Indonesia.go.id - Air sebagai Prioritas Utama Pembangunan di Indonesia

Air sebagai Prioritas Utama Pembangunan di Indonesia

  • Administrator
  • Minggu, 9 April 2023 | 16:24 WIB
INFRASTRUKTUR
  Kementerian PUPR mengundang partisipasi pihak swasta dalam pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM) melalui pendanaan alternatif seperti public private partnership atau kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU). KEMENPUPR
Indonesia telah menyelaraskan target SDGs demi mewujudkan 100 persen akses air minum dan sanitasi. Capaian cakupan layanan air minum telah mencapai 91,05 persen dan peningkatan akses sanitasi 80,92 persen.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, upaya Indonesia untuk menyediakan akses air minum dan sanitasi layak bagi seluruh masyarakat menghadapi berbagai tantangan besar. Mulai dari urbanisasi, perubahan iklim, kelangkaan air pada waktu dan wilayah tertentu, keterbatasan fiskal daerah, hingga pandemi Covid-19, yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun.

“Saat ini, Pemerintah Indonesia telah menyelaraskan target SDGs dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, untuk mewujudkan 100% akses air minum dan sanitasi. Kini, capaian cakupan layanan air minum telah mencapai 91,05% dan peningkatan akses sanitasi sebesar 80,92%,” kata Menteri Basuki, pada side event “Sanitation and Water for All (SWA): Justice Begins Here – With Accountability”.

Kegiatan yang dihadiri oleh CEO SWA Catarina de Alburqueque itu merupakan side event dari rangkaian acara UN 2023 Water Conference, yang berlangsung pada 22 Maret 2023 di New York, Amerika Serikat.

SWA merupakan kemitraan global antara pemerintah, donor, organisasi masyarakat sipil, dan mitra pembangunan lainnya, yang bekerja sama untuk melakukan koordinasi tingkat tinggi. Organisasi itu merupakan kemitraan multi-stakeholder pemerintah dan mitra mereka dari masyarakat sipil, sektor swasta, badan-badan PBB, lembaga penelitian dan pembelajaran, serta komunitas filantropis.

Menurut Menteri Basuki, untuk mencapai target tersebut Pemerintah Indonesia melalui Kementerian PUPR telah melakukan berbagai upaya percepatan. Misalnya, pembangunan prasarana penyedia air minum dengan memanfaatkan 61 bendungan baru untuk meningkatkan kapasitas pelayanan air.

Kemudian, pembangunan prasarana penyedia air minum untuk mendukung kawasan prioritas nasional, seperti Kawasan Pariwisata di Kalidendeng dan Labuan Bajo, serta Kawasan Industri di Batang.

Kementerian PUPR juga berupaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam bidang water supply management dengan mengembangkan program magister spesial yang bekerja sama dengan universitas mitra. Lalu, integrasi pelayanan sanitasi dengan mengkombinasikan sistem on-site dan off-site, atau sanitasi inklusif bagi seluruh wilayah demi memastikan penyediaan layanan air minum dapat diakses oleh seluruh masyarakat.

“Melibatkan masyarakat, Kementerian PUPR melalui Program Penyediaan Air Minum (Pamsimas) dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) sejak 2008 hingga 2022, telah berhasil mendukung penyediaan air bersih dan sanitasi di 37 ribu desa yang tersebar di 408 kabupaten dan kota,” jelas Menteri Basuki.

Dalam menanggapi transformasi digital dan peningkatan kinerja penyediaan air bersih oleh PDAM, Pemerintah Indonesia telah melakukan inovasi teknologi seperti penerapan supervisory control and data acquisition (SCADA), serta teknologi pengelolaan sampah melalui konversi sampah menjadi energi.

Yang terakhir, untuk mengatasi keterbatasan dana, Kementerian PUPR juga mengundang partisipasi pihak swasta dalam pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM) melalui pendanaan alternatif seperti public private partnership atau kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU).

“Konferensi ini merupakan tonggak sejarah bagi kita dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya air dalam kehidupan yang juga akan dibahas lebih lanjut dalam agenda World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali, Indonesia. WWF akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan lintas negara untuk berdiskusi, berbagi pengetahuan dan pengalaman, serta melahirkan ide-ide konkret dan pemikiran inovatif dalam menjawab isu dan permasalahan terkini dalam pengelolaan sumber daya air,” paparnya.

Menteri Basuki juga berharap akan terjalin kolaborasi dan kerja sama antarnegara dalam mengatasi berbagai permasalahan global, termasuk soal air minum dan sanitasi.

“Melalui forum ini, Indonesia juga dapat berbagi pengalaman, tantangan, dan praktik baik, termasuk potensi kerja sama dalam penggunaan dan pengelolaan sumber daya air, sehingga dapat menciptakan penghidupan yang layak huni dan inklusif bagi masyarakat Indonesia dan dunia,” tandas Menteri Basuki.

 

Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari