Indonesia.go.id - Smelter Baru Freeport Indonesia di Gresik, Babak Baru Industri Pertambangan

Smelter Baru Freeport Indonesia di Gresik, Babak Baru Industri Pertambangan

  • Administrator
  • Kamis, 18 Juli 2024 | 07:27 WIB
PERTAMBANGAN
  Pekerja mengawasi proses bongkar muat konsentrat tembaga di Smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated and Industrial Port Estate (KEK JIIPE), Gresik, Jawa Timur, Jumat (21/6/2024). ANTARA FOTO/ Rizal Hanafi
Industri pertambangan Indonesia memasuki babak baru dengan beroperasinya smelter PT Freeport Indonesia di Gresik bulan ini. Smelter ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produk tembaga di dalam negeri.

Industri pertambangan Indonesia kini memasuki babak baru dengan akan beroperasinya smelter milik PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus, Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur bulan ini.

Smelter Freeport Indonesia itu akan menerima pengiriman perdana konsentrat tembaga dari Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Konsentrat tembaga itu diangkut menggunakan Kapal Mother Vessel (MV) Unitama Lily dari pelabuhan Amamapare, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, ke pelabuhan smelter PT Freeport Indonesia di JIIPE, Gresik, Jawa Timur, Jumat (22/6/2024).

Kapal itu membawa 22.000 ton konsentrat tembaga. Dari total konsentrat itu, sebanyak 10.000 ton dimurnikan di smelter pertama PTFI yaitu PT Smelting dan 12.000 ton menjadi pasokan utama smelter baru PTFI yang beroperasi bulan ini. Selanjutnya konsentrat dipindahkan dan ditempatkan dalam Concentrate Barn sebelum diproses lebih lanjut di Flash Smelting Furnace (FSF).

Secara garis besar terdapat tiga proses yang harus dilalui konsentrat sebelum menjadi lembaran katoda tembaga, yakni proses material handling konsentrat, proses peleburan di furnace dan pemurnian di electrorefinery.

Seperti diketahui smelter konsentrat tembaga Freeport itu akan diresmikan pada pekan depan. "Minggu depan kita akan coba resmikan itu, semua sudah berfungsi baik dari load-nya, conveyor, gudang desalination, oxy plant. Dan beberapa hari ke depan keep up furnish dan siap beroperasi," ungkap Presiden Direktur PTFI Tony Wenas, Sabtu (22/6/2024).

Tony menegaskan, bahwa pembangunan smelter konsentrat tembaga ini sudah sesuai dengan timeline yang sudah dirancang perusahaan dan disetujui oleh pemerintah.

Sebagaimana diketahui, pabrik tembaga ini merupakan proyek smelter kedua milik PTFI. Smelter ini dibangun sejak Oktober 2021 dengan kapasitas peleburan konsentrat tembaga sebesar 1,7 juta ton per tahun dan menghasilkan sebanyak 600.000 katoda tembaga per tahun.

Smelter ini didaulat menjadi smelter single line terbesar di dunia. Untuk diketahui, pembangunan smelter ini merupakan mandat Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) PTFI.

Smelter dilengkapi Unit Pemurnian Logam Mulia, Unit Oksigen, Unit Asam Sulfat dan Unit Desalinasi serta Unit Effluent and Waste Water Treatment Plant untuk mendukung pemanfaatan maksimal bahan baku, produk samping maupun limbah agar dapat mencapai high efficiency smelting and refining process.

Saat ini konsentrat hasil produksi PTFI sebesar 60% diekspor dan sisanya 40 persen dimurnikan di dalam negeri melalui PT Smelting di Gresik, Jawa Timur, menjadi katoda tembaga. Namun lumpur anodanya yang mengandung emas dan perak masih diekspor.

Seiring dengan akan beroperasinya smelter kedua PTFI, pemurnian lumpur anoda 100% akan dilakukan di dalam negeri. PTFI telah menanamkan investasi hingga USD3,1 miliar atau setara Rp48 triliun per akhir Desember 2023. Ini merupakan smelter kedua PTFI. Smelter pertama dibangun pada 1996 dan dikelola oleh PT Smelting.

 

Single Line Terbesar

Smelter tembaga dengan single line design terbesar di dunia ini nantinya mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta ton dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun.

Produk utama smelter adalah katoda tembaga, emas dan perak murni batangan, serta platinum group metal (PGM). Produk samping antara lain asam sulfat, gipsum, dan timbal. Tony mengaku telah secara aktif mempromosikan tambahan produksi tembaga dari smelter Gresik ke pelanggan Freeport Indonesia.

Dalam rangka pengembangan lebih lanjut kawasan itu, Tony mengajak pelanggan Freeport Indonesia untuk membangun pabrik di Gresik. Menurut dia, telah ada pabrik yang langsung menyerap hasil produksi smelter di Gresik setelah beroperasi nanti. Pabrik tersebut berlokasi di Gresik dan merupakan hasil investasi dari Tiongkok.

"Akan ada perusahaan Tiongkok yang memproduksi lembaran tembaga dan membutuhkan 100.000 ton katoda tembaga per tahun," ujarnya.

Yang jelas, dengan tuntasnya proyek smelter tersebut menjadi bukti percepatan program hilirisasi produk pertambangan. Sekaligus sebagai komitmen BUMN dengan para investor raksasa konsorsium Amerika Serikat dan Jepang untuk terus berekspansi produk turunan tambang mineral di tanah air.

Ketika meresmikan ekspansi PT Smelting di kawasan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) Gresik, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menilai ekspansi PTFI itu tak hanya meningkatkan kapasitas produksi anoda dan katoda tembaga tetapi juga nilai tambah di Indonesia.

“Kapasitas untuk produksi anoda maupun katoda tembaga naik dari 1 juta ton per tahun menjadi 1,3 juta ton per tahun. Ini menunjukkan komitmen PT Freeport Indonesia yang bekerja sama dengan Mitsubishi untuk menghilirkan, membangun hilirisasi dengan ekspansi, sehingga nilai tambah itu ada di Indonesia,” ujar Presiden, Kamis (14/12/2023).

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari