Indonesia.go.id - Industri Kerajinan Tangan Indonesia Menembus Pasar Internasional

Industri Kerajinan Tangan Indonesia Menembus Pasar Internasional

  • Administrator
  • Senin, 29 Juli 2024 | 13:34 WIB
INDUSTRI KREATIF
  Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) memperlihatkan bahwa sektor kerajinam dari kayu dan batu terua imengalami pertumbuhan ekspor yang signifikan pada kuartal I-2024. ANTARA FOTO
Industri kerajinan tangan atau handicraft dan home décor Indonesia dari kayu dan batu alam terus bersinar meski tantangan global menghantui. Ekspor sektor ini tumbuh 8,15 persen pada kuartal I-2024, berkat permintaan tinggi dari pasar utama seperti Jepang dan Korea Selatan. Dukungan LPEI melalui program pelatihan dan business matching membantu UKM lokal bersaing di pasar global.

Industri handicraft dan home décor dari kayu dan batu alam Indonesia terus menunjukkan potensi yang cemerlang, meskipun dihadapkan pada tantangan ekonomi dan geopolitik global. Data terbaru dari Biro Pusat Statistik (BPS) dan analisis tim Economist Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) memperlihatkan bahwa sektor ini mengalami pertumbuhan ekspor yang signifikan pada kuartal I-2024.

Menurut laporan tersebut, nilai ekspor sektor ini mencapai USD35,76 juta, meningkat 8,15 persen secara tahunan (yoy) sepanjang Januari--Maret 2024. Pertumbuhan itu didorong kenaikan harga dan peningkatan permintaan dari pasar utama, termasuk Jepang, Korea Selatan, Jerman, Belanda, dan Papua Nugini.

LPEI atau Indonesia Eximbank terus berupaya meningkatkan kapasitas Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Indonesia agar dapat bersaing di pasar global melalui berbagai program. Salah satunya adalah Coaching Program for New Exporter (CPNE), yang bertujuan untuk membantu UKM berorientasi ekspor dalam mengembangkan usahanya melalui pelatihan, pendampingan, dan business matching.

Direktur Pelaksana Pengembangan Bisnis LPEI Maqin U Norhadi, menegaskan bahwa LPEI mendukung UKM dengan berbagai program jasa konsultasi, pembiayaan, penjaminan, dan asuransi. "Program jasa konsultasi menyediakan pelatihan, pendampingan, dan business matching untuk mendukung pelaku usaha berorientasi ekspor sehingga mampu meningkatkan kualitas produknya dan dapat bersaing di pasar global," ujar Maqin dalam siaran persnya, Selasa (16/7/ 2024).

LPEI berkomitmen untuk membantu produk lokal Indonesia menembus pasar internasional. Melalui program-program seperti CPNE, Desa Devisa, dan business matching, LPEI tidak hanya memberikan bantuan finansial tetapi juga membekali para pelaku usaha dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk bersaing di pasar global.

 

Khusus Ekspor

Untuk memperkuat daya saing produk Indonesia di kancah internasional, LPEI tengah menyiapkan sebuah marketplace khusus. Marketplace ini dirancang sebagai sarana edukasi ekspor, layanan informasi, inkubasi, peningkatan kapasitas, serta tempat bertemunya penjual dan pembeli (business matching).

Marketplace ini diharapkan menjadi ekosistem terpadu yang memfasilitasi berbagai aspek ekspor, dari pengembangan produk hingga pemasaran dan sertifikasi. Dengan akses ke data akurat dan analisis pasar mendalam, UKM diharapkan dapat merumuskan strategi ekspor yang lebih efektif dan efisien.

Maqin U Norhadi menambahkan, "Kemudahan dan ketersediaan pelayanan yang lengkap pada marketplace itu diharapkan dapat mendorong pelaku usaha berorientasi ekspor untuk berani mendunia."

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, menekankan pentingnya pengembangan UMKM agar naik kelas dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional. Sektor UMKM saat ini memberikan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61 persen atau setara Rp9.580 triliun, serta menyerap 97 persen tenaga kerja dari total tenaga kerja nasional.

Indonesia memiliki 65,5 juta UMKM, yang jumlahnya mencapai 99 persen dari keseluruhan unit usaha. Airlangga mengungkapkan, "Di setiap periode krisis, UMKM menjadi bantalan yang resilien dan bisa pulih dengan cepat. Oleh karena itu, pengembangan UMKM merupakan hal yang necessary condition untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih tinggi."

Oleh karena itu, pemerintah juga terus mendorong pembiayaan bagi UMKM melalui berbagai program, mulai dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga murah hingga pembiayaan ultra mikro menggunakan pendanaan APBN dan dana bergulir. Selain itu, pembiayaan syariah juga disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro (LKM).

"Agar penyaluran pembiayaan UMKM dapat berjalan optimal, pemerintah tengah mengintegrasikan program-program yang sudah ada, baik di hulu maupun hilir. Diharapkan, ekosistem pembiayaan yang terintegrasi dapat mendorong lebih banyak UMKM yang naik kelas dan go export," ujar Airlangga menambahkan.

Dengan dukungan yang kuat dari LPEI dan pemerintah, diharapkan lebih banyak pelaku usaha berorientasi ekspor yang berani mengambil langkah mendunia, sehingga mampu berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

 

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari