Indonesia.go.id - Jalan Tol Dikebut, Swasta Silakan Ikut

Jalan Tol Dikebut, Swasta Silakan Ikut

  • Administrator
  • Senin, 10 Januari 2022 | 07:49 WIB
JALAN TOL
  Foto udara ruas tol Cibitung - Cilincing. hingga akhir November 2021, ada tambahan 10 ruas jalan tol baru sepanjang 123 km. Hampir separuhnya di wilayah Jabodetabek dan Banten. ANTARA FOTO
Sampai 2024 Indonesia ditargetkan memiliki jalan tol sepanjang 3.500 km. Berlipat 3,5 kali dari 2014. Posisi saat ini 2.457 km. Terbuka kesempatan bagi swasta untuk berkontribusi.

Menteri Basuki Hadimuljono siap mengebut di jalan tol sampai 2024. Targetnya, 1.011 km jalan tol baru bisa rampung dari 2022 hingga akhir 2024. Bila target itu tercapai, pada awal 2025 nanti Indonesia dapat  mengoperasikan jalan tol sepanjang 3.500 km, dan sebagian besar tol Trans-Sumatera sudah terkoneksi.

“Kehadiran jalan tol yang terhubung dengan kawasan-kawasan produktif seperti kawasan industri, pariwisata, bandara, dan pelabuhan akan dapat mengurangi biaya logistik dan meningkatkan daya saing produk dalam negeri,” kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)  Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis yang dirilis Jumat (31/12/2021).

Pembangunan jalan tol, menurut Menteri Basuki, ialah bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), sebagaimana disebut dalam  Peraturan Presiden (Perpres) nomor 56/2018 tentang Perubahan Kedua atas Perpres 03/2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN. Hingga November tahun 2021, tercatat panjang ruas tol yang sudah beroperasi mencapai 2.457 km.

Dengan payung PSN itu, pembangunan jalan tol mengalami akselerasi yang cukup tinggi sejak 2015. Bila pada periode 1978--2014 tercatat baru ada jalan tol sepanjang 795 km, pada periode 2015-2019 ada tambahan 1.298 km. Di tengah situasi pandemi Covid-19, saat anggaran belanja negara banyak dialokasikan ke penanggulangan pandemi, jalan tol masih tumbuh sepanjang 245 km tahun 2020.

Di  tahun 2021, hingga akhir November, ada tambahan 10 ruas jalan tol baru sepanjang 123 km. Hampir separuhnya di wilayah Jabodetabek dan Banten. Separuh lagi bagian dari tol Trans-Sumatera, terutama pada ruas panjang Banda Aceh-Medan, Balikpapan-Samarinda di Kalimantan Timur dan Manado-Bitung di Sulawesi Utara. Seluruhnya 155 km. Dengan demikian, di awal 2022 ini sudah beroperasi jalan tol sepanjang 2.457 km di seluruh Indonesia.

Pada kurun 30-35 bulan ke depan direncanakan 1.011 km jalan tol baru. Rinciannya, di tahun 2022  sepanjang 422 km, tahun 2023 sepanjang 338 km, dan tahun 2024 sepanjang 251 km. Ruas jalan tol yang diprioritaskan adalah antara Banda Aceh-Medan-Pekanbaru-Jambi-Palembang, yang sebagian telah selesai dikerjakan, dan Semarang-Yogyakarta serta Solo-Yogyakarta.

Partisipasi Swasta

Dalam melakukan percepatan pembangunan jalan tol nasional itu, investasi dilakukan pemerintah dengan APBN melalui Kementerian PUPR lewat skema penyertaan modal pemerintah. Pengerjaan konstruksinya dilakukan oleh BUMN Karya, sebutan bagi perusahaan konstruksi utamanya  ialah PT Waskita Karya (WP), PT Hutama Karya, PT Pembangunan Perumahan (PP), serta  anak perusahaannya. Pengelolaan dan pengoperasiannya kemudian diserahkan pada PT Jasa Marga, dan anak perusahaan PT Hutama Karya, PT Waskita Karya, dan PT PP. Pengaturannya menjadi tanggung jawab dari  Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang secara teknis di bawah Kementerian PUPR.

Untuk menambal keterbatasan investasi pemerintah, BUMN pengelola jalan tol itu dibolehkan untuk menggandeng swasta. Hal itu  telah dilakukan oleh PT Waskita Toll Road (WTR), anak perusahaan PT  Waskita Karya. Seraya menyelesaikan konstruksi dan mengoperasikan jalan tol, PT WTR melakukan divestasi kepemilikan sahamnya pada beberapa ruas tol, sebagai bentuk pelaksanaan asset recycling dan mencari alternatif pendanaan untuk memperbaiki kondisi keuangan perusahaan.

Sepanjang 2021, WTR telah mendivestasi empat ruas jalan tol yang dikelolanya dengan total penerimaan Rp6,84 triliun. Kepemilikan saham WTR yang divestasi adalah pada ruas ruas Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi; Semarang-Batang, Cinere-Serpong; dan Cibitung-Cilincing; dengan total panjang ruas mencapai 181,6 km.

Pada akhir Desember 2021, WTR memiliki saham pada 12 Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang mengelola sejumlah ruas tol di Pulau Jawa dan Sumatra. Seluruhnya sepanjang 653,69 km. "Selain itu, proses divestasi ruas tol Cimanggis-Cibitung saat ini telah mencapai kesepakatan divestasi bersyarat, dan kita harapkan  perjanjian divestasi final akan terlaksana pada triwulan I 2022," ujar Direktur Utama PT WTR Septiawan Andri Purwanto dalam keterangan resmi, yang dirilis Minggu (2/1/2022).

Dana yang diperoleh dari divestasi tahun 2021 digunakan untuk mendukung proses restrukturisasi PT Waskita Karya (Persero) Tbk selaku induk perusahaan WTR. Selain itu, keberhasilan WTR dalam mendivestasi ruas-ruas tolnya menjadi bukti kepada publik bahwa ruas tol milik PT WTR memiliki value dan nilai jual yang baik.

Dari 12 ruas tol yang dimiliki saat ini, tiga ruas tol telah beroperasi secara penuh ,yaitu ruas Kanci - Pejagan, Pejagan-Pemalang, dan Pemalang-Batang. Sementara itu, ada tujuh ruas jalan  tol lainnya yang masih beroperasi sebagian, yaitu ruas Pasuruan-Probolinggo; Cimanggis-Cibitung, Bekasi-Cawang-Kampung Melayu; Ciawi-Sukabumi;  Depok-Jalan Antasari; Krian-Legundi-Bunder-Manyar; dan Kayu Agung-Palembang-Betung. Ada pula dua ruas tol yang masih tahap konstruksi yaitu ruas Cileunyi-Sumedang-Dawuan dan ruas Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat.

Salah satu swasta yang ikut berinvestasi dalam pengelolaan jalan tol adalah PT Astra Tol Nusantara (Astra Infra). Ia telah menuntaskan akuisisi 49% saham PT Jasamarga Pandaan Malang (JPM) selaku pengelola ruas jalan tol Pandaan-Malang sejauh 38,5 km dari PT PP (Persero) Tbk, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero), dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Dengan selesainya proses akuisisi ini, maka saham JPM kini dimiliki oleh JSMR 51%, dan Astra Infra 49%.

Group CEO Astra Infra Djap Tet Fa mengatakan bahwa Astra Infra konsisten dengan komitmennya mendukung kemajuan infrastruktur nasional. Memperkuat portfolio bisnis jalan tol dengan investasi pada Ruas Tol Pandaan-Malang merupakan salah satu wujud ikhtiar Astra Infra di tahun 2021 untuk terus bertumbuh dan berkontribusi di tengah pandemi.

"Jalan Tol Pandaan-Malang merupakan ruas tol kedelapan  bagi Astra Infra sehingga akuisisi ini akan menambah kontribusi Astra di jalan tol menjadi total sepanjang 396 Km,” ujarnya  dalam siaran pers, Kamis (30/12/2021). Saat ini kontribusi Astra Infra tercatat  di Jalur Tol Trans Jawa meliputi Ruas Tol Tangerang-Merak; Cikopo-Palimanan; Semarang-Solo; Jombang-Mojokerto; Surabaya-Mojokerto; Pandaan-Malang; Jakarta Outer Ring Road (JORR) I yaitu Ruas Tol Kebon Jeruk-Ulujami dan JORR 2 di Ruas Tol Kunciran-Serpong.

PT Astra Infra hanya salah satu dari sejumlah korporasi besar yang terjun di jalan tol, dengan kontrak sekitar 30 tahun di masing-masing ruas. Setelah kontrak selesai, aset jalan tol kembali ke negara. PT Astra Infra termasuk senior di bisnis jalan tol, karena telah beroperasi sejak 1990, seumuran dengan PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) yang kini juga ikut mengelola sejumlah ruas jalan tol, di antaranya yang terbaru adalah ruas Depok-Antasari (Jakarta) dan Pasir Koja-Soreang (Bandung).

PT Nusantara Infrastruktur Tbk, anak perusahaan PT Bosowa, ialah korporasi lainnya yang ikut aktif berkontribusi di jalan tol. Pendatang lainnya yang relatif baru ialah PT Sinar Mas Land dan PT Trans Lingkar Kita Jaya (anak perusahaan dari Grup Kompas Gramedia) serta sejumlah swasta dan BUMD.

 

Penulis: Putut Trihusodo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari