Pemerintah telah memangkas sejumlah aturan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Antara lain terkait aturan distribusi pupuk.
Presiden Prabowo Subianto menilai keadaan Indonesia saat ini terbilang cerah dan tidak gelap. Hal itu ditandai dengan meningkatnya produktivitas pertanian dengan signifikan, salah satunya panen padi yang meningkat.
"Saya juga heran, ada orang yang mengatakan Indonesia gelap. Kalau dia memang merasa gelap itu hak dia. Tapi kalau saya bangun pagi, saya lihat Indonesia cerah. Saya ketemu petani, petani gembira. Peningkatan hasil mereka naik secara drastis, produksi naik secara drastis," kata Presiden Parabowo dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Jakarta, Selasa (8/4/2025).
Presiden juga menegaskan bahwa Pemerintah telah memangkas sejumlah aturan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Antara lain terkait aturan distribusi pupuk. "Kita potong semua regulasi yang tidak benar, kita sederhanakan," ujar Presiden.
"Dia (Menteri Pertanian) mengatakan kepada saya, Pak, tadinya dari pabrik pupuk sampai petani harus tanda tangan 15 menteri, 30 sekian gubernur, 500 bupati, baru kemudian sampai ke Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani). Saya bilang ke Menteri Pertanian, dari pabrik pupuk langsung ke petani, gak ada lagi itu tandatangan-tandatangan. Langsung! Alhamdulillah, pupuk yang tadinya langka yang tadi banyak diselundupkan, yang banyak di korupsi, sekarang sampai ke desa-desa," ungkap Kepala Negara.
Presiden menambahkan, begitu perizinan-perizinan dihilangkan, arus distribusi pupuk menjadi lancar dan produksi menjadi naik.
Sebelumnya saat acara Panen Seretak 14 Provinsi di Majalengka, Jawa Barat, Senin (7/4/2025), Kepala Negara menyampaikan bahwa Data Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada April 2025, potensi luas panen nasional mencapai 1.595.583 hektare, dengan estimasi produksi sebesar 8.631.204 ton gabah kering giling (GKG) atau setara 4,97 juta ton beras. Secara kumulatif, produksi Januari–April 2025 tercatat 13.948.785 ton GKG, angka tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.
Empat belas provinsi utama seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, Yogyakarta, Sumatera Selatan, Aceh, Lampung, Sumut, Kalbar, Kalteng, Kalsel, NTB, dan Sulsel tercatat menyumbang hampir 91,42 persen produksi nasional bulan ini. Dengan luas panen 1,43 juta hektare dan produksi 7,89 juta ton GKG, wilayah ini menjadi tulang punggung produksi nasional. Jawa Timur menjadi penyumbang terbesar, disusul Jawa Barat dan Jawa Tengah. Di luar Pulau Jawa, kontribusi tertinggi berasal dari Sulsel, Lampung, dan NTB.
Presiden Prabowo pun menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya terhadap capaian ini yang menurutnya merupakan hasil dari kerja keras para petani serta sinergi lintas sektor.
Presiden juga menekankan bahwa keberhasilan ini bukan semata capaian teknis, namun juga keberhasilan moral dan sosial.
“Saya ingin sampaikan terima kasih kepada seluruh unsur yang telah bekerja keras, para Menteri, Panglima TNI, Kapolri, jajaran pemerintah, dan tentu saja para petani. Saudara-saudara petani adalah tulang punggung bangsa. Tanpa pangan, tidak ada negara. Tanpa pangan, tidak ada NKRI,” tegas Presiden Prabowo.
Pernyataan tersebut mencerminkan keyakinan pemerintah akan potensi besar sektor pertanian sebagai salah satu pilar utama ekonomi nasional. Dengan dukungan kebijakan dan program-program strategis dari pemerintah, diharapkan hasil pertanian akan terus mengalami kemajuan.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga mengajak semua pihak untuk bersama-sama mendukung para petani agar dapat terus berproduksi secara optimal demi kesejahteraan masyarakat dan ketahanan pangan nasional.
Dengan semangat optimisme itu, Pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan infrastruktur pendukung serta memberikan akses kepada teknologi modern bagi para petani guna memaksimalkan hasil produksi pertanian di masa depan.
Penulis: Isma
Redaktur: Untung S
Berita ini sudah terbit di infopublik.id: https://infopublik.id/kategori/nasional-ekonomi-bisnis/913031/presiden-prabowo-indonesia-cerah-panen-meningkat-drastis