dalam tracing dan tracking.
Dengan sekitar 10 ribu peserta belum termasuk penonton, hanya ditemukan 83 kasus yang terkonfirmasi positif COVID-19. Hal ini menunjukkan tracing dan tracking berjalan dengan baik dan dilakukan ketat.
“Diakui ada kasus. Namun kalau kita lihat dari sisi yang berbeda itu justru menunjukkan bahwa protokol kesehatan dalam hal ini testing, tracing dan treatment kita lakukan secara baik,” ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong, saat dialog virtual dengan dengan atlet dan pelatih yang mengikuti PON XX Papua, Kamis (14/10/2021).
Dialog ini dilakukan dari tiga Media Center Klaster Kominfo yang ada di Kabupaten Jayapura, Mimika dan Merauke, serta Media Center Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang ada di Jakarta.
Persiapan kepulangan atlet dan ofisial pun dilakukan dengan standar penangan COVID-19. Koordinasi pemerintah pusat dengan daerah terus dilakukan untuk memastikan para pejuang olahraga ini tetap sehat hingga tiba di daerah masing-masing. Setelah tes yang dilakukan saat meninggalkan Papua, setibanya di daerah masing-masing tes COVID-19 kembali dilakukan. Bahkan tempat-tempat isolasi disediakan karena para atlet dan rombongan akan langsung dikarantina beberapa hari.
“Para gubernur dan jajaran telah menyiapkan tempat-tempat isolasi untuk kepulangan para atlet,” kata Usman.
PON XX Papua juga mengakselerasi program vaksinasi dengan gencar. Hal ini menjadi momentum yang mampu menghasilkan multiplier effect. Pertama, secara politik menunjukkan bahwa Papua itu aman (penyebaran virus, red), vaksinasinya meningkat dan juga protokol kesehatannya tetap dijaga. Serta menunjukkan kepada dunia bahwa Papua adalah bagian tidak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kedua, secara ekonomi PON Papua mendatangkan berkah bagi masyarakat. Sektor ekonomi khususnya. Sejak awal ajang olahraga empat tahunan ini, yang selanjutnya akan dilaksanakan dua tahunan, diharapkan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Papua.
“Ditambah lagi adalah infrastruktur atau sarana olahraga di Papua yang bertambah. Bagaimana infrastruktur atau venue-venue olahraga modern berkelanjutan pemanfaatannya. Dan saya mendapat kabar bahwa komitmen Pemerintah Daerah untuk meneruskan, merawat, dan mengaktifkan venue-venue, ini sangat tinggi,” kata Dirjen IKP.
Prestasi di Tengah Pandemi
Kamis (14/10/2021) menjadi hari terakhir adu prestasi daerah di PON XX Papua. Dan data terakhir, seluruh cabang olahraga telah selesai dipertandingkan.
Posisi lima besar, saat ini Jawa Barat dipastikan menempati peringkat pertama dengan torehan 133 medali emas, 105 perak dan 115 perunggu. Kemudian disusul oleh DKI Jakarta di peringkat kedua dengan 110 emas, 91 perak, 100 perunggu. Jawa Timur ada di peringkat ketiga dengan 110 emas, 89 perak, dan 88 perunggu. Menyusul tuan rumah Papua di posisi empat dengan 93 emas, 66 perak dan 102 perunggu, dan kelima adalah Bali yang meraup 28 emas, 25 perak dan 53 perunggu.
Kemudian data Kamis (14/10) siang, tercatat atlet dan ofisial yang sudah kembali sebanyak 7469 atlet dan ofisial atau 59 persen. Jumlah ini dari total 12.640 atlet dan ofisial yang ada.
“Awalnya banyak yang meragukan bahwa PON yang diadakan di masa pandemi ini akan sedikit berkurang kualitasnya. Ternyata semua salah. PON kali ini juga sudah mencapai sukses prestasi karena kita lihat ada pemecahan rekor baik internasional, nasional maupun rekor PON itu sendiri,” ujar Sekretaris Jenderal KONI Pusat, TB. Ade Lukman.
Indikator keberhasilan dari suatu penyelenggaraan multievent seperti PON, lanjutnya, adalah pecahnya rekor-rekor nasional maupun rekor internasional. Dalam PON XX Papua, 21 rekor nasional dari cabang olahraga atletik, angkat besi dan renang, terpecahkan.
“Kemudian pemecahan rekor PON sebanyak 35 dari cabang olahraga atletik, angkat besi, renang, selam dan menembak,” ujarnya.
Pada kesempatan ini, Ade pun memberikan apresiasi yang tinggi kepada Kementerian Kominfo dalam hal ini Ditjen IKP yang secara maksimal mendukung penyelenggaraan PON dengan penyediaan fasilitas media center di tiga Klaster, Kabupaten Jayapura, Mimika, dan Merauke.
“Terima kasih juga untuk dukungan jaringan komunikasi yang semakin membaik berkat,” katanya.
PON XX Papua menjadi bukti bahwa bangsa Indonesia mampu bersatu, berolahraga dan berprestasi meski di masa pandemi. Atlet dan ofisial, masyarakat dan seluruh yang terlibat terlibat menjadi bagian dari makna besar tersebut.
Semangat PON Papua, persatuan dan prestasi dapat terwujud berkat sinergi dari berbagai lembaga yang berupaya menyukseskan perhelatan akbar ini.
PON tidak hanya sebatas pesta olahraga, namun lebih dari itu adalah persatuan, sinergitas, momentum kebangkitan bangsa dari hantaman badai pandemi. Indonesia bisa bangkit bersama. Dari Papua untuk Indonesia. Torang bisa!
Penulis: Taofiq Rauf
Redaktur: Elvira Inda Sari