Misa akbar bakal diikuti oleh 86.000 umat Katolik dari seluruh tanah air dan rencananya dimulai pada 4 September 2024 pukul 17.00 WIB serta berlangsung selama 1,5 jam.
Umat Katolik Indonesia tengah menghitung hari menjelang kunjungan bersejarah Paus Fransiskus pada 3 September 2024. Pemimpin 1,2 miliar umat Katolik global itu melakukan perjalanan keagamaan sekaligus kenegaraan atau apostolik ke Indonesia pada 3--6 September 2024.
Salah satu agenda Paus bernama asli Jorge Mario Bergoglio itu adalah memimpin misa akbar di Kompleks Gelora Bung Karno pada 5 September 2024. Kegiatan dimulai sekitar pukul 17.00 WIB dan bakal dihadiri oleh 86.000 umat Katolik. Misa akbar bakal diikuti oleh 86.000 umat Katolik dari seluruh tanah air dan rencananya dimulai pada pukul 17.00 WIB serta berlangsung selama 1,5 jam.
Demikian dikatakan Juru Bicara Panitia Kunjungan Paus Fransiskus Romo Thomas Ulun Ismoyo, dalam diskusi daring Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) "Forum Merdeka Barat 9" yang diadakan di Jakarta, Senin (26/8/2024). Dia juga menjelaskan, misa digelar di dua stadion sekaligus, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) dan Stadion Madya.
Kedua stadion hanya berjarak sekitar 100 meter. Ada sebanyak 60.000 umat Katolik bakal memadati SUGBK dan sekitar 26.000 orang lainnya di Stadion Madya. Romo Thomas menyatakan, bisa jadi ini adalah pertama kalinya dalam sebuah kunjungan apostolik Paus ke suatu negara, misa akbar digelar sekaligus di dua stadion besar.
"Stadion Madya yang letaknya di sisi samping Stadion Utama Gelora Bung Karno akan diisi oleh komunitas pendidikan utamanya anak-anak sekolah. Jadi totalnya ada sekitar 86.000 orang mengikuti misa agung," jelasnya.
Demi kelancaran acara, pihaknya mengerahkan sebanyak 470 pastur di SUGBK dan 232 pastur lainnya di Stadion Madya. Setiba di SUGBK, Paus Fransiskus akan berkeliling stadion memakai kendaraan khusus yang dikenal sebagai popemobile atau mobil Paus warna putih untuk menyapa umatnya.
Hal serupa dilakukan pula oleh Paus Fransiskus di Stadion Madya. Selanjutnya, Paus memimpin ibadah dan doa bersama. Panitia, kata Romo Thomas, telah menyiapkan saluran khusus untuk menyiarkan langsung (livestreaming) misa agung melalui platform media sosial bagi umat Katolik yang tidak dapat hadir ke stadion.
Umat yang akan hadir juga diimbau agar mengikuti acara dengan tertib dan mematuhi semua petunjuk yang telah ditetapkan oleh pihak panitia. Dia menyebutkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) lantaran Paus merupakan pemimpin negara dan Takhta Suci Vatikan. "Ini memang peristiwa misa di mana kita berdoa kepada Tuhan. Tetapi misa itu dipimpin oleh pemimpin agama Katolik dan pemimpin negara. Makanya ada kaitannya dengan aspek keamanan yang harus kita perhatikan," ujarnya.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia menjadi momentum untuk menyuarakan pesan persatuan antarumat beragama menuju lebih baik, persaudaraan sejati, dan kebaikan untuk masyarakat. Romo Thomas menyebutkan, dalam setiap kunjungannya, Paus Fransiskus selalu menyelipkan pesan-pesan perdamaian dan persatuan, bukan saja bagi umat Katolik semata. Melainkan bagi seluruh komponen bangsa di negara tersebut lantaran Paus juga akan menggelar pertemuan dengan segenap pemuka agama di Indonesia. "Pemimpin agama di Indonesia memiliki peran yang signifikan karena memiliki umat dan pengaruh," ungkapnya.
Hal senada turut disampaikan oleh Duta Besar RI untuk Vatikan Michael Trias Kuncahyono yang menyatakan bahwa Paus Fransiskus sangat menekankan dan menjunjung tinggi persaudaraan dan telah menjadikan Indonesia sebagai contoh persaudaraan itu. Paus Fransiskus merupakan pemimpin Gereja-Gereja Katolik ke-266 dan selama 11 tahun memimpin telah berkunjung ke 65 negara dan Indonesia menjadi negara ke-66. Tercatat ada 184 negara di dunia menjalin hubungan dengan Takhta Suci Vatikan. "Indonesia dijadikan contoh karena memiliki Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dan memegang teguh gotong royong," jelas Trias seperti dikutip Antara.
Sementara itu, Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri Andy Rachmianto selaku Kepala Protokol Negara menjelaskan, Presiden Joko Widodo akan menerima Paus Fransiskus dalam suatu kunjungan kenegaraan di Istana Merdeka, Jakarta pada 4 September 2024 sekitar pukul 10.00 WIB. Andy dalam keterangannya di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (26/8/2024) mengatakan, Paus Fransiskus akan diperlakukan sebagai tamu negara sekaligus juga sebagai pemimpin umat khususnya umat Katolik.
"Sebagai tamu negara tentunya akan diadakan acara upacara resmi kenegaraan, akan diterima oleh Bapak Presiden di Istana Merdeka dan juga akan kegiatan di Istana Negara. Ada beberapa kegiatan lain yang melibatkan Paus Fransiskus seperti pertemuan dengan Imam Besar Masjid Istiqlal dan acara di Gereja Katedral," ucap Andy.
Seperti diketahui, Indonesia menjadi negara pertama yang akan dikunjungi Paus Fransiskus dalam lawatan apostoliknya selama 11 hari atau pada 3--13 September 2024 ke kawasan Asia Pasifik. Paus Fransiskus menjadi pemimpin umat Katolik ketiga yang mengunjungi Indonesia seelah sebelumnya kegiatan serupa dilakukan oleh Paus Paulus IV pada 1970 dan 1989 tatkala Gereja Katolik Roma dipimpin oleh Paus Yohanes Paulus II.
Selain Indonesia, Bapa Suci berusia 87 tahun dan telah 11 tahun memimpin Takhta Suci Vatikan tersebut dalam lawatannya ke luar negeri untuk ke-43 kalinya itu akan menyinggahi Port Moresby dan Vanimo di Papua Nugini pada 6--9 September 2024 serta Dili, Timor Leste (9--11 September 2024). Singapura akan menutup perjalanan apostolik Paus Fransiskus ke Asia Pasifik, yaitu pada 11 hingga 13 September 2024.
Mengutip akun media sosial Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Kementerian Agama, Paus asal Argentina kelahiran 17 Desember 1936 itu meninggalkan Bandar Udara (Bandara) Internasional Fiumicino Roma menuju Jakarta pada 2 September 2024 pukul 17.15 waktu Roma. Bapa Suci diperkirakan tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang pada 3 September 2024 pukul 11.30 WIB. Selamat datang di Indonesia, Bapa Suci.
Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari