Indonesia.go.id - Vaksinasi Dahulu, Beraktivitas Kemudian

Vaksinasi Dahulu, Beraktivitas Kemudian

  • Administrator
  • Kamis, 5 Agustus 2021 | 11:24 WIB
VAKSINASI COVID-19
  Petugas kesehatan dari Pemrov DKI Jakarta memeriksa kesehatan warga yang akan mengikuti vaksinasi COVID-19 di bawah Jalan layang Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (2/8/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Kondisi pandemi di DKI Jakarta terus membaik. BOR rumah sakit 56 persen, positivity rate sempat menyentuh 10,13 persen, kematian turun di bawah 100 kasus per hari. Vaksinasi dipercepat.

Suasana emergency di bangsal penerimaan pasien tower 7 di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, sudah jauh melandai. Pasien masih saja berdatangan, sekitar 200 orang per hari pada awal Agustus 2021, namun jumlah pasien yang sembuh lebih besar, sehingga bed occupancy ratio (BOR), atau tingkat keterisian bed, terus menurun.

‘’Hari ini BOR-nya hari ini sekitar 27 persen. Trennya terus menurun sejak sekitar pertengahan Juli,’’ ujar Mayjen dr Tugas Ratmono, Kepala Pusat Kesehatan TNI yang bertugas pula sebagai Koordinator RSD Covid-19 itu, pada Rabu, 4 Agustus 2021.

Pada hari itu, jumlah pasien sekitar 2.100 orang, dirawat di tiga tower. “Kasus kematian juga terus menurun, dan hari ini alhamdullillah tak ada kasus kematian,” kata Ratmono, perwira karir yang alumnus Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta itu.

Ketika pandemi Covid-19 memasuki masa-masa puncaknya, hampir sepanjang empat pekan empat unit tower di RSD Wisma Atlet dioperasikan dengan 7.400 bed. Pasien isolasi tanpa gejala diboyong dari RSD Covid-19 Kemayoran ke Rusun Nagrak di Cilincing, Jakarta Utara, dan sebagian lainnya lagi yang datang belakangan, diarahkan ke Rusun Pasar Rumput Manggarai.

Tempat tidur di RSD Wisma Atlet Kemayoran ketika itu didedikasikan untuk mereka yang bergejala ringan, sedang, bahkan ada pula yang cukup berat. Ada ruang rawat ber-ICU di lantai dua tower 7, yang disiapkan untuk  pasien yang mengalami kenaikan keparahannya. Toh, Mayjen dr Ratmono tetap mewanti-wanti bahwa kedatangan pasien ke RSD itu tetap mengindikasikan penularan masih berlangsung. “Jangan lengah, patuhi prokes, batasi mobilitas,” ia menambahkan.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyambut baik  perkembangan ini. “Alhamdulillah, sudah melandai,”ujarnya, di berbagai kesempatan. Ia mengatakan lonjakan kasus infeksi Covid-19 sudah jauh lebih terkendali di DKI Jakarta, yang pada gilirannya mengurangi tekanan pandemi ke rumah-rumah sakit rujukan yang menjadi tumpuan pasien Covid-19.

Memberikan keterangan pers, pada Selasa, 3 Agustus, Gubernur Anies Baswedan mengatakan, antrean panjang di IGD rumah sakit sudah jauh berkurang, pasien sembuh meningkat, dan kasus kematian perlahan menyusut. Pada hari itu, katanya, BOR rata-rata seluruh RS rujukan Covid-19 di DKI telah melandai ke level 56 persen. BOR untuk ruang rawat ICU Covid-19 turun ke 79%. “Pada puncaknya di pertengahan Juli, dua-duanya di angka 94-95 persen,”imbuh Gubernur DKI itu.

Dibanding provinsi lain di Indonesia, rapor epidemiologis Jakarta di awal Agustus ini menunjukkan angka-angka yang paling mengesankan. Lonjakan kasus baru bisa ditekan di bawah 2.000 kasus per hari, dan kesembuhannya bisa dijaga di atas 3.000 kasus atau lebih.

Pada titik puncaknya di 12 Juli, DKI Jakarta pernah mencapai rekor angka kasus positif baru 14.619 orang per hari. Tapi, sehari sebelumnya DKI juga mencatat angka kesembuhan 20.570 kasus. Tren yang terjaga adalah angka kesembuhan melampaui kasus baru. Walhasil, kasus aktif yang pernah tercatat sampai 113 ribu, kini bisa ditekan sampai sekitar 15 ribu.

Dengan segala sumber daya yang ada, testing rate di DKI relatif lebih tinggi dari rata-rata nasional. Pantauan terhadap kasus baru bisa lebih cepat dan masif, sehingga warga DKI yang terkonfirmasi positif Covid-19 cepat tertangani, baik untuk menjalani isolasi mandiri, isolasi terpusat, atau rawat inap di RS rujukan.

Namun pada puncak pandemi, ada catatan pilu. Ratusan orang tak tertampung untuk menjalani perawatan di RS rujukan karena semuanya penuh. Mereka yang menjalani isolasi mandiri sebagian juga kelabakan mencari vitamin, obat dan gas oksigen. Situasi kritis berlangsung beberapa hari.

Namun, warga DKI Jakarta cukup terbantu oleh posko-posko PPKM yang beroperasi di hampir tiap kelurahan dan menjangkau banyak RT-RW. Satgas Covid-19 pusat, pada evaluasinya akhir Juli lalu,  menyebut posko-posko di DKI cukup aktif. Banyak warga yang menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing menyampaikan testimoni, mereka terbantu pasokan oksigen dan obatnya berkat jejaring di antara warga-posko dan puskesmas.

Meski mengalami lonjakan yang tinggi, situasi darurat di Jakarta juga tak berkepanjangan. Kondisi imunitas komunal warga cukup tinggi. Vaksinasi di DKI Jakarta sangat berhasil. Per 4 Agustus 2021, tercatat 7,8 juta penduduk DKI sudah menjalani vaksinasi dosis 1 (88 persen dari target), yang 2,8 juta (33 persen) di antaranya telah menerima dua dosis vaksin lengkap. Pencapaian vaksinasi di DKI jauh melampaui angka nasional, yang baru mencatat 22,5 persen untuk vaksinasi dosis 1, dan 22,5 persen dosis 2, dengan target 208 juta orang.

Dengan mencatat 880 ribu kasus positif sepanjang pandemi, sekitar 8 persen dari penduduk, tentu potensi terbentuknya kekebalan alamiah (aqcuired imunnity) juga tinggi, akibat percikan virus dosis rendah yang memberi efek bak vaksinasi.

Tracing, testing, dan treatment (pengobatan) yang cukup masif di DKI membuat kasus baru semakin kecil. Positivity rate dari hasil tracing-testing terus pula bergerak di bawah angka 15 persen, bahkan 10,13 persen pada Selasa 3 Agustus, dengan mencatatkan 1.601 kasus positif baru.

Kasus kematian terus bergeser ke level di bawah 100 kasus per hari. Pada titik terburuk, positivity rate mencapai 45 persen, dan angka kematian tertinggi 265 jiwa per hari pada 20 Juli. Gubernur Anies Baswedan mengatakan, membaiknya indikator epidemiologis di DKI Jakarta itu karena banyak faktor.

Pelaksanaan PPKM Darurat yang disusul dengan PPKM Level 4 di Jakarta, menurut Gubernur Anies, telah berhasil menekan mobilitas warga yang mengurangi laju penularan. Partisipasi warga dalam posko-posko PPKM di kelurahan, RW, RT sangat membantu suksesnya PPKM Darurat dan PPKM Level 4 seraya membantu mereka yang menjalani isolasi mandiri. ‘’Ini semua berkat kerja keras kita semua. PPKM Darurat dan Level 4 ini terbukti cukup efektif,” ujar Gubernur Anies Baswedan.

Anies juga mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi semua pihak yang telah membantu usaha penanggulangan penyebaran Covid-19, termasuk di dalamnya warga masyarakat umum, pelaku usaha mikro-kecil, yang dengan segala pengorbanannya ikut membantu penanganan pandemi. “Dengan mengurangi aktivitas dan mobilitas, Covid-19 akan menurun,” ujar Gubernur Anies Baswedan.

Dengan membaiknya indikator  pandemi, Gubernur DKI mengatakan pada saatnya nanti Pemprov DKI secara bertahap akan membuka pembatasan usaha dan kegiatan warga masyarakat. Namun, Gubernur mewanti-wanti, pandemi belum usai. Maka, vaksinasi akan menjadi persyaratan warga untuk melakukan kegiatannya. “Bagi yang belum menjalani vaksinasi dan tanpa alasan yang jelas, tidak boleh terlibat aktivitas apapun,”’ katanya.

Vaksinasi, menurut Gubernur DKI Anies Baswedan, terbukti mengurangi risiko atas Covid-19. Yang melakukan vaksinasi, tak hanya mengurangi risiko atas dirinya, tapi juga menekan timbulnya risiko penularan kepada orang lain. Dengan vaksinasi lengkap, semua lebih terlindung. “Kita akan lakukan percepatan vaksinasi, aksesnya akan terus kita permudah,”’ katanya.

Pemprov DKI Jakarta saat ini sedang menyiapkan 900 tempat vaksinasi. Hampir setiap RW ada gerai vaksinasi. Belum lagi ditambah dengan mobil vaksinasi keliling. “Pokoknya, kita akan membuat orang lebih mudah memperoleh vaksin,” kata Gubernur Anies Baswedan.

 

 

Penulis: Putut Trihusodo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari