Indonesia.go.id - Memantau Dampak Pandemis MotoGP Mandalika

Memantau Dampak Pandemis MotoGP Mandalika

  • Administrator
  • Rabu, 23 Maret 2022 | 22:46 WIB
COVID-19
  Penonton menyaksikan kualifikasi MotoGP Mandalika di tribun zona A, Pertamina Mandalika International Street Circuit di Praya, Lombok Tengah, NTB, Sabtu (19/3/2022). Gelaran MotoGP disebit tidak membuat kluster baru Covid-19. ANTARA FOTO/ Ahmad Subaidi
Tidak muncul indikasi kasus Covid-19 klaster MotoGP Mandalika. Subvarian BA.2 memicu lonjakan kedua gelombang Omicron dunia. Deltacron sudah menyusup ke Indonesia, tapi tak berdampak besar.

Dibanjiri lebih dari 100 ribu pengunjung, yang mengalir sejak sepekan sebelum puncak perhelatan MotoGP digelar pada Minggu, 20 Maret 2022, situasi pandemi di Kabupaten Lombok Tengah tetap terkendali. Tak terdeteksi ada klaster Covid-19 baru pascagelaran MotoGP Pertamina Grand Prix  di Sirkuit Mandalika itu.

‘’Allhamdulilah, sejauh ini tidak ada kasus baru Covid-19 yang ditemukan,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lombok Tengah Lalu Firman Wijaya, Selasa (22/3/2022). Penonton Moto GP itu sendiri tercatat lebih dari 102 ribu. Ditambah para penggembira, yakni mereka yang datang ke Lombok tapi tak ikut masuk ke tribun penonton, jumlahnya lebih dari 120 ribu.

Lalu Firman Wijaya pun menyebut, syarat penonton harus sudah menjalani vaksinasi primer lengkap (dua suntikan) cukup ampuh untuk mencegah penularan. Para penonton dan pengunjung juga disebutnya cukup disiplin mengenakan masker. Cakupan vaksinasi di Lombok Tengah juga cukup tinggi, dengan 82 persen target telah menjalani vaksinasi primer lengkap. ‘’Jadi, belum ditemukan kasus baru yang terkait MotoGP di Mandalika,’’ Firman Wijaya menambahkan.

Pemerintah pun masih memperpanjang pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali.Status PPKM wilayah Jawa-Bali itu tertuang dalam Inmendagri nomor 18 tahun 2022. Perpanjangan diketahui akan berlaku 22 Maret hingga 4 April 2022. Adapun untuk wilayah di luar Jawa-Bali masih berlaku ketentuan sebelumnya yang memberlakukan PPKM sampai 28 Maret 2022.

Pelaksanaan PPKM itu juga terkait dengan antisipasi adanya klaster baru dari Mandalika. Bila MotoGP Mandalika itu akan terbebas dari penularan baru, relaksasi lebih jauh tentunya bisa dilakukan.

Secara nasional, situasi pandemi terus mereda. Angka kasus baru harian terus menyusut. Bila pada puncak gelombang Omicron, yakni 16 Februari lalu, mencapai 64.700 kasus, per 23 Maret 2022 menyusut ke level 7.400 kasus. Jumlah pasien Covid-19 (kasus aktif) pun melandai dari posisi puncak 580 ribu ke 181 ribu. Angka kematian yang pernah menyentuh 401 jiwa dalam sehari di awal Maret turun ke bawah 150 kasus per hari. Penurunan kasus terjadi di semua daerah.

Dalam Inmendagri terbaru nomor 18 tahun 2022 tidak ditemukan lagi daerah dengan risiko tinggi (level 4) di Jawa-Bali. Pun tak ada lagi kabupaten/kota level 4 di luar Jawa-Bali. Di Jawa Bali sudah muncul lima kabupaten/kota, yang masuk kategori PPKM Level 1. yang berarti risiko penularannya rendah. Di antaranya, Kota Surabaya, Kota Mojokerto, Kabupaten Mojokerto, serta  daerah wisata Jawa Barat, Kabupaten Pangandaran.

Situasi pandemi di DKI Jakarta sudah menunjukkan perkembangan yang melegakan. Kasus harian, kasus aktif, keterisian bed rumah sakit (BOR) dan angka kematian secara konsisten terus menurun. Angka positivity rate di DKI per 22 Maret 2022 tercatat 7,13 persen, dengan tren menuju di bawah  5 persen, batas aman yang ditetapkan oleh WHO.

Subvarian BA.2 dan Deltacron

Secara global, pandemi Covid-19 kembali menguat pada dua pekan terakhir. Laporan reguler WHO bertajuk “Covid-19 Weekly Epidemiological Update” menunjukkan, kenaikan 8 dan 7 persen di pekan kedua dan ketiga Maret 2022. Lonjakan itu utamanya disumbang oleh kenaikan kasus harian di Australia, Jerman, Prancis, Korea Selatan, dan Vietnam.

Korea Selatan yang tahun lalu terhindar dari gelombang varian Delta ternyata jebol oleh Omicron. Dalam sepekan terakhir Vietnam mencatatkan 1,9 juta kasus baru Covid-19, dan 2,8 juta lainnya di Korea Selatan. Kasus mingguan di Australia naik 161 persen dan membuahkan 513 ribu kasus baru. Pada periode yang sama Jerman mencatatkan 1,54 juta dan Prancis 582 ribu kasus baru.

Toh, dari enam kawasan epidemiologis di dunia, hanya Pasifik Barat yang kasus barunya melonjak sampai 21 persen. Sumbangan terbesar dari Australia, Korea Selatan, dan Vietnam. Kawasan Eropa secara umum landai, dengan pertambahan nol persen, karena kenaikan kasus di Jerman, Prancis, dan Belanda diimbangi dengan turunnya kasus di banyak negara lainnya. Di Amerika dan Amerika Selatan kasus Covid-19 turun, begitu halnya di Afrika, Timur Tengah, Asia Selatan, dan Asia Tenggara.

Varian Omicron terus dominan selama tiga bulan terakhir. Dari 420 ribu spesimen (dari seluruh dunia), yang diperiksa runutan genomnya (genome squencing), hampir 99,9 persen ialah Omicron. Varian Delta hanya 0,1 persen. Varian  lama seperti Alpha, Beta, Gamma, Epsilon, Zeta, Theta, Kappa, dan Mu tak ditemukan lagi. Tak bisa disebut punah, namun keberadaannya sudah sulit ditemukan.

Dari subvarian Omicron (B.1.1.529) sendiri sudah berkembang menjadi empat. Yang versi original disebut BA1, di lain tiga subvarian turunannya adalah BA.1.1, BA.2, and BA.3. Sejak termonitor pada Januari lalu, secara konsisten BA.2 tumbuh menjadi yang paling dominan. Dalam 30 hari terakhir, BA.2 itu telah menyumbang 86 persen dari  seluruh kasus Omicron. Versi asli (BA.1) hanya 4,3 persen, dan BA.1.1 serta BA.3. masing-masing 8,9 persen dan 0,2 persen.

Selama empat pekan terakhir, hanya BA.2 yang terus menunjukkan dominasinya. Yang lain tak mampu berkembang lebih jauh. Varian BA.2 ini telah menyebar ke 106 negara, termasuk Indonesia, yang telah mendeteksinya sejak Januari lalu. Toh di banyak negara, secara absolut jumlah kasus infeksi BA.2 itu pun menyusut seiring dengan turunnya angka kasus Covid-19. Subvarian BA.2 ini juga tak memberikan jejak tingkat keparahan dan kematian yang tinggi. Jauh di bawah Delta.

Dengan demikian, lonjakan kasus  yang terjadi di Jerman, Prancis, Australia, Korea Selatan, dan Vietnam diduga akibat ekspansi Sub-Subvarian BA.2, yang sangat menular, sebagaimana bawaan sifat Omicron, lalu menemukan komunitas yang longgar dalam pelaksanaan protokol kesehatan, dan herd imunnity (kekebalan komunal) yang rendah.

Corona virus disease (Covid)-19 juga terus berkembang menghasilkan mutan baru. Salah satunya adalah Deltacron yang kini resmi masuk ke dalam catatan WHO, dengan status variant under monitoring (VUM). Deltacron itu diperkirakan terbentuk secara tak sengaja di lingkungan laboratorium akibat tercampurnya spesimen varian Delta dan Omicron dan tersebar keluar. Dalam proses mereplikasi diri yang tak sempurna, pada koloni virus, bisa terjadi (meski dengan probabilitas yang amat tipis) pertukaran genom. Munculah rekombinan Deltacron itu.

Menteri Kesehatan  Budi Gunadi Sadikin mengakui, mutan Deltacron sudah menusup ke Indonesia. ’’Lebih parah atau tidak, kita masih pelajari. Tapi, yang jelas Deltacron sudah masuk selama sebulan dan tidak ada progresnya," ujarnya. Yang ditekankah oleh Menkes, apapun variannya, vaksin yang ada dan tindakan prokes standar (memakai masker dan menjauhi kerumunan), dapat mengurangi risiko tertular.

 

Penulis: Putut Trihusodo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari

 

 

Berita Populer