Indonesia.go.id - Masjid Raya Solo, Persahabatan dalam Jalinan 83 Kubah

Masjid Raya Solo, Persahabatan dalam Jalinan 83 Kubah

  • Administrator
  • Jumat, 18 November 2022 | 08:34 WIB
IKON KOTA
  Masjid hadiah dari Sheikh Muhammed bin Zayeth Al Nahyan kepada Jokowi tersebut menjadi simbol persahabatan UEA dan Indonesia. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Masjid Raya Sheikh Zayeth akan jadi ikon baru bagi Solo. Kedekatan Sheikh Mohammed bin Zayeth dengan Presiden Jokowi terjalin oleh semangat untuk tidak menjadi produsen bahan mentah.

Putra Mahkota Uni Emirat Arab Sheikh Muhammed bin Zayeth Al Nahyan adalah sahabat Presiden Jokowi. Keduanya berumur sebaya, sepemikiran, dan berhubungan dekat. Pada Senin pagi, 14 November 2022, kedua pemimpin itu kembali bertemu di Kota Solo. Pagi itu, sekira pukul 07.00 WIB, mereka telah diagendakan untuk menggelar kegiatan peresmian Masjid Raya Sheikh Zayeth Al Nahyan, di Kelurahan Gilingan, Banjarsari, Kota Solo.

Masjid megah dengan arsitektur campuran Moghul India, Persia, dan Maroko itu adalah hibah dari Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA), lewat Sheikh Muhammed bin Zayeth Al Nahyan. Tidak ada syarat tertentu. Presiden Jokowi memutuskan masjid tersebut dibangun di Solo di atas lahan seluas 3,2 ha.

Pembangunannya 18 bulan dengan kontraktor PT Waskita Karya (BUMN) dan anggarannya sekitar Rp300 miliar. Masjid Sheikh Zayeth Solo ini terdiri atas dua lantai dengan luas bangunan 8.000 m2.

Tempai ibadah itu memiliki empat menara, sebuah kubah utama yang tinggi menjulang, dan 82 kubah lain yang lebih kecil. Di kompleks masjid itu ada Islamic Center, yang di dalamnya ada madrasah, taman pelajaran Al-Qur’an (TPA), perpustakaan, dan pusat perdagangan produk halal.

Jangan ragukan keindahan dan kemegahan Masjid Sheikh Zayeth itu. Ia adalah replika dari Masjid Agung Sheikh Zayeth di Abu Dhabi dalam skala yang lebih kecil. Masjid Sheikh Zayeth di Abu Dhabi itu sendiri dirancang oleh satu tim arsitek Italia dan selesai dibangun pada 2007. Luasnya lebih dari 10 kali lipat yang di Solo.

Tak pelak lagi, Masjid Sheikh Zayeth Solo ini akan menjadi ikon baru Kota Bengawan itu, sekaligus destinasi wisata religius. Kapasitasnya 10.000 jemaah. Sebagian jemaah bisa melaksanakan salat di plaza terbuka yang terletak di antara bangunan utama dan teras masjid. Plaza luas itu berlantai marmer impor dari Italia, seperti masjid aslinya yang di Kota Abu Dhabi.

Sedianya Masjid Raya Sheikh Zayeth itu diresmikan pada 11 November 2022. Namun, rencana itu berubah, karena Presiden Jokowi berkeinginan meresmikannya bersama sang sahabat, Sheikh Mohammed bin Zayeth Al Nahyan, pada 17 November, sehari setelah KTT G20 di Nusa Dua, Bali, usai. Pangeran Mohammed bin Zayeth (MBZ) sendiri adalah tamu kehormatan di KTT G20 atas undangan Presiden Jokowi.

Sebagai pemegang Presidensi G20 Indonesia 2022, Presiden  Joko Widodo berhak mengundang kepala negara yang dianggap sesuai mendukung agenda G20. Maka, ada beberapa kepala negara yang diundang, antara lain, Pangeran MBZ dan Presiden Ukraina Volodymyr Zalenskyy (tidak hadir).

Peresmian Masjid Raya Solo pada 14 November itu berlangsung di sela-sela kesibukan Presiden terkait pelaksanaan KTT G20 di Bali.  Minggu siang (13/11/2022), ia masih berada di Phon Penh, Kamboja, mengikuti sidang KTT Asean 2022. Sementara itu, kehadirannya di Bali sudah ditunggu-tunggu, terkait kepemimpinannya di KTT G20 yang sudah akan segera memasuki acara puncak.

Maka, sore itu Presiden Jokowi bergegas terbang ke Bali. Setiba di Bandara Ngurah Rai, sejumlah pejabat tinggi melaporkan persiapan terakhir jelang KTT G20. Sesampai di hotel di Nusa Dua, ada beberapa pejabat yang harus ditemuinya. Setelah melewati malam yang pendek, selepas subuh, Presiden Jokowi terbang lagi ke Solo guna meresmikan Masjid Raya Sheikh Zayeth. Seusai acara, ia cepat terbang lagi ke Bali.

 

MBZ, MBS, dan Presiden Jokowi

Masjid Sheikh Zayeth Al Nahyan itu juga melambangkan kedekatan Presiden Joko Widodo dengan dunia Islam. Presiden Jokowi termasuk dekat dan bisa diterima di dunia Islam. Sepanjang delapan tahun menjabat, Presiden Jokowi tiga kali mengunjungi Kerajaan Arab Saudi dan Turki. Ia juga berkunjung ke Qatar, Iran, Pakistan, Bangladesh, bahkan ke negeri Afganistan pada 2018.

Uni Emirat Arab? Lima kali Presiden Jokowi ke Abu Dhabi, termasuk Mei 2022 ketika bertakziyah saat wafatnya Presiden UEA Sheikh Khalifa bin Zayeth Al Nahyan. Almarhum ialah abang kandung Pangeran MBZ. Situasi Itu mengambarkan kedekatan Presiden Jokowi dengan Putra Mahkota dari Abu Dhabi itu.

Tak heran bila di Abu Dhabi, nama Presiden Joko Widodo disematkan pada jalan raya dan sebuah masjid. Sebagai balasan, Presiden menamai jalan tol layang Cikampek-Jakarta dengan Jalan Sheikh Muhamed bin Zayeth atau Jalan MBZ.

Presiden Jokowi pun dikenal cukup dekat dengan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohamad bin Salman bin Abdul-Aziz Al Saud. Seperti halnya Pangeran dari UEA, Pangeran Mohamed bin Salman (MBS) dikenal sebagai pembaharu yang bertekad mendorong  negerinya bertransformasi dari budaya lamanya.

Pangeran MBS membebaskan perempuan Arab Saudi menyetir sendirian, tanpa didampingi muhrimnya. Ia juga mengizinkan adanya konser musik dan gedung bioskop beroperasi.

MBS dan MBZ juga menginginkan negerinya terbuka dan tumbuh menjadi negara industri, bukan hanya produsen minyak dan gas yang pasti akan habis. Infrastruktur ekonomi pun dibangun. Kini, siapa yang meragukan modernitas UEA dengan kemajuan di Abu Dhabi, Dubai, dan kota lainnya?

Seperti MBS, Sheikh MBZ juga pembaharu dalam hal hukum dan budaya. Tidak ada lagi hukuman rajam, lempar batu sampai mati. Cadar bagi perempuan ialah pilihan bukan kewajiban. Pangeran ganteng ini juga merelaksasi peredaran minuman beralkohol.

Dalam isu ekonomi dan politik, MBS, MBZ, dan Jokowi itu mirip satu sama lain. Ketiganya bertekad menjadikan negerinya sebagai negeri industri maju, terbuka, kompetitif dan mandiri. Mereka tak mengharamkan lalu lintas modal antarnegara. Pergaulan internasional harus luas, luwes, dan bisa saling menguntungkan.

Presiden Jokowi diterima oleh negara-negara Islam. Hubungan dengan Mesir dan Pakistan masih terus hangat. Neraca perdagangan meningkat. Presiden Jokowi pun membantu Palestina secara politik maupun ekonomi.

 

Penulis: Putut Trihusodo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari