Pada Oktober 2017, Presiden Joko Widodo mengunggah vlog mengenai keindahan Mandalika di Nusa Tenggara Barat. Presiden ditemani gubernur saat itu, Muhammad Zainul Majdi atau yang populer dipanggil Tuan Guru Bajang. Vlog itu sengaja dibuat bersamaan dengan momen pembukaan KEK Mandalika yang juga diresmikan oleh Presiden Ketujuh.
Vlog itu memamerkan keindahan panorama alam Mandalika. Pesan yang disampaikan Presiden Joko Widodo, Indonesia memiliki banyak keindahan alam yang belum diketahui secara luas oleh masyarakat internasional. Indonesia tidak hanya memiliki Bali. Indonesia juga memiliki “Bali-Bali” lain. Salah satu “Bali Baru” itu ialah Mandalika.
Terletak di Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Mandalika terletak kurang lebih 50 km dari Pusat Pemerintahan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Melalui perjalanan darat dibutuhkan sekitar satu jam dari Kota Mataram. Selain itu, lokasi Mandalika juga tidak terlalu jauh dari Bandara International Lombok. Dari bandara menuju kawasan ini dibutuhkan waktu 30-an menit.
Artinya, dengan adanya akses yang mudah dan fasilitas pendukung yang mumpuni, kawasan Mandalika jelas memiliki keunggulan sebagai kawasan tujuan wisata bagi para pencari keindahan yang alami.
Terlebih, secara geografis posisi Mandalika di Pulau Lombok itu dekat dengan Pulau Bali. Berada di sebelah timur episentrum pariwisata Indonesia. Berpergian melalui jalan darat plus menyeberangi Selat Lombok, jarak antara Pulau Dewata ke Mandalika hanya terpaut 150-an km. Bagi para petualang backpacker, jarak itu tentu nisbi dekat.
Kontruksi Regulasi dan Fasilitas Infrastruktur
Menimbang posisinya yang strategis dalam konteks geo-traveling sebagai tetangga dekat Pulau Bali, Mandalika melalui Peraturan Pemerintah 52 Tahun 2014 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika ditetapkan sebagai KEK (Kawasan Ekonomi Khusus). Regulasi ini merupakan amanat dari Undang-undang 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus. Merujuk Pasal 4 Peraturan Pemerintah 52 Tahun 2014, pengembangan KEK Mandalika difokuskan pada kegiatan utama di zona pariwisata.
https://indonesia.go.id/assets/img/assets/1552626110_Kawasan_Mandalika_Lombok_800x533_c.jpg" style="height:533px; width:800px" />Pulau Mandalika. Sumber foto: Pesona Indonesia
Selain itu, pembangunan KEK Mandalika termasuk dalam Proyek Strategis Nasional, yang didasarkan pada Peraturan Presiden 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Dasar kontruksi hukum lainnya ialah, Instruksi Presiden 1 tahun 2016 Tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo melalui Nawa Cita menempatkan pariwisata menjadi salah satu program prioritas nasional. Menurut Peraturan Pemerintah 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025, di seluruh wilayah Indonesia terdapat 88 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
Dari 88 KSPN tersebut pemerintah memprioritaskan pengembangan kawasan destinasi pariwisata pada 25 daerah. Kemudian dari 25 KSPN difokuskan menjadi 10 KSPN Prioritas, antara lain, Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Pulau Seribu, Borobudur, Bromo, Mandalika, Labuhan Bajo, Wakatobi, dan Morotai.
Kemudian berdasarkan Surat Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Nomor S-54/Menko/Maritim/VI/2016 ditetapkan 5 KSPN Prioritas sampai akhirnya menjadi 3 KSPN Prioritas sampai tahun 2019. 3 KSPN Prioritas ini ialah Danau Toba, Borobudur, dan Mandalika.
Dengan ditetapkannya Mandalika sebagai KEK, maka pemerintah akan memberikan fasilitas dan insentif tertentu, yang mempermudah proses investasi dan aktivitas ekonomi di kawasan tersebut. Antara lain, berupa kemudahan perizinan, keringanan perpajakan, kepabeanan, dan cukai, lalu-lintas barang baik ekspor maupun impor tanpa pungutan, aturan keimigrasian yang khusus, kemudahan izin keternagakerjaan dan aturan pertanahan yang memungkinkan Hak Pakai lahan atau bangunan diperpanjang hingga 80 tahun.
Bicara konsep KEK, sebenarnya Indonesia telah mulai menerapkan strategi ini sejak 1970-an. Didorong oleh kisah sukses penerapan program KEK di banyak negara, utamanya di China, Indonesia sejak di zaman Orde Baru telah menjadikan daerah Batam, Bintan, dan Karimun sebagai proyek percontohan.
Sekalipun realisasi konsep KEK nisbi telah dimulai sejak era awal Pemerintah Soeharto, strategi ini baru tampak mulai mengemuka kuat semenjak Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan mulai terlihat dijalankan serius di era Pemerintahan Joko Widodo.
Hingga kini dari 11 daerah yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai KEK, empat di antaranya ditetapkan sebagai KEK Pariwisata. Keempat KEK Pariwisata tersebut adalah Mandalika, Tanjung Lesung, Tanjung Kelayang, dan Morotai.
PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero), sebuah perusahaan pelat merah, telah menyusun masterplan pengembangan dan pembangunan di kawasan Mandalika. Secara keseluruhan proyek pengembangan dan pembangunan yang disebut “The Mandalika”, direncanakan berlangsung selama 30 tahun, yakni kurun 2016 – 2045. Dalam konteks inilah pembangunan fasilitas infrastruktur ialah tahapan yang sangat penting.
Pembangunan fasilitas infrastruktur sendiri dibagi menjadi 2 tahap. Tahap pertama 2019-2023 dan tahap kedua 2024-2026. Pada tahap pertama, total pembiayaan yang diperlukan diestimasi mencapai kurang lebih USD 316,5 juta. Dari kebutuhan itu sebesar kurang lebih USD 248,4 juta dibiayai oleh fasilitas pinjaman dari AIIB (Asian Infrastructure Investment Bank). Bagian yang didanai oleh AIIB ini dikenal sebagai “Mandalika Urban and Tourism Infrastructure Project”.
Merujuk situs www.itdc.co.id infrastruktur yang direncanakan meliputi infrastruktur dasar. Antara lain, fasilitas pengolahan air bersih dan air limbah, termasuk di sini sea water reverse osmosis, sel surya, fasilitas pendukung aksesibilitas, pelabuhan dan marina, sekolah pariwisata, tempat ibadah, kantor, jalan dan jembatan, irigasi, listrik, gas, serta fasilitas komunikasi dan informasi.
Masih dari situs yang sama, Project Mandalika menargetkan ketersediaan fasilitas 10.533 kamar hotel. Saat ini fokus pengembangan utama ialah hotel bintang 4 dan 5. Sebutlah Hotel Pullman, Novotel, Royal Tulip, Hotel Clubmad, Westin, dan Paramount, merujuk BKPM tercatat telah berinvestasi. Pembangunan hotel ini direncanakan selesai di tahun ini. Meski demikian, tentu juga dibangun hotel berbintang 3 atau kelas lainnya untuk mengakomodir segmen masyarakat pengunjung yang beragam.
Selain itu, hunian dan perumahan juga direncanakan dibangun, utamanya dalam bentuk kondominium hotel. Tak kecuali, wilayah komersial seperti kawasan ritel. Mulai dari pasar seni, toko fesyen, restoran, dan kafe mulai kelas atas hingga restoran kelas internasional.
Tak bekerja setengah hati, bermaksud menggeber popularitas dan branding KEK Mandalika, pemerintah melalui BUMN PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) mengajukan Indonesia diri sebagai menjadi fasilitator MotoGP di 2021. Berhasil menggandeng BUMN asal Prancis, Vinci Construction, dana sebesar USD1 miliar atau sekitar Rp14 triliun akan digelontorkan. Pembangunan sirkuit itu sendiri baru dimulai September 2019.
Dana itu bukan hanya untuk membangun sirkuit MotoGP. Vinci Construction juga akan membangun pusat konvensi (convention center), hotel, rumah sakit khusus untuk luka bakar, dan respons darurat. Sementara pihak Indonesia hanya sekadar membangun fasilitas dasar saja.
Desain sirkuit Mandalika mengambil konsep sirkuit jalan raya (street circuit). Memiliki panjang lintasan 4,32 kilometer dan 18 tikungan, sirkuit ini ketika tidak digunakan untuk ajang balapan segera bisa diubah dan digunakan sebagai fasiltas umum. Pemerintah menargetkan kompetisi bergengsi di tingkat global ini bisa mendatangkan 100 ribu wisatawan manca negara.
Dalam kerangka menyiapkan Mandalika-Indonesia menjadi fasilitator even MotoGP, dan sekaligus memantik Mandalika menjadi destinasi wisata kelas dunia, pemerintah ke depan merencanakan memperpanjang runway Bandara Internasional Lombok dan revitalisasi Pelabuhan Lembar.
Potensi Pariwisata Alam
Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri atas dua pulau besar, yakni Lombok dan Sumbawa. Kedua pulau besar ini dikelilingi oleh 280 pulau-pulau kecil. Luas keseluruhan wilayah provinsi ini mencapai 49.312,19 kilometer persegi. Luas daratan 20.153,15 kilometer persegi atau 40,8 persen. Luas perairan 29.159,04 kilometer persegi atau 59,13 persen.
Sedangkan luas area Mandalika sendiri, jika merujuk Peraturan Pemerintah No 52 Tahun 2014, ialah sebesar 1.035,67 hektar. Namun kini luas areal ini telah berkembang hingga 1.215,70 hektar.
Menghadap Samudera Hindia, KEK Mandalika diharapkan dapat mengakselerasi sektor ekonomi pariwisata di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang sangat potensial.
Nama Mandalika berasal dari nama tokoh legenda masyarakat etnis Sasak, Putri Mandalika. Konon, dikisahkan putri ini memiliki paras sangat rupawan. Saking cantiknya Putri Mandalika lantas jadi rebutan banyak pemuda dan pangeran. Lantaran banyak yang melamar, Putri Mandalika memutuskan bersemedi dan memohon petunjuk.
Selesai bersemedi, Putri Mandalika mengundang seluruh pelamar pada tanggal ke-20 bulan ke-10 penanggalan Sasak. Seluruh para pelamar diminta untuk berkumpul di Pantai Seger saat pagi buta. Maka berkumpulah seluruh pangeran, pemuda dah bahkan rakyat kerajaan tersebut. Putri Mandalika beserta Raja, Ratu, dan para pengawalnya datang menemui mereka. Putri Mandalika beserta pengawalnya naik ke atas bukit Seger dan mengucapkan beberapa pesan.
Isi pesannya kurang lebih, bahwa Putri Mandalika hanya ingin melihat ketentraman dan kedamaian di Pulau Lombok. Putri Mandalika tentu menyadari jikalau ia menerima satu pemuda atau sebagian dari lamaran mereka, maka pasti akan terjadi perpecahan dan konflik antarwarga. Oleh karena itu, Putri Mandalika berencana menerima semua lamaran.
Seluruh yang hadir tentu bingung dengan keputusan itu. Namun tiba-tiba saja Putri Mandalika justru menjatuhkan diri ke laut dan seketika hanyut di telan ombak besar. Semua yang hadir segera sigap menceburkan diri ke laut untuk menyelamatkan. Tetapi Putri Mandalika telah hilang tanpa ada jejaknya barang sedikitpun.
Tak lama kemudian muncul cacing yang sangat banyak dari laut. Cacing itu diberi nama “nyale” dan dipercaya oleh masyarakat etnis Sasak sebagai jelmaan Putri Mandalika. Hingga kemudian berkembanglah sebuah upacara adat Bau Nyale, yaitu ritual mencari cacing laut yang dipercaya sebagai jelmaan Putri Mandalika. Perayaan ini merupakan tradisi yang lazim diadakan di bulan Februari-Maret.
Bukan hanya menyimpan legenda Putri Mandalika, Pantai Seger juga menyimpan pesona alamnya yang menarik. Bukitnya beragam bentuk, pantainya berpasir putih. Selain itu, ombaknya juga dikenal menjadi favorit para peselancar. Juga bagi para peselancar, Pantai Gerupuk dan Pantai Tanjung Aan barangkali bisa menjadi pilihan lain.
Sebelah barat Pantai Seger ini, berjarak 2-3 kilometer terdapat pantai yang cukup sohor di Lombok. “Pantai Kuta Mandalika”, namanya. Ya, bukan hanya Pulau Bali saja yang memiliki pantai indah bernama Pantai Kuta. Pantai Kuta Mandalika ini memiliki garis pantai sepanjang 7,2 kilometer dan terkenal memiliki pasir putih yang bersih. Air lautnya yang bening memungkinkan panorama gugusan terumbu karang di bawah laut terlihat.
Bicara wisata pantai dan laut di Provinsi NTB barangkali tiada habisnya. Selain Pantai Seger dan Pantai Kuta, patut disebutkan Pantai Senggigi, Pantai Gili Meno, Pantai Gili Air, Pantai Gili Trawangan, Pantai Selong Belanak, dan masih banyak lainnya. Apa yang membuat pantai di Provinsi NTB menjadi menarik ialah karena rata-rata pantai ini masih bersuasana alam asli, kaya keindahan hamparan pesisir pantai yang luas dan kelembutan pasir putihnya.
KEK Mandalika bukan hanya menawarkan wisata bahari dengan pesona pantai dan bawah laut yang memukau, melainkan juga menawarkan wisata gunung-gemunung yang memikat.
https://indonesia.go.id/assets/img/assets/1552624557_Tempat_Wisata_Gunung_Rinjani_Lombok.jpg" style="height:600px; width:900px" />Segara Anak Gunung Rinjani. Sumber foto: Pesona Indonesia
Pulau Lombok mempunyai Gunung Rinjani. Status gunung ini termasuk kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Salah satu pesona unggulannya ialah keberadaan Danau Segara Anak. Berada di ketinggian 2.010 meter dari permukaan laut, danau ini ialah danau vulkanis, berada di bagian Gunung Rinjani yang tingginya mencapai 3.726 meter dari permukaan laut.
Danau Segara Anak ini terbentuk karena letusan 12.000-6.000 tahun yang lampau. Tak salah jikalau menyimak proses geologis danau itu, maka UNESCO pada 12 April 2018 di Paris menetapkan Gunung Rinjani masuk daftar Global Geopark.
Tak hanya itu. Bergerak ke arah timur ke Pulau Sumbawa, segera terlihat keberadaan Gunung Tambora. Sebuah gunung legendaris yang di zaman modern, tepatnya pada April 1815, pernah meletus dengan kekuatan maha dahsyat hingga skala 7 VEI. Letusan ini hampir mencapai skala letusan supervulcano. Sejarah mencatat, gunung ini menggelapkan dunia di sepanjang 1815-1816. (W-1)