Para anggota Babinkamtibmas Polres Jayapura mengajar baca tulis bagi para remaja putus sekolah usia 14 tahun hingga para kakek-nenek usia 72 tahun.
Papan tulis putih yang terpasang di dinding tengah sebuah ruangan bercat kuning muda itu dipenuhi aneka tulisan tangan ditulis memakai spidol biru. Beberapa perempuan usia hampir paruh baya tampak tekun menulis kalimat-kalimat di papan tulis tersebut pada secarik buku tulis. Mereka duduk di kursi dan menjadikan meja di hadapan sebagai alas untuk meletakkan buku tulis.
Sesekali satu atau dua orang di antara mereka mengangkat tangan kanan seraya menoleh ke arah perempuan berseragam serba cokelat yang berdiri di sudut ruangan. Dengan ramah, perempuan berseragam ini akan menjawab semua pertanyaan dari para perempuan yang mengacungkan tangan mereka. Terkadang, usai bertanya dan puas dengan jawaban perempuan berseragam, mereka pun akan tertawa bersama.
Itulah sekelumit suasana di ruang belajar di Rumah Honai Gabus Pintar di Jalan Ifar Gunung Kompleks Toladan, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Rumah pintar ini menjadi pusat kegiatan belajar untuk masyarakat, khususnya orang asli Papua (OAP) dan mereka adalah peserta Program Gabus.
Program tersebut namanya bukan diambil dari sosok ikan yang berbentuk pipih dan gemar menjelajah di perairan air tawar dangkal seperti rawa dan sekitar persawahan. Gabus di sini adalah singkatan dari Gerakan Baca Tulis. Ini adalah sebuah program dan gerakan dipelopori oleh Kepolisian Resor Jayapura guna membantu pemerintah daerah setempat menekan angka buta aksara di Bumi Kenambai Umbai, julukan Kabupaten Jayapura.
Program tersebut telah berjalan sejak tahun 2021 dan sampai hari ini membantu ribuan masyarakat di Kabupaten Jayapura terbebas dari buta aksara. Pihak polres juga melibatkan personel Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas). Mereka digerakkan untuk berpartisipasi dalam memberantas buta aksara di 139 kampung dalam lima kelurahan di Kabupaten Jayapura.
Para anggota Bhabinkamtibmas mengajar masyarakat tentang baca tulis. Mereka yang mengikuti kegiatan ini adalah para remaja putus sekolah usia 14 tahun hingga para kakek-nenek usia 72 tahun. Masyarakat yang menerima Program Gabus tersebut digerakkan oleh personel Polres Jayapura melalui Kepolisian Sektor (Polsek) yang tersebar di 19 distrik.
Peserta didik tersebut tidak sungkan belajar di rumah dengan fasilitas sederhana. Mereka mengikuti dengan seksama setiap arahan dari para pengajar dari jajaran Bhabinkamtibmas agar nantinya dapat membaca dan menulis. Sampai saat ini, Program Gabus Polres Jayapura telah membantu menekan angka buta aksara dari semula 4.538 orang menjadi 4.014 orang.
Sebagian besar pengajar pada Program Gabus merupakan personel polisi wanita (polwan). Mereka dengan sabar membimbing mama-mama OAP berkemauan besar untuk bisa membaca dan menulis. Tak hanya belajar di dalam kelas saja, mama-mama OAP tadi terkadang diajak "Gabus" di bawah pohon matoa yang banyak terdapat di perumahan tersebut.
Menurut salah seorang pengajar bernama Ajun Komisaris Polisi Katharina HL Aya, Program Gabus dicetuskan oleh Kepala Polres Jayapura Ajun Komisaris Besar Polisi Fredrickus WA Maclarimboe pada 2021. Program Gabus kini menjadi primodana bagi peserta didik.
Itu yang terjadi pada diri anak-anak putus sekolah hingga mama-mama lanjut usia (lansia) sangat tekun mengikuti program pembelajaran dari anggota Polres Jayapura itu. Hal serupa juga dirasakan para pengajar yakni Polwan Polres Jayapura. Mereka bersemangat dan telaten dalam mendampingi masyarakat yang mengikuti Program Gabus. Bahkan, pembelajaran tidak jarang dilakukan di tengah-tengah kesibukan peserta didik berjualan.
Peserta didik rata-rata petani dan pedagang sayur tersebut sambil menanti pembeli, di sela-sela waktu itu digunakan untuk belajar mengenal huruf. Sejatinya, sasaran dari Program Gabus adalah semua lapisan masyarakat. Namun, selama ini peserta paling intens mengikuti pembelajaran yakni anak-anak putus sekolah dan mama-mama hingga lansia.
Agar sasarannya lebih luas lagi, Bhabinkamtibmas Polres Jayapura terus mendata warga di setiap pelosok kampung yang dinilai perlu mendapatkan Program Gabus untuk mengikuti kegiatan tersebut. Guna mengefektifkan kegiatan belajar warga dari 139 kampung di lima kelurahan di Kabupaten Jayapura, maka Bhabinkamtibmas Polres Jayapura telah menyusun jadwal, disesuaikan dengan waktu longgar dari para peserta didik.
Buah dari kerja keras tersebut terjadi ketika empat peserta didik Program Gabus mendapatkan surat keterangan melek aksara (SUKMA) yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura beberapa waktu lalu. Jumlah penerima SUKMA ini bagian dari ratusan peserta didik yang telah menerima surat keterangan tersebut.
Apresiasi pun diberikan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura terhadap apa yang telah dilakukan jajaran Polres Jayapura atas kepeduliannya terhadap dunia pendidikan. Utamanya dalam mendukung program pemberantasan buta aksara. Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan Dikmas) Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura Amelia Ibo.
Ia mendukung penuh Program Gabus oleh Polres Jayapura bagi masyarakat di daerah tersebut. Apalagi peserta didik ini diajarkan dari nol atau benar-benar tidak mengenal huruf, angka dan menulis. Kemudian, mendapat pendidikan yang intens, dan akhirnya mampu membaca, menulis serta berhitung. “Kegiatan ini sangat positif untuk terus dikembangkan dan dilanjutkan sehingga masyarakat buta aksara bisa dapat membaca dan menulis,” katanya sebagaimana dikutip Antara.
Penjabat Bupati Jayapura Triwarno Purnomo juga menilai Program Gabus adalah inovasi luar biasa dari Polres Jayapura dalam mendukung pendidikan di daerah ini. Dirinya turut berterima kasih atas dukungan aparat kepolisian bagi dunia pendidikan. Ia berharap aparat kepolisian terus melanjutkan Program Gabus karena telah terbukti mampu menekan angka buta aksara di Kabupaten Jayapura.
Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari