Indonesia.go.id - Indonesia Tetap Fokus di Lima Strategi

Indonesia Tetap Fokus di Lima Strategi

  • Administrator
  • Kamis, 29 Juli 2021 | 07:51 WIB
PEMULIHAN EKONOMI
  Vaksinator menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada buruh saat vaksinasi COVID-19 di PT Victory Chingluh, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (29/7/2021). ANTARA FOTO/ Fauzan
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari IMF untuk 2021 yakni 3,9 persen masih dalam rentang proyeksi pemerintah pada 3,7 sampai 4,5 persen.

IMF melalui laporan World Economic Outlook (WEO) merilis proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Lembaga dunia itu merivisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 3,9 persen, atau terkoreksi 0,4 persen atau 4,3 persen pada April 2021.

Merespons laporan terbaru IMF itu, Kementerian Keuangan menegaskan pemerintah terus fokus menjalankan lima strategi pemulihan ekonomi. “Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari IMF untuk 2021, yakni 3,9 persen masih dalam rentang proyeksi pemerintah pada 3,7 persen--4,5 persen,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu, seperti dilansir dari Antara, Rabu (28/7/2021).

Sebelum Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), pemerintah melalui Kementerian Koordinator bidang Perekonomian memproyeksikan pertumbuhan 4,3 persen–5,5 persen. Proyeksi yang sama juga dikeluarkan Kementerian Keuangan. Sementara itu, Bank Indonesia memberikan proyeksi di 4,1 persen--5,1 persen. Nah, kemudian setelah pemberlakuan PPKM, Kementerian Koordinator bidang Perekonomian merevisinya menjadi 3,7 persen, sama dengan Kementerian Keuangan. Sedangkan, Bank Indonesia melakukan revisi menjadi 3,8 persen.

Lantas apa saja strategi Indonesia ke depan? Seperti disampaikan Febrio Kacaribu, pemerintah akan terus fokus pada upaya pengendalian pandemi, melindungi kesejahteraan masyarakat, mendorong pemulihan ekonomi nasional, serta meningkatkan daya saing.

Dia mengatakan Indonesia akan terus mengambil manfaat dari prospek ekonomi global yang masih kondusif sembari mewaspadai risiko-risiko yang ada, yaitu kehadiran varian Delta serta percepatan dan akselerasi vaksinasi.

Selain itu, risiko yang diwaspadai juga meliputi potensi percepatan normalisasi kebijakan moneter AS sebagai implikasi dari percepatan pemulihan ekonomi yang berpotensi mendorong pembalikan arus modal menuju negara tersebut.

Tak hanya itu, permintaan produk ekspor yang diperkirakan masih baik seiring solidnya outlook pertumbuhan global juga menjadi peluang untuk terus mendorong kinerja manufaktur Indonesia pada 2021.

Harus diakui proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari IMF menjadi 3,9 persen, atau lebih rendah dari proyeksi pada April 2021 yakni 4,3 persen, menunjukkan bahwa kondisi RI sangat tergantung pada penanganan pandemi Covid-19. “Penurunan proyeksi pertumbuhan ini seiring dengan gelombang infeksi Covid-19 yang meningkat sehingga ada pembatasan aktivitas,” tulis IMF dalam laporan WEO, Rabu (28/7/2021).

IMF mengatakan, negara-negara yang tak mampu memacu laju vaksinasi bakal menanggung beban paling berat. Menurut lembaga dunia itu, lambannya laju vaksinasi menjadi sentral bagi kinerja ekonomi yang kerap terhambat keraguan masyarakat mendapatkan vaksin.

“Asumsi utamanya adalah varian baru ini 50% lebih menular daripada varian Alpha,” tulis IMF. Selanjutnya, IMF melihat peningkatan infeksi menyebabkan mobilitas yang lebih rendah bahkan di banyak negara maju.

Turunnya aktivitas atau mobilitas masyarakat yang berlarut-larut berisiko menimbulkan kerusakan terus-menerus pada kapasitas pasokan ekonomi. Selain Indonesia, lembaga itu menurunkan angka proyeksi pertumbuhan negara Asean-5, yang terdiri dari Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

Kendati IMF merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, tahun 2022 Indonesia diyakini mampu tumbuh lebih tinggi yakni 5,9% dari semula 5,8%.

Menurut Febrio Kacaribu, pemulihan ekonomi global terjadi secara tidak merata. Febrio mengungkapkan bahwa Indonesia harus dapat belajar dari pengalaman berbagai negara dalam kurun waktu 1,5 tahun terjadinya pandemi.

Pemulihan akan terjadi apabila diiringi dengan penanganan kesehatan yang tepat. “Kami juga belajar bahwa akselerasi vaksinasi menjadi salah satu kunci utama pengendalian kasus,” katanya.

Terkait dengan laju vaksinasi, Indonesia saat ini menargetkan untuk mendorong vaksinasi harian 1,5 juta dosis dan akan ditingkatkan secara bertahap. Hingga Senin (27/7/2021), total kumulatif vaksin yang telah diberikan mencapai 63,94 juta dosis. Ke depan, pemerintah tetap mempercepat vaksinasi untuk mencapai target.

“Melalui kebijakan pengetatan serta berbagai upaya yang dilakukan di bidang kesehatan, Indonesia diharapkan dapat mengatasi lonjakan pandemi Covid-19, sehingga proses pemulihan ekonomi pun dapat berjalan dengan baik,” jelas Febrio.

Di sisi lain, pemerintah kini terus menggenjot cakupan vaksinasi di tanah air. Hingga kini, cakupannya masih di kisaran 12 persen dari total populasi. Percepatan proses pengadaan dan distribusi vaksin diyakini bisa lebih memperluas jangkauan vaksinasinya.

Tak dipungkiri, pemulihan ekonomi memang bertumpu pada laju vaksinasi dan belanja pemerintah sehingga mendorong geliat pertumbuhan ekonomi kembali.

 

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari