Indonesia.go.id - Pesan di Balik Batik Biota Laut Ramah Lingkungan

Pesan di Balik Batik Biota Laut Ramah Lingkungan

  • Administrator
  • Kamis, 28 Oktober 2021 | 07:52 WIB
EXPO 2020 DUBAI
  Demo pembuatan batik bercorak biota laut di Pavilliun Indonesia, Dubai Expo 2020. INFOPUBLIK
Batik biota laut yang dipamerkan kepada pengunjung Expo 2020 Dubai dibuat menggunakan inovasi bio wax parafin, yang digunakan sebagai pengganti lilin parafin berbasis minyak bumi mentah untuk melukis motif batik.

Sejak Expo 2020 Dubai, Uni Emirat, dibuka pada 1 Oktober lalu, para pengunjung Paviliun Indonesia paling tertarik meninjau keberagaman budaya dan produk dari sumber daya alam Nusantara. Salah satu yang menonjol adalah pameran batik yang menceritakan kekayaan biota laut Indonesia.

Batik dipilih sebagai objek pameran karena merupakan warisan budaya Indonesia yang telah diakui dunia. Motif batik juga dapat menyampaikan pesan dan menjadi wadah bercerita melalui seni yang dituangkan dalam setiap simbol, warna, dan goresan canting.

“Kehadiran kami di Expo 2020 Dubai merupakan momentum yang luar biasa dan melalui demo batik biota laut, kami juga ingin mengajak dunia untuk mencintai laut dan membangun kehidupan yang berkelanjutan untuk masa depan generasi-generasi mendatang,” ujar Sulthan Muhammad Yusa, Plt Kepala Divisi Lembaga Kemasyarakatan & Civil Society, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), melalui keterangan tertulis, pada Sabtu (23/10/2021).

Sebagai negara kepulauan dengan 70% wilayah lautan, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati laut yang luar biasa. Terdiri lebih dari 8.500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut, dan 950 spesies biota terumbu karang.

Motif pada batik dulunya merupakan sebuah simbol yang digunakan oleh para perajin sebagai bentuk rasa syukur kepada alam dan manusia. Para pegiat batik membawa batik ke Dubai dengan motif biota laut yang bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur masyarakat Indonesia atas anugerah kekayaan alam bawah laut yang dimiliki.

“Jika dilihat, warna biru pada motif batik ini menggambarkan lautan, sedangkan simbol ikan, terumbu karang, dan rumput laut menggambarkan kekayaan biota laut Indonesia,” tutur Siti Zunaiyah Budiarty, perajin batik binaan BPDPKS, yang hadir di Paviliun Indonesia.

Para pengunjung eksibisi Paviliun Indonesia di Expo 2020 Dubai, UEA, antusias mengikuti proses pembuatan batik tulis secara tradisional menggunakan canting. Puluhan anak-anak mengkreasikan gambar, hingga corak sederhana yang telah mereka buat sebelumnya di sebuah lembar kain yang telah disediakan. Kemudian dipandu dari awal mengambil lilin dengan canting, hingga menggunakan canting dengan benar.

Batik biota laut yang dipamerkan kepada pengunjung Expo 2020 Dubai dibuat menggunakan inovasi bio wax parafin, yang digunakan sebagai pengganti lilin parafin berbasis minyak bumi mentah untuk melukis motif batik. Produk yang terbuat dari minyak sawit mampu memberi warna yang lebih cerah dan tajam pada setiap kain.

Warna-warna yang dihasilkan mulai dari merah, biru muda, hingga coklat tua dan muda. Produk ini lebih ramah lingkungan karena limbah yang dihasilkan dapat mudah terurai kembali ke alam. Minyak sawit juga sudah teruji dapat menghasilkan produk ramah lingkungan dan terbarukan.

Selain bio wax parafin, BPDPKS juga memamerkan serangkaian produk berbasis kelapa sawit, termasuk lilin aromaterapi, dan hand sanitizer sawit. Pameran ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan BPBPKS untuk mendukung partisipasi Indonesia di Expo 2020.

Selain mengedukasi pengunjung dengan kegiatan interaktif, paviliun Indonesia juga terus memperkenalkan batik lewat area rolling exhibition. Di mana selama 182 hari tanpa henti, batik terus dipamerkan di tempat khusus dan terus bertambah setiap minggunya karena setiap kementerian/lembaga yang hadir akan membawa batik dari UMKM binaan.

Kain Batik telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and the Intangible Heritage of Humanity) pada 12 tahun lalu, tepatnya pada 2 Oktober 2009. Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional.

Selain batik, Paviliun Indonesia juga menghadirkan ragam kebudayaan Indonesia lainnya melalui instalasi pameran maupun kegiatan interaktif dengan tema “Creating the Future, From Indonesia to The World”.

Indonesia mendirikan Paviliun Indonesia dengan menempati lahan seluas 1.860 m2 dan luas bangunan sekitar 3.000 m2. Paviliun Indonesia terdiri dari tiga lantai dan terletak di zona opportunity district dengan konsep Indonesia Emas 2045.

Paviliun Indonesia yang menampilkan tiga zona waktu, yakni  yesterday, today, and tomorrow, akan membuka mata dunia untuk melihat kekuatan masa lalu, sekarang, dan masa depan Indonesia sebagai kekuatan global.

Expo 2020 Dubai, dibuka oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Jumat (1/10/2021). Partisipasi Indonesia dalam Expo 2020 Dubai merupakan salah satu upaya menunjukkan citra bangsa di hadapan dunia melalui keragaman budaya dan keunikan bangsa selama enam bulan hingga 31 Maret 2022.

Menurut Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional sekaligus Komisioner Jenderal Paviliun Indonesia Didi Sumedi, sampai minggu ketiga Oktober ini, sudah lebih dari 50 ribu orang mengunjungi Paviliun Indonesia.

 

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari

Berita Populer